3. Menuai Badai

Bujang terus berjalan mendekat, sementara Firda mundur selangkah demi selangkah sampai akhirnya punggungnya membentur lemari pakaian. Bujang mengurung Firda dengan kedua tangannya yang diletakkan di kedua sisi tubuh Firda.

"Kau jangan ke ge-eran! Aku tidak akan menyentuhmu. Mari sama-sama kita lihat! Jika bulan depan perutmu masih belum membesar, maka semua keluarga akan tahu bahwa kau tidak hamil."

Firda menelan salivanya dengan susah payah, benar apa yang dikatakan oleh Bujang. Kebohongannya akan segera terbongkar.

Ya, bulan depan semuanya akan tahu kalau dirinya tidak hamil.

Gimana nih?

"Atau kau memang hamil dengan kekasihmu? Dia tidak mau bertanggung jawab lalu kau limpahkan tanggung jawab itu padaku?" Bujang terus menatap tajam wajah Firda yang sudah pucat.

"Nggak, jangan menuduh! Aku perempuan baik-baik, mana mungkin aku mau menyerahkan diriku bukan pada suamiku."

Bujang mencibir.

"Terus, apa motifmu tadi memfitnah aku? Cuma iseng? Kau kira hidup ini drama?" Bujang sudah mengetatkan rahangnya karena sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh Firda tadi pagi.

Mana berani Firda jujur mengatakan yang sebenarnya.

" Maafkan aku! Kita kan tadi cuma menikah secara agama, Abang bisa ceraikan aku malam ini juga. A-aku akan mengatakan pada Abah dan Umi kalau aku sudah berbohong, aku juga akan jujur pada kak Mawar kalau aku cuma memfitnah. Setelahnya Abang bisa menikah dengan kak Mawar, beres kan? Masalah keluarga ku biar itu menjadi urusanku."

Bujang melongo, giginya lalu gemeratuk menahan jengkel. Dijepitnya rahang Firda dengan telapak tangannya yang besar.

"Hei anak kecil, dengar ya! Mawar sudah rujuk dengan mantan suaminya, dan kau tahu? Bahkan tadi mereka sudah mengadakan resepsi pernikahan dengan memakai uang hantaran yang aku berikan, jangan enak saja kalau bicara! Kau akan menanggung kebohongan yang sudah kau buat pada semua orang, dan itu masih belum cukup. Kau juga harus mengganti uang yang sudah aku keluarkan untuk Mawar, kau paham?"

Bujang langsung melepaskan jepitan tangannya pada rahang Firda setelah melihat gadis itu meringis menahan sakit, wajahnya sampai memerah karena Bujang menekannya dengan sangat keras.

Bujang melangkah menuju pintu yang tertutup, dia tahu itu kamar mandi.

Dia ingin mencuci muka dan kepalanya supaya emosinya yang sudah hampir meledak tidak dilampiaskan kepada Firda.

Seharian ini dirinya benar-benar merasa kacau. Fitnahan dari gadis muda yang sama sekali tidak dikenalnya, lalu Mawar yang langsung membatalkan pernikahan dan memilih rujuk dengan mantan suaminya.

Kedua orang tua dan kedua adik perempuan serta semua keluarga justru meragukan keterangan dirinya bahwa dia di fitnah, akhirnya Abahnya menyarankan agar langsung menemui orang tua Firda sekalian membawa seorang Ustadz yang merupakan guru ngaji Abah dan Uminya.

"Bah, apakah Abah percaya jika aku melakukan perbuatan dosa itu?" tanya Bujang siang tadi setelah semua keluarga kembali ke rumah.

"Abah tidak tahu, Mish, kalau dia berbohong, untuk apa?" pak Surya mengusap wajahnya resah.

Putra sulungnya, memang usianya sudah terlalu matang. Di umurnya yang sudah jalan tiga puluh lima tahun, Bujang belum juga menikah.

Dua kali Bujang hendak menikah dengan gadis pilihannya, dua kali juga gagal tanpa alasan yang jelas.

Jadi ketika Bujang memperkenalkan Mawar si janda cerai tanpa anak, Pak Surya dan Bu Sri hanya mengiyakan saja karena Bujang sudah terlalu tua untuk terus membujang.

Nama aslinya sebenarnya sangat bagus, Hamish Maulana. Cuma karena dia terlalu lama bujangan, dan kedua adik perempuannya justru sudah menikah dan punya anak. Jadi orang-orang memanggilnya Bujang, sebagian menambahkannya menjadi Bujang lapuk.

Bujang juga tidak tahu mau memberikan alasan apa, karena dia memang tidak mengenal Firda selain mengingat Firda dan dua temannya adalah salah satu pelanggan di cafe D'NONGKRONGS.

"Sekarang begini saja, kalau memang dia main-main. Maka balas lah permainan yang dibuatnya dengan pernikahan sungguhan."

Bujang menatap wajah Abahnya tidak percaya, bagaimana bisa Abahnya memberikan solusi yang membuat Bujang semakin pusing.

