15. Menginap di Istana negara

Bujang berharap setelah memeluk Firda dia akan bisa tidur nyenyak, tapi justru sebaliknya. Dia makin tersiksa, muna kalau Bujang nggak kepengen.

Lebih dari tiga puluh tahun tidur sendirian, pria dewasa yang sehat dan normal, sekarang ada gadis belia yang sangat menggoda kelelakiannya tidur di sebelahnya.

Mereka suami istri, ngapain saja boleh, dapat pahala lagi, masak Bujang nggak kepengen? Bohooong.

Dia ingin lebih dari sekedar membuat mahakarya di bagian tubuh Firda yang tertutup, tapi Firda-nya malah semakin nyenyak tidur di pelukannya.

Apa Firda di buat pingsan aja ya? Eh, tapi mana seru, kaya' nidurin mayat dong. Ih sereem.

" Fir, bangun dong! Abang...." Bujang nggak sanggup meneruskan kata-katanya, dia malu.

Ini baru malam ketiga dia jadi suami Firda, masa' langsung minta jatah. Kelihatan sekali kalau sudah kepengennya, jaim Bang, jaim! Ntar kalau sudah un boxing baru, walaupun Firda tidur ya hajar saja! Haish, tau sendiri lah.

Bujang yang gelisah, dan Firda yang tidur dengan nyenyak tanpa sengaja menendang sesuatu yang membuat Bujang meringis ngilu.

"Ya Allah...Firdaaa...Kamu ini mimpi apa sih? Itu untuk di elus, bukan di tendang. Fir, bangun!" Bujang mengguncang bahu Firda pelan sambil mengerang menahan sakit.

"Sudah pagi ya, Bang? Perasaan baru tidur, apa paginya nggak bisa dilamakan lagi?" Firda bangun sambil menguap, Bujang segera menarik tangannya.

"Masih malam, Fir. Abang membangunkan kamu karena kamu sudah menendang punya Abang, sakit tau nggak?" Bujang masih memegangi sesuatu diantara dua pahanya.

"Hah? Aku tendang? coba lihat! Bengkak nggak?"

Bujang jadi speechless, apa dia salah membangunkan Firda ya? Seluruh nyawanya pasti belum terkumpul, masak dia mau melihat punya Bujang.

"Bang, coba sini aku lihat! Jangan di tutupi gitu!" Firda sudah meraih tangan Bujang agar jangan terus memegangi miliknya.

Rasa ngilu bercampur sakit karena tendangan lutut dari Firda sudah tidak terasa lagi karena ucapan ambigu Firda.

"Kamu yakin mau lihat?"

"Iya."

"Kamu nggak takut?"

"Nggak lah, kenapa musti takut. Kepengen malah, sebesar apa sih bengkaknya."

Bujang semakin melongo, memangnya Firda sudah pernah lihat? Punya siapa? Wah, gawat nih. Jangan-jangan Firda sering nonton film orang yang tidak pakai baju, bisa bahaya nih kalau nanti dibanding-bandingkan punya dia dengan milik orang lain yang ditontonnya.

Kalau beda ukuran bagaimana?

Secara kalau yang di jadikan pelakon film pastinya kan dia punya ukuran jumbo, sementara punya Bujang ukuran kebanyakan. Standar, eh.

Memang pernah di ukur, Bang.

"Fir, jangan! Belum waktunya, nanti kamu terkejut lho."

"Ish, jadi kapan waktunya? Nunggu kempes? Buat apa? Aku justru ingin lihat sebesar apa bengkaknya, mau di obati nggak?"

Duh, Bujang jadi bingung, sebenarnya Firda ini ngerti nggak sih yang dibicarakan itu apa? Masak dia nggak ada malu-malunya mau lihat punya Bujang, padahal sebagian perempuan yang baru menikah kan masih malu lihat yang begituan. Beda dengan yang sudah berumah tangga beberapa tahun, kalau nggak pegang dulu nggak bakalan bisa tidur.

Hiaaaa.... Itu kan celotehan nakal emak-emak kalau lagi ngerumpi menjelang senja di teras rumah tetangga.

"Pokoknya besar."

