Lalu Ina pun membaringkan tubuhnya di kasur lalu menarik selimut.
"Selamat tidur" Ucap Naya lalu menutup pintu kamar Ina.
"Selamat tidur" Ina pun menutup matanya lalu tertidur.
...
Di pagi hari Ina, Naya dan Ibu Naya sedang memasak di dapur, mereka ingin makan masakan sendiri hari ini dan untuk sarapan semua orang.
"Naya kamu tolong potong sayurannya ya"
"Ina kamu potong ayamnya"
Ibu Naya memberikan prosedur yang sudah di tentukan.
"Kamu suka masak?" Tanya Ibu Naya kepada Ina.
"Suka, saya biasanya bantu Ibu dan masak makanan sendiri"
"Kamu pintar memasak ya?"
"Nggak kok, saya cuman bisa masak itu - itu aja" Ucap Ina lalu tersenyum manis.
"Saya denger kamu seorang Penulis, apa benar?"
"Benar, saya seorang Penulis, saya hobi banget menulis sejak kecil"
"Kamu punya bakat menulis" Ucap Ibu Naya lalu tersenyum.
"Ibu sayurannya sudah aku cuci dan potong" Ucap Naya.
"Baiklah, sekarang masukkan sayurannya ke dalam panci Sup" Ucap Ibu Naya lalu Naya pun menuruti apa yang di katakan oleh Ibunya.
"Naya orang yang penurut dengan Ibu, tapi di sisi lain ia juga suka jahil" Ucap ibunya sambil menyiapkan bumbu masakan.
"Kamu sering di jahilin sama dia?" Tanya Ibu Naya kepada Ina.
"Sering, dia juga suka jahilin teman sekelasnya tapi mereka juga nurut sama Naya" Ucap Ina lalu tersenyum dan Ibu Naya pun tertawa.
"Kenapa Ibu tertawa? Kalian membicarakan aku ya?" Tanya Naya yang curiga dengan diskusi Ina dan Ibunya.
"Nggak kok, Ibu cuman bercanda aja sama Ina"
Naya cemberut dengan mereka yang bergosip tentangnya.
"Eumm... Aku mau izin pulang hari ini tidak apa - apa kan?" Ucap Ina lalu Naya dan Ibunya menatapnya.
"Kenapa? Kamu tidak nyaman di sini?" Tanya Naya sedikit khawatir.
"Tidak, aku nyaman di sini tapi aku juga merindukan Ayah dan Ibu" Ucap Ina dengan tersenyum tipis.
"Baiklah, hari ini kamu boleh pulang tapi kamu makan dulu ya, nanti sore Naya yang antar kamu pulang" Ucap Ibu Naya.
"Terima kasih" Ucap Ina sambil tersenyum manis dan Ibu Naya pun tersenyum.
"Ayo hidangkan makanannya di meja makan" Ucap Ibu Naya lalu membawa salah satu makanan di meja makan.
"Ina kamu tolong bawa Supnya ya, aku yang bawa lauknya" Ucap Naya lalu Ina pun mengangguk paham.
Mereka semua menikmati sarapan yang sudah di siapkan.
"Ina hari ini mau pulang" Ucap Naya di tengah - tengah waktu makan.
"Apa?! Ina udah mau pulang aja?!" Cayo terkejut dengan histeris.
"Biasa aja kali" Ucap Naya meledek.
"Kenapa buru - buru pulang?" Tanya Ayah Daniel.
"Saya rindu Ayah sama Ibu, sudah lama saya tidak ada di rumah" Ucap Ina.
"Aku bakal kesepian kalau gak ada Ina" Ucap Cayo.
"Halah alay, bisa aja Lo buaya" Ucap Rino.
Daniel hanya makan makanannya, merasa tidak ada yang penting untuk di dengar, sebenarnya dia juga sedikit tidak senang jika Ina pulang ke rumah.
"Naya nanti sore antar Ina pulang" Ucap Ibu Naya.
"Gue mau ikut" Ucap Cayo.
"Eh Lo ada urusan bisnis sama Daniel, Lo gak boleh ikut" Ucap Rino.
"Yah gak seru!" Cayo mengomel.
"Gue sama Naya yang antar Ina pulang" Ucap Rino.
"Eh gak boleh Lo harus jaga di sini nemenin Ayah Daniel, Lo juga gak boleh ikut" Ucap Cayo yang tidak mau kalah.
"Udah deh jangan ribut, Ibu dan Aku yang antar Ina pulang nanti sore, titik!" Ucap Naya dan Ibunya hanya menggeleng kepalanya sedangkan Ayah Daniel tertawa melihat keributan mereka.
"Sudah jangan ribut lagi, cepat habiskan makanannya" Ucap Ayah Daniel dan mereka semua pun diam.
...
"Terima kasih sudah mengantarkanku pulang" Ucap Ina.
"Sama - sama, aku duluan ya" Ucap Naya lalu Ibu Naya pun melambaikan tangan sambil tersenyum, akhirnya Naya melajukan mobilnya.