"Bah..."

"Mawar sudah menikah, pelaminan yang semula di persiapkan untuk dirimu dan dirinya sekarang sudah dipakai olehnya bersanding dengan mantan suami yang kini kembali menjadi suaminya. Abah tidak mau jika kau akan menjadi bahan olok-olok warga sini, kita datangi rumah gadis itu malam ini. Supaya dia tidak bisa mengelak, kau nikahi dia malam ini juga. Syarat administrasi sebagai pengantar ke KUA bisa menyusul kemudian, Abah mengenal salah satu pengurus disana." papar pak Surya panjang kali lebar.

"Tapi, Bah...."

"Abah tahu kau mampu, Mish. Ini hanya rahasia kita, jangan sampai ada yang tahu. Abah akan memberitahukan pada Ustadz Syukur." potong pak Surya sebelum Bujang mengatakan keberatannya.

Bujang menyugar rambut di kepalanya dengan air sembari mengingat obrolan dirinya dengan Abahnya siang tadi.

Bujang bangga memiliki ayah seperti Abah Surya yang menyingkapi masalah dengan kepala dingin. Tapi masalahnya tidak selesai sampai di situ. Menghadapi gadis yang tidak dikenalnya dan sayangnya sudah menjadi istrinya itu semakin membuatnya pusing, dia menggampangkan semua persoalan.

Belum lagi tatapan penuh kebencian yang Bujang terima dari kakak gadis itu, siapa tadi namanya, Bagas.

Bujang bisa melihat tangannya mengepal dan rahang yang mengeras menatap Bujang, tapi Bujang mengerti penyebab kemarahannya.

Siapa yang tidak marah jika adiknya dihamili oleh pria yang sudah berumur seperti dirinya, andai dia tahu bahwa itu semua adalah permainan adiknya sendiri.

Bujang keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang basah, terlihat Firda yang menangis di pojokan kamar.

"Belum di apa-apain sudah nangis. Diam lah! Aku mau tidur." sergah Bujang sembari dengan santainya tidur diatas tempat tidur Firda.

Mana Bujang tidur hanya mengenakan celana panjang dan kaus dalam lagi, bulu ketiak dan bulu dadanya terlihat mengintip malu-malu. Firda yang dibentak Bujang tadi langsung diam dan jadi mau muntah melihat bulu ketiak Bujang.

Perutnya mendadak terasa mual tapi ditahannya, kuatir Bujang yang sudah terpejam menghardiknya lagi.

Firda itu anak perawan yang nggak pernah melihat bulu ketiak dan bulu dada. Abangnya Bagas tidak pernah membuka bajunya atau bertelanjang dada di depan Firda kecuali di kamar, apalagi adiknya Raka. Itu anak masih abege, jadi belum ada tuh bulu-bulu yang menggelikan kuduk Firda.

Setelah memastikan Bujang sudah tidur karena mendengar dekurannya yang memekakkan telinga, Firda berjalan pelan menuju kamar mandi untuk mengganti gamisnya dengan kaus oblong dan celana jeans.

Dia harus waspada, jangan sampai kesuciannya di direnggut oleh Bujang. Tidak boleh! Harus tetap di jaga untuk suaminya kelak, eh.

Firda mengambil bedcover yang bersih di dalam lemari, membentangkan di pojokan kamar. Pelan-pelan dia membaringkan tubuhnya dengan menghadap dinding.

Bujang yang pura-pura tidur dan pura-pura mendengkur menyeringai puas menatap Firda yang tidur di lantai.

...****************...

Terpopuler

Comments

hìķàwäþî

hìķàwäþî

kirain hamish daud.. byat gw visualnya dy aj lah .. /Drool/

2025-03-01

0

Ai Maria

Ai Maria

aku malah suka bulu ketek suamiki🤣🤣 dan aku marah jika dia cukur habis😜😜

2024-07-28

0

Gagas Permadi

Gagas Permadi

bulu ketek pastikan selalu lurus kaga keriting 🤣🤣🤣🤣ya ampiun bulu ketek🤣🤣🤣🤣ckckckck🤣🤣🤣🤣