"Dari tadi bilangnya bengkak, besar tapi mana buktinya?" bibir Firda mulai tersenyum kecil, sepertinya nyawanya sudah terkumpul semua. Apalagi melihat tangan Bujang masih berada di posisi yang sangat strategis, pikiran Firda sudah traveling kemana-mana.

Bujang langsung menjentik jidatnya.

"Malu Abang yang besar, anak nakal. Masih bocah sudah mesum. Ayolah tidur! Nanti kalau Abang beneran minta hak Abang, kamu nolak dengan alasan masih takut, klise!" omel Bujang kembali membaringkan tubuhnya.

Tendangan Firda tadi sukses membuat titik didih yang sudah meninggi kembali ke angka normal.

"Ish, memang aku masih takut kok Bang, takut nggak jadi. " ujarnya terkikik menarik selimut menutupi seluruh badannya.

...******...

Bagas mengeluarkan sepeda motornya dari dalam garasi, kedua matanya sedikit terkejut melihat dua gadis nakal sudah senyum-senyum nggak jelas di halaman rumah orang tuanya.

"Ngapain pagi-pagi sudah bertandang ke rumah orang? Mau numpang sarapan?" tanyanya galak

Sebenarnya Bagas itu nggak galak. Orangnya baik malah.

Tuh buktinya sama Bujang! Sudah ketahuan kalau Firda nggak hamil, bisa saja kan dia mengatakan pernikahan di batalkan? Ini nggak. Secara adiknya kan masih kinyis-kinyis, nah Bujang...Tapi Bagas nggak melakukan itu, justru dia yang menyarankan agar diadakan pernikahan ulang sekaligus resepsi biar semua orang tahu.

Tapi entah kenapa, kepada Gita dan Sisil dia sedikit garang. Itu karena kalau sudah ketiganya berkumpul, pikiran mereka menjadi dangkal dan menganggap semua hanya untuk bersenang-senang dan keisengan semata. Sungguh membuat kesal, rasa ingin mengirim ke tiganya ke planet Pluto.

Apalagi kalau sudah ngobrol, seperti pasar malam saking ramainya.

"Jangan galak-galak, Bang! Ntar jatuh cinta pada kami berdua, Abang bingung milih yang mana. Secara kami berdua nggak mau tuh berbagi hati, apalagi berbagi raga. Berbagi udara saja sebenarnya juga berat sih, seperti kata Dylan...Rindu itu berat." ucap Sisil terkekeh, Gita sampai menepuk jidatnya. Bagas cuma bisa berdecih.

Bagaiman Firda nggak salah pergaulan? Lah temannya aneh, pagi-pagi bukannya sarapan nasi goreng atau lauk dingin sisa kemarin. Ini malah nelen sendok nih bocah.

Bagas acuh, jika dilayani kedua gadis absurd itu dia bisa telat sampai ke kantor.

"Bang, mau kemana?" Gita menahan stang sepeda motor milik Bagas.

"Mau ngojek, kenapa? Mau numpang?"

Bagas masih dalam mode galak

"Ngojek di hatiku aja, Bang! Ntar aku bayar dengan sejuta cinta dan kasih sayang."

Ckckck...Gita sama Sisil nggak ada malunya.

Bagas tidak menggubris rayuan receh kedua gadis itu, apalagi ketika ekor mata sudah melihat Raka yang berjalan cepat ke arahnya agar bisa berangkat bareng. Bagas langsung memutar kunci kontak motor miliknya.

Merasa mendapatkan reaksi yang dingin dari Bagas, kedua gadis itu beralih kepada Raka.

"Ka, kak Firda masih di dalam kan?"

Raka melirik ke arah Bagas lewat kaca spion motor, terlihat Bagas menggeleng pelan agar jangan mengatakan apa-apa.

Malam tadi Firda mengatakan kalau kedua temannya belum tahu jika dia sudah menikah, jadi biarkan saja Firda yang akan mengatakan pada keduanya.

"Kak Firda nggak ada di rumah, Kak."

"Kemana?" tanya Gita dan Sisil kompak.