"Ina pulang"
"Ina? Akhirnya kamu pulang juga nak, kamu baik - baik aja kan?" Tanya Ayah Ina.
"Ina baik - baik aja kok, Ina sehat" Ina pun tersenyum.
"Gimana masalahnya? Sudah selesai 100%?" Tanya Ibu Ina.
"Sudah Bu, semua sudah kembali dengan normal"
"Syukurlah kalau begitu"
...
"Ina!" Naya memanggil Ina di koridor kampus.
"Naya?"
"Akhirnya kita balik lagi ke kampus" Ucap Naya yang berada di samping Ina.
"Iya akhirnya semua berakhir"
"Eh, aku ada rencana nih, kita ke Mall yuk!"
"Ngapain ke Mall?"
"Kita bakal seru - seruan berdua, kita bakal main di Mall" Ucap Naya.
"Boleh juga, tapi Ibu kamu di tinggal?"
"Ibu aku di rumah sama Asisten, bakal baik - baik aja kok, aku juga udah pamit"
"Baiklah kalau begitu"
"Kita langsung berangkat saat pulang sekolah aja ya" Ucap Naya lalu Ina pun mengangguk.
...
Ina dan Naya tiba di Mall yang sudah di rencanakan. Mereka berada di wilayah Playground.
"Kita mau main apa dulu ya?" Tanya Naya.
"Eum... Kita coba main capit boneka mungkin?" Ian menyarankan permainan pertama.
"Kurasa itu ide yang bagus" Mereka pun menuju tempat di mana permainan capit boneka berada.
Naya mencoba untuk yang pertama kalinya.
"Itu beruang kutub putih itu terlihat sangat lembut" Ina mulai bersemangat.
"Aku akan mencoba mengambilnya" Naya mencoba untuk mencapit Boneka beruang kutub putih tersebut.
"Yah!! Aku gagal deh" Ucap Naya yang sedikit sakit hati.
"Tidak apa - apa, aku akan mencobanya" Ucap Ina lalu mereka bergantian memainkannya.
"Apa kau akan mengambil beruang kutub putih itu?" Tanya Naya.
"Aku akan mencoba mengambilnya" Ucap Ina yang masih mencoba mengarahkan capit ke Boneka beruang kutub putih tersebut.
"Sedikit lagi akan sampai!!" Naya mulai histeris.
"Yeyy!! Kita dapat Boneka beruang kutub putih lembut!" Naya bersemangat saat Ina berhasil mendapatkan Boneka tersebut.
"Apa kamu ingin mencobanya lagi?" Tanya Ina menawarkab Naya untuk mencoba permainan sekali lagi.
"Tidak, kita pindah permainan saja, aku sedikit kesal dengan permainannya" Ucap Naya lalu menarik Ina untuk pergi ke permainan selanjutnya.
"Kita main ini saja, namanya "Coin Spinner""
"Kurasa jika kita mendapatkan poin yang tinggi kota akan bisa menukarkannya dengan barang lain"
"Kurasa begitu"
"Kamu coba yang pertama" Naya menawarkan Ian untuk percobaan pertama.
"Baiklah, aku akan mencobanya"
"Coba dapatkan yang 10.000 atau 1000 koin"
"Aku akan mencobanya" Ina pun mulai mencoba mendapatkan poin tertinggi.
"Kamu mendapatkan poin 100" Ucap Naya. Ina hanya mendapatkan poin 100.
"Poinku sangat rendah"
"Tidak apa - apa, aku akan mencobanya" Ucap Naya lalu mencoba untuk mendapatkan poin tertinggi.
"Ayo kamu pasti bisa" Ina memberi semangat untuk Naya.
"Aku mendapatkan 1000 poin!!" Naya bersorak.
Lalu keluarlah sebuah kertas yang berisikan 1000 poin tersebut.
"Kamu berhasil!" Ucap Ina yang juga senang.
Lalu mereka pun melanjutkan permainan.
"Ina kau tahu ada aplikasi mencari pacar loh" Ucap Naya.
"Lalu?"
"Kau tidak ingi mencoba aplikasinya?" Naya merekomendasikan aplikasi tersebut kepada Ina.
"Aku tidak tertarik untuk itu Naya" Ina menolak rekomendasi Naya secara malas.
"Ayolah! Ini akan jadi pengalaman yang seru, kau tau itu?"
"Tetap saja aku tidak tertarik dengan hal seperti itu, itu buang - buang waktu bagiku, aku sibuk untuk saat ini"
"Kau belum mencobanya mana tau"
"Aku tidak ingin mencobanya dan tidak akan pernah menginstal aplikasi itu"
"Lihat, ada seseorang yang ingin berkenalan denganku" Ucap Naya lalu menunjukkan aplikasi kencan tersebut.
"Kau tau itu hanya virtual"
"Eits... Jangan menganggap ini hanya virtual, aku sangat bosan dengan kenyataan yang pahit" Ucap Naya dengan nada dan ekspresi dramatis.
"Kau memang manusia yang seperti itu, kau akan lebih menyakitkan saat itu hanyalah sebuah aplikasi" Ucap Ina dengan malas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments