14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab

"Ponsel ini milik Abang, Firda sayang. Anggap saja sebagai ganti rugi Abang sudah keluar duit banyak kemarin itu, kita mau pesta lagi dan Abang harus mengeluarkan dana lagi. Sepertinya bisa untuk nambah-nambah biaya, iya nggak, Yah?"

Ayah Deni tertawa kecil, bagaimana dia tidak ikhlas menyerahkan Firda pada pria dewasa itu. Bujang tidak pura-pura manis di depannya, dia juga bisa menyelesaikan masalah tanpa harus mempermalukan keluarganya akibat ulah putrinya sendiri.

Raka cepat-cepat menyembunyikan ponsel milik Firda yang diberikan padanya kemarin di belakang punggungnya, lalu anak remaja itu berdiri di belakang punggung Bagas.

"Maaf, Kak! Barang yang sudah diberikan tidak boleh diminta kembali, ibarat kata jangan menjilat ludah sendiri. Iya nggak, Bang?" ucapnya menowel bahu Bagas.

"Hmm, nggak penting ponsel bagus atau tidak, yang utama ada kuotanya atau tidak? Jangan numpang hotspot terus! Memalukan, nggak modal." cibir Bagas membuat Firda semakin cemberut.

"Yah, kalau nanti pesta, kan ada amplopnya tuh. Boleh dong Firda minta untuk..."

Belum sempat Firda meneruskan ucapannya, ibunya sudah membungkam mulut Firda dengan telapak tangan.

"Nggak boleh mengharapkan seperti itu, Firda! Pesta pernikahan bukan sebagai ajang untung dan rugi mengharapkan amplop dari tamu undangan. Mish, Ibu serahkan putri Ibuk agar kamu bisa mendidiknya dengan keras." ucap wanita paruh baya itu kepada Bujang.

"Insya Allah, Buk. Ayo Firda sayang, kita pulang karena hari sudah malam." ajak Bujang seperti seorang guru sekolah taman kanak-kanak yang mengajarkan membaca pada anak didiknya.

Sampai di rumah, Firda terus membuntuti Bujang seperti seekor anak kucing.

Abah dan Umi yang sedang menonton TV sampai terkikik geli melihat tingkah pola anak dan menantunya.

"Bah, bagaimana bisa Hamish punya istri lucu begitu?" ujar Umi sampai pipinya terasa pegal karena menahan tawa.

"Itulah beruntungnya Hamish. Tiga kali gagal menikah, penggantinya istri yang masih kecil sekaligus menghibur kita dengan semua tingkah konyolnya.

Umi nggak benci kan dengan Firda yang sudah membohongi kita semua?"

Abah menatap wajah istrinya lembut, terlihat Umi menggelengkan kepalanya.

"Dari awal Umi nggak percaya dengan tuduhan Firda di kantor urusan agama itu, karena Umi tahu putra kita seperti apa. Memang Hamish tidak terlalu alim, tetapi dia tahu bahwa zina itu seburuk-buruknya jalan. Apalagi saat Abah dan Hamish berbicara berdua dengan bisik-bisik, Umi tahu kalau Abah dan Hamish merencanakan sesuatu. Ditambah lagi Abah dan Ustadz Syukur yang terlihat santai ketika berada di rumah ayahnya Firda, firasat Umi mengatakan kalau ada drama balasan untuk menantu kita yang sedikit badung itu."

"Umi memang yang...Terbaik." puji Abah mengikuti cara bicara Firda yang meniru BoBoiBoy sambil merengkuh bahunya.

"Kita akan beritahukan pada Faiza, Hana dan kedua menantu kita besok ya, Bah! Lagipula kurang bagus membiarkan berita palsu itu terlalu lama beredar kan?"

Abah Surya menganggukkan kepalanya, tidak lama ponselnya berdering. Terlihat panggilan dari Ayah Deni, Abah segera menekan tombol menjawab.

...*****...

"Kamu mau mengikuti Abang sampai ke kamar mandi? Yakin berani?" Bujang memutar badannya saat sudah berdiri di depan kamar mandi.

