"Sakit Naya!"
"Sudah selesai, ngomong - ngomong kenapa Rino bisa sampai kesini?"
"Biasa lah cari teman baru" Jawab Rino.
"Halah, palingan juga caper alias 'cari perhatian' "
"Kata siapa? Jangan Seudzhon deh" Keduanya ribut dan Ina hanya melihat keributan di antara keduanya.
"Eh gak gak Seudzhon ya? itu tuh fakta!" Jawab Naya ngegas.
"Biasa kali! Gausah ngegas juga!"
"Situ juga ngegas!" Pertengkaran keduanya berapi - api.
"HEI!!!" Ketiganya pun menoleh ke sumber suara.
"TAYO!!" Jawab Rino.
"HAHAHAHA" Naya tertawa keras, sementara Ina yang sedang duduk dengan saking terkejutnya melihat seseorang itu. Mereka bertemu lagi.
"Ada apa nih ribut - ribut?" Tanya seorang laki - laki yang bisa di bilang teman Rino.
"What's Up Bro!" Rino menepuk pundak temannya itu.
"Baik gak?" Tanya temannya.
"Alhamdulillah, baik banget"
"Sok alim"
"Tumben si Tengil ikut festival? biasanya monoton ngerjain bisnis"
"Nggak tau juga, keserupan kali" Anak laki - laki itu tertawa.
"Ini siapa?" Tanya laki - laki itu.
"Oh ini Naya sama temannya"
"Ina" Ina memberi salam.
"Cayo" Jawab laki - laki itu sambil mengulurkan tangannya dan Ina membalas uluran tangannya.
"Jangan lama - lama" Rino melepas uluran tangan Cayo dan Ina.
"Gak boleh Syirik, Rino. Eh Naya apa kabar?" Tanya Cayo dengan jahil.
"Baru tanya kabar aku?" Jawab Naya dengan nada jual mahal.
"Kalau gak mau ditanyain yaudah" Jawab Cayo sambil meledek Naya dan Naya memasang wajah kesalnya.
"Eh Daniel apa kabar?" Tanya Naya.
"Baik" Jawab singkat, padat dan jelas, sementara Naya hanya ber'oh' saja.
"Kalian daritadi cuman duduk kayak gini?" Tanya Cayo.
"Enggak, tadi Ina kakinya nginjak Karang terus berdarah mangkanya di obati dulu, terus nanti bisa main lagi" Naya menjelaskan dan Ina hanya duduk diam, canggung melihat Daniel berdiri tepat di depannya meskipun itu berjarak 2 kilometer.
"Terus tunggu apalagi? Ayo! nikmati pestanya!" Seru Cayo.
"YUHUUUUU!!!" Seru Naya dan membantu Ina untuk berdiri namun Ina menahannya.
"Aku disini aja ya? Kaki aku masih sakit" Permintaan Ina. Sebenarnya Ina tidak mau ikut bukan karena kakinya masih sakit tapi Ina masih malu dengan orang yang baru saja ia kenal yaitu teman Naya. Ina tidak terbiasa akrab dengan orang baru.
"Tapi jangan disini ya? Duduk di depan Cafe itu aja ya? Biar