"Dia menginap di istana negara," jawab Raka asal, Bagas sampai tersenyum sambil buang muka mendengar jawaban adik bungsunya.

Duh, manis bener senyumnya Bagas. Untungnya tadi belum sempat minum teh manis, kalau enggak bisa di semutin.

Belum sempat Gita dan Sisil bertanya lebih lanjut, Bagas sudah melajukan sepeda motornya meninggalkan halaman rumah.

Kedua gadis itu masih saling berhadapan dengan wajah yang bingung.

"Menginap di istana negara? Memangnya kalau mau diangkat jadi menteri, harus nginap ya, Sil?"

"Mungkin, biar nggak telat waktu pelantikan. Eh, memang Firda mau diangkat jadi menteri apa?" Sisil mendadak Oneng.

"Mana ku tahu, kita tanya ke dalam yuk!" Sisil sudah menarik tangan Gita, tapi Gita-nya nggak mau.

"Kita ke kampus saja, toh tujuan kita kesini pagi-pagi kan pengen melihat calon suami masa depan mencari nafkah. Jadi sekarang let's go!"

Sisil menoleh ke arah pintu rumah Firda yang masih terbuka, terlihat ayahnya Firda yang tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya mendengar dan melihat tingkah nyeleneh kedua teman putrinya.

...*****...

Firda memenuhi janjinya, setelah Sholat subuh tadi dia membantu Umi mengerjakan pekerjaan rumah. Menyapu dan mengepel lantai, Abah dan Bujang menyapu halaman.

Setelah rumah bersih dan kinclong, Firda di minta segera mandi agar tidak terlambat sampai di kampus.

Bujang sendiri sudah duduk di beranda bersama Abah membicarakan tentang rencana pernikahan dirinya dengan Firda sesuai apa yang orang tua Firda serta yang Bagas katakan tadi malam.

"Bang, antarkan aku ke rumah sakit!" pinta Firda berdiri di depan pintu dengan wajah yang cemas.

"Ngapain? Kamu sakit?" Bujang langsung bangun dari duduknya, meletakkan punggung tangannya di dahi Firda.

"Enggak."

"Terus."

"Alerginya semakin banyak, sekarang sudah sampai..." Firda meringis malu menatap Abah yang juga menunggu kelanjutan ucapan dari mulut Firda.

Sebelum Abah akan bertanya alergi kenapa, Bujang sudah menarik tangan Firda untuk masuk ke dalam rumah.

...****************...