Firda menggaruk-garuk kepalanya.

"Sebelum di jual, aku cuma pinjam. Aku ingin melihat fitur yang ada didalamnya, kemarin kan belum puas. Ayolah, Bang! Kasihanilah istri Abang ini." Firda mengedipkan matanya genit, Bujang sampai tergelak.

Daripada tidak jadi masuk ke dalam kamar mandi karena Firda yang terus membuntutinya, Bujang memberikan ponsel itu pada Firda.

"Oke, ponsel ini akan jadi milikmu jika kamu bisa membuka kata sandinya. Abang kasih waktu sampai Abang selesai dari kamar mandi."

Firda segera menyambar ponsel yang menjadi asbab dia menjadi istri Bujang.

Sudah beberapa kali dia mencoba kata kunci tetapi gagal, apalagi sudah ada peringatan jika ponsel akan segera di nonaktifkan secara otomatis karena Firda tidak bisa memasukkan sandi dengan benar beberapa kali. Firda menyerah kalah sebelum Bujang keluar dari kamar mandi.

"Bagaimana? Bisa? Padahal Abang sudah berlama-lama di dalam kamar mandi sampai Abang mau ketiduran lho."

Bujang kembali mengambil ponselnya, Firda diam saja.

" Jadi beneran itu mau Abang jual?"

"Iyalah, biar Abang nggak sakit ati. Masak anak Abah Surya cuma di hargai murah, memang Abang lelaki murahan."

Bujang mulai mengotak-atik ponselnya. Mengecek berapa saldo yang tertinggal di rekening tabungan miliknya, apakah masih cukup untuk memberikan uang sepantasnya pada mertuanya untuk biaya pesta.

Firda sendiri setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, dia mulai lagi mendekati Bujang. Seperti tadi sore, dia tidak memiliki rasa malu sudah menempel seperti kucing yang minta di elus-elus.

"Fir, bisa geser dikit nggak? Jangan terlalu nempel! Bahaya."

Firda melongo, lalu melirik kearah dadanya yang sudah menempel pada lengan Bujang, cepat-cepat Firda menutupinya dengan bantal.

Telat Fir.

Firda terkadang lupa kalau Bujang itu pria dewasa, dan sekarang sudah suaminya walaupun menikahnya karena dadakan. Tapi secara agama tetap saja mereka suami istri, Bujang tentu saja tidak mungkin menolak ditempeli oleh Firda.

Yang jadi masalah itu, apakah Firda mau bertanggung jawab setelah memancing dirinya? Masalahnya mereka belum ada membuat kesepakatan, apalagi Firda masih muda dan masih kuliah.

"Abang..." Firda melirik ke arah area pribadi Bujang yang sedikit lain karena posisi Bujang duduk setengah berbaring. Menyadari tatapan nakal Firda, Bujang menjitak kepala Firda.

"Kamu yang membangunkannya, Fir, bisakah kamu bertanggung jawab?" Bujang langsung menutupinya dengan bantal agar mata Firda tidak terus tertuju ke situ.

Firda juga menutupi wajahnya dengan bantal karena malu, dia bukan gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa. Dia sangat tahu, tapi dia belum siap.

" Bang, maaf! Kan kita belum duduk di pelaminan, kata orang nanti bakalan kurang manglingin kalau sudah nggak virgin lagi."

"Nggak ada hubungannya, pemikiran dari mana itu?"

"Tapi kan akunya masih takut."

"Makanya jangan nempel-nempel kayak kucing haus belaian, nanti Abang terkam kamu baru tau." ujar Bujang sewot, kepalanya mendadak pusing.

"Auw...Takuuut." Firda tertawa lalu memeluk bantal guling.

Rese Firda ya?

"Tidur yuk, Bang! Sudah malam, besok aku mau membantu Umi di dapur. Biar disayang mertua." ucap Firda sambil menguap, tapi masih tetap bisa tertawa kecil.