2024-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 1.TANTANGAN
2 2. Senjata Makan Tuan
3 3. Menuai Badai
4 4. Bagaikan Mimpi
5 5. RATU DRAMA
6 6. Dunia Mereka yang Punya
7 7. Do'a Terbaik
8 8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9 9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10 10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11 11. Mencuri milik Sendiri
12 12. Lupa Alamat Pulang
13 13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14 14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15 15. Menginap di Istana negara
16 16. Berterus Terang
17 17. Apakah itu Mimpi?
18 18. Gangguan dari Abah
19 19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20 20. Gagal Romantis
21 21. Praktek Ilmu
22 22. Mal Praktek
23 23. Permintaan Mawar
24 24. Sudah Masuk lagi.
25 25. Ikan Sapu-sapu
26 26. Gangguan
27 27. Menjual Mimpi Manis
28 28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29 29. Ayam Kampus
30 30. Fitnah
31 31. Satu Rumah Dua Cinta
32 32. Penjelasan Yang Tersirat
33 33. Cuma Cinta Semu
34 34. Teman Makan Kawan
35 35. Senam Bibir
36 36. Menantang
37 37. Kalem-kalem Buaya
38 38. Bersembunyi
39 39. Pagar Bambu
40 40. Cukup sekali
41 41. Bang Napi
42 42. Pesan Ayah.
43 43. Nggak jelas
44 Bab. 44
45 44. Terlalu Sempurna
46 45. Tidak Mau Dimadu
47 46. Tidak Percaya Diri
48 47. Konsultasi Cinta
49 48. Pahit
50 49. Kejutan
51 50. Merajuk
52 51. Rayuan
53 52. Kebingungan.
54 53. Saran dari Bagas
55 54. Gombalan Jadul
56 55. Pengharapan
57 56. Ingin Mengulang kisah
58 57. Sudut pandang
59 58. Cuma ada kamu.
60 59. Keisengan Firda
61 60. Besok saja!
62 61. Tidak mau Kalah
63 62. Kucing, dong!
64 63. Noah galau
65 64. Menginginkan Sate kerang
66 65. Imajinasi
67 66. Latah
68 67. Lebih Manis
69 68. Gara-gara Firda
70 69. Syakila pingsan
71 70. Pura-pura Pingsan
72 71. Terlanjur sayang
73 72. Menolak
74 73. Tawaran Abah
75 74. Kelahiran Ali.
76 75. Kangen
77 76. Tidak Jadi
78 77. Ditelan bulat-bulat
79 78. Calon Besan
80 79. Ngambek
81 80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82 Bab. 82 ( Season 2 )
83 Bab. 83 ( Season, 2 )
84 Bab, 84 [ Season 2 ]
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1.TANTANGAN
2
2. Senjata Makan Tuan
3
3. Menuai Badai
4
4. Bagaikan Mimpi
5
5. RATU DRAMA
6
6. Dunia Mereka yang Punya
7
7. Do'a Terbaik
8
8. Pertanyaan yang Sulit di Jawab
9
9. Bertemu Mawar dan Suaminya
10
10. Lain Di Mulut, Lain yang dirasakan
11
11. Mencuri milik Sendiri
12
12. Lupa Alamat Pulang
13
13. Terungkapnya Kebenaran yang disembunyikan.
14
14. Membangunkan, tapi Tidak Bertanggung jawab
15
15. Menginap di Istana negara
16
16. Berterus Terang
17
17. Apakah itu Mimpi?
18
18. Gangguan dari Abah
19
19. Cuma Di Gigit Nyamuk
20
20. Gagal Romantis
21
21. Praktek Ilmu
22
22. Mal Praktek
23
23. Permintaan Mawar
24
24. Sudah Masuk lagi.
25
25. Ikan Sapu-sapu
26
26. Gangguan
27
27. Menjual Mimpi Manis
28
28. Mendadak Jadi Kucing Rumah.
29
29. Ayam Kampus
30
30. Fitnah
31
31. Satu Rumah Dua Cinta
32
32. Penjelasan Yang Tersirat
33
33. Cuma Cinta Semu
34
34. Teman Makan Kawan
35
35. Senam Bibir
36
36. Menantang
37
37. Kalem-kalem Buaya
38
38. Bersembunyi
39
39. Pagar Bambu
40
40. Cukup sekali
41
41. Bang Napi
42
42. Pesan Ayah.
43
43. Nggak jelas
44
Bab. 44
45
44. Terlalu Sempurna
46
45. Tidak Mau Dimadu
47
46. Tidak Percaya Diri
48
47. Konsultasi Cinta
49
48. Pahit
50
49. Kejutan
51
50. Merajuk
52
51. Rayuan
53
52. Kebingungan.
54
53. Saran dari Bagas
55
54. Gombalan Jadul
56
55. Pengharapan
57
56. Ingin Mengulang kisah
58
57. Sudut pandang
59
58. Cuma ada kamu.
60
59. Keisengan Firda
61
60. Besok saja!
62
61. Tidak mau Kalah
63
62. Kucing, dong!
64
63. Noah galau
65
64. Menginginkan Sate kerang
66
65. Imajinasi
67
66. Latah
68
67. Lebih Manis
69
68. Gara-gara Firda
70
69. Syakila pingsan
71
70. Pura-pura Pingsan
72
71. Terlanjur sayang
73
72. Menolak
74
73. Tawaran Abah
75
74. Kelahiran Ali.
76
75. Kangen
77
76. Tidak Jadi
78
77. Ditelan bulat-bulat
79
78. Calon Besan
80
79. Ngambek
81
80. Season 2 ( Kedatangan Sophia )
82
Bab. 82 ( Season 2 )
83
Bab. 83 ( Season, 2 )
84
Bab, 84 [ Season 2 ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!