Terpopuler

Comments

Magda Nuraini Nursyirwan

Magda Nuraini Nursyirwan

Bwahahahaha ke istana negara Thof😄🤣

2024-03-04

0

Gagas Permadi

Gagas Permadi

beneran ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-27

0

Tieny Roesmiasih

Tieny Roesmiasih

begitu liat langsung stepp dah 🤣🤣🤣

2023-01-21

2

lihat semua
Episodes
1 1.TANTANGAN
2 2. Senjata Makan Tuan
3 3. Menuai Badai
4 4. Bagaikan Mimpi
5 5. RATU DRAMA
6 6. Dunia Mereka yang Punya
7 7. Do'a Terbaik
8 8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9 9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10 10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11 11. Mencuri milik Sendiri
12 12. Lupa Alamat Pulang
13 13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14 14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15 15. Menginap di Istana negara
16 16. Berterus Terang
17 17. Apakah itu Mimpi?
18 18. Gangguan dari Abah
19 19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20 20. Gagal Romantis
21 21. Praktek Ilmu
22 22. Mal Praktek
23 23. Permintaan Mawar
24 24. Sudah Masuk lagi.
25 25. Ikan Sapu-sapu
26 26. Gangguan
27 27. Menjual Mimpi Manis
28 28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29 29. Ayam Kampus
30 30. Fitnah
31 31. Satu Rumah Dua Cinta
32 32. Penjelasan Yang Tersirat
33 33. Cuma Cinta Semu
34 34. Teman Makan Kawan
35 35. Senam Bibir
36 36. Menantang
37 37. Kalem-kalem Buaya
38 38. Bersembunyi
39 39. Pagar Bambu
40 40. Cukup sekali
41 41. Bang Napi
42 42. Pesan Ayah.
43 43. Nggak jelas
44 Bab. 44
45 44. Terlalu Sempurna
46 45. Tidak Mau Dimadu
47 46. Tidak Percaya Diri
48 47. Konsultasi Cinta
49 48. Pahit
50 49. Kejutan
51 50. Merajuk
52 51. Rayuan
53 52. Kebingungan.
54 53. Saran dari Bagas
55 54. Gombalan Jadul
56 55. Pengharapan
57 56. Ingin Mengulang kisah
58 57. Sudut pandang
59 58. Cuma ada kamu.
60 59. Keisengan Firda
61 60. Besok saja!
62 61. Tidak mau Kalah
63 62. Kucing, dong!
64 63. Noah galau
65 64. Menginginkan Sate kerang
66 65. Imajinasi
67 66. Latah
68 67. Lebih Manis
69 68. Gara-gara Firda
70 69. Syakila pingsan
71 70. Pura-pura Pingsan
72 71. Terlanjur sayang
73 72. Menolak
74 73. Tawaran Abah
75 74. Kelahiran Ali.
76 75. Kangen
77 76. Tidak Jadi
78 77. Ditelan bulat-bulat
79 78. Calon Besan
80 79. Ngambek
81 80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82 Bab. 82 ( Season 2 )
83 Bab. 83 ( Season, 2 )
84 Bab, 84 [ Season 2 ]
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1.TANTANGAN
2
2. Senjata Makan Tuan
3
3. Menuai Badai
4
4. Bagaikan Mimpi
5
5. RATU DRAMA
6
6. Dunia Mereka yang Punya
7
7. Do'a Terbaik
8
8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9
9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10
10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11
11. Mencuri milik Sendiri
12
12. Lupa Alamat Pulang
13
13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14
14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15
15. Menginap di Istana negara
16
16. Berterus Terang
17
17. Apakah itu Mimpi?
18
18. Gangguan dari Abah
19
19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20
20. Gagal Romantis
21
21. Praktek Ilmu
22
22. Mal Praktek
23
23. Permintaan Mawar
24
24. Sudah Masuk lagi.
25
25. Ikan Sapu-sapu
26
26. Gangguan
27
27. Menjual Mimpi Manis
28
28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29
29. Ayam Kampus
30
30. Fitnah
31
31. Satu Rumah Dua Cinta
32
32. Penjelasan Yang Tersirat
33
33. Cuma Cinta Semu
34
34. Teman Makan Kawan
35
35. Senam Bibir
36
36. Menantang
37
37. Kalem-kalem Buaya
38
38. Bersembunyi
39
39. Pagar Bambu
40
40. Cukup sekali
41
41. Bang Napi
42
42. Pesan Ayah.
43
43. Nggak jelas
44
Bab. 44
45
44. Terlalu Sempurna
46
45. Tidak Mau Dimadu
47
46. Tidak Percaya Diri
48
47. Konsultasi Cinta
49
48. Pahit
50
49. Kejutan
51
50. Merajuk
52
51. Rayuan
53
52. Kebingungan.
54
53. Saran dari Bagas
55
54. Gombalan Jadul
56
55. Pengharapan
57
56. Ingin Mengulang kisah
58
57. Sudut pandang
59
58. Cuma ada kamu.
60
59. Keisengan Firda
61
60. Besok saja!
62
61. Tidak mau Kalah
63
62. Kucing, dong!
64
63. Noah galau
65
64. Menginginkan Sate kerang
66
65. Imajinasi
67
66. Latah
68
67. Lebih Manis
69
68. Gara-gara Firda
70
69. Syakila pingsan
71
70. Pura-pura Pingsan
72
71. Terlanjur sayang
73
72. Menolak
74
73. Tawaran Abah
75
74. Kelahiran Ali.
76
75. Kangen
77
76. Tidak Jadi
78
77. Ditelan bulat-bulat
79
78. Calon Besan
80
79. Ngambek
81
80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82
Bab. 82 ( Season 2 )
83
Bab. 83 ( Season, 2 )
84
Bab, 84 [ Season 2 ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!