Bujang menyentak napasnya kuat, bergerak mematikan lampu kamar.

Dia berbaring sedikit gelisah di samping Firda yang langsung terlelap, terdengar dekuran halus yang keluar dari hidungnya.

Kenapa dia bisa tidur secepat itu ya? Seakan tidak ada beban yang memberatkan hidupnya, dasar bocah.

"Fir, Firda, kamu sudah tidur?" panggil Bujang pelan menyentuh pipi Firda.

Tidak ada reaksi dari Firda.

Tangan Bujang semakin berani, ujung jarinya mengusap lembut bibir Firda yang sudah membuat hidupnya jungkir balik. Firda tetap tidur dengan nyenyak.

Firda tidur seperti orang pingsan, sangat berbeda ketika baru pertama kali mereka tinggal sekamar berdua. Sekali panggil Firda sudah menyahut, mungkin karena sekarang dia sudah merasa nyaman jadi Firda sedikit sukar untuk dibangunkan.

Semakin Firda tidur dengan nyenyak, semakin mudah bagi Bujang untuk mencicipi rasa manis yang ada pada diri Firda.

Mungkin tindakannya pengecut karena sudah menyentuh Firda di saat gadis itu tengah tertidur nyenyak, tapi siapa yang suruh Firda memancing-mancing dirinya tadi.

Bujang tidak menyentuh bibir Firda karena kuatir Firda akan terbangun, masih ada daerah lain yang bisa di jelajah dengan bebas. Bujang juga bisa menciptakan karya lukisan terindah di tempat yang tersembunyi, palingan juga dikiranya besok alergi.

Disela-sela kegiatannya Bujang masih sempat menyeringai puas.

Setelah merasa cukup, Bujang memasang kembali pengait kancing piyama yang Firda kenakan. Menarik tubuh Firda untuk bisa masuk ke dalam pelukannya.

Tanpa sadar Firda sendiri justru semakin menelusupkan kepalanya ke dalam ceruk leher Bujang

...****************...

Waaahhh...Firda nggak ada malu-malunya ya? Jadi pengen menggantikan posisi Firda, eh.

Terpopuler

Comments

dewi rahmi

dewi rahmi

kok g ada takut2 nya ya ... dari pertama mpe sekarang kek g terjadi apa2

2023-09-26

1

Lina ciello

Lina ciello

untung ae ktemu mamas bujang... coba sek lain entek kamu fir.. untung dpt karma sek apik..

2023-04-04

0

dyul

dyul

Haduh.... kak Riena ini spesialis bodor... aku mau baca ini, tawa2 ndiri🤣🤣🤣

2023-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 1.TANTANGAN
2 2. Senjata Makan Tuan
3 3. Menuai Badai
4 4. Bagaikan Mimpi
5 5. RATU DRAMA
6 6. Dunia Mereka yang Punya
7 7. Do'a Terbaik
8 8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9 9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10 10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11 11. Mencuri milik Sendiri
12 12. Lupa Alamat Pulang
13 13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14 14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15 15. Menginap di Istana negara
16 16. Berterus Terang
17 17. Apakah itu Mimpi?
18 18. Gangguan dari Abah
19 19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20 20. Gagal Romantis
21 21. Praktek Ilmu
22 22. Mal Praktek
23 23. Permintaan Mawar
24 24. Sudah Masuk lagi.
25 25. Ikan Sapu-sapu
26 26. Gangguan
27 27. Menjual Mimpi Manis
28 28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29 29. Ayam Kampus
30 30. Fitnah
31 31. Satu Rumah Dua Cinta
32 32. Penjelasan Yang Tersirat
33 33. Cuma Cinta Semu
34 34. Teman Makan Kawan
35 35. Senam Bibir
36 36. Menantang
37 37. Kalem-kalem Buaya
38 38. Bersembunyi
39 39. Pagar Bambu
40 40. Cukup sekali
41 41. Bang Napi
42 42. Pesan Ayah.
43 43. Nggak jelas
44 Bab. 44
45 44. Terlalu Sempurna
46 45. Tidak Mau Dimadu
47 46. Tidak Percaya Diri
48 47. Konsultasi Cinta
49 48. Pahit
50 49. Kejutan
51 50. Merajuk
52 51. Rayuan
53 52. Kebingungan.
54 53. Saran dari Bagas
55 54. Gombalan Jadul
56 55. Pengharapan
57 56. Ingin Mengulang kisah
58 57. Sudut pandang
59 58. Cuma ada kamu.
60 59. Keisengan Firda
61 60. Besok saja!
62 61. Tidak mau Kalah
63 62. Kucing, dong!
64 63. Noah galau
65 64. Menginginkan Sate kerang
66 65. Imajinasi
67 66. Latah
68 67. Lebih Manis
69 68. Gara-gara Firda
70 69. Syakila pingsan
71 70. Pura-pura Pingsan
72 71. Terlanjur sayang
73 72. Menolak
74 73. Tawaran Abah
75 74. Kelahiran Ali.
76 75. Kangen
77 76. Tidak Jadi
78 77. Ditelan bulat-bulat
79 78. Calon Besan
80 79. Ngambek
81 80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82 Bab. 82 ( Season 2 )
83 Bab. 83 ( Season, 2 )
84 Bab, 84 [ Season 2 ]
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1.TANTANGAN
2
2. Senjata Makan Tuan
3
3. Menuai Badai
4
4. Bagaikan Mimpi
5
5. RATU DRAMA
6
6. Dunia Mereka yang Punya
7
7. Do'a Terbaik
8
8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9
9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10
10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11
11. Mencuri milik Sendiri
12
12. Lupa Alamat Pulang
13
13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14
14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15
15. Menginap di Istana negara
16
16. Berterus Terang
17
17. Apakah itu Mimpi?
18
18. Gangguan dari Abah
19
19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20
20. Gagal Romantis
21
21. Praktek Ilmu
22
22. Mal Praktek
23
23. Permintaan Mawar
24
24. Sudah Masuk lagi.
25
25. Ikan Sapu-sapu
26
26. Gangguan
27
27. Menjual Mimpi Manis
28
28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29
29. Ayam Kampus
30
30. Fitnah
31
31. Satu Rumah Dua Cinta
32
32. Penjelasan Yang Tersirat
33
33. Cuma Cinta Semu
34
34. Teman Makan Kawan
35
35. Senam Bibir
36
36. Menantang
37
37. Kalem-kalem Buaya
38
38. Bersembunyi
39
39. Pagar Bambu
40
40. Cukup sekali
41
41. Bang Napi
42
42. Pesan Ayah.
43
43. Nggak jelas
44
Bab. 44
45
44. Terlalu Sempurna
46
45. Tidak Mau Dimadu
47
46. Tidak Percaya Diri
48
47. Konsultasi Cinta
49
48. Pahit
50
49. Kejutan
51
50. Merajuk
52
51. Rayuan
53
52. Kebingungan.
54
53. Saran dari Bagas
55
54. Gombalan Jadul
56
55. Pengharapan
57
56. Ingin Mengulang kisah
58
57. Sudut pandang
59
58. Cuma ada kamu.
60
59. Keisengan Firda
61
60. Besok saja!
62
61. Tidak mau Kalah
63
62. Kucing, dong!
64
63. Noah galau
65
64. Menginginkan Sate kerang
66
65. Imajinasi
67
66. Latah
68
67. Lebih Manis
69
68. Gara-gara Firda
70
69. Syakila pingsan
71
70. Pura-pura Pingsan
72
71. Terlanjur sayang
73
72. Menolak
74
73. Tawaran Abah
75
74. Kelahiran Ali.
76
75. Kangen
77
76. Tidak Jadi
78
77. Ditelan bulat-bulat
79
78. Calon Besan
80
79. Ngambek
81
80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82
Bab. 82 ( Season 2 )
83
Bab. 83 ( Season, 2 )
84
Bab, 84 [ Season 2 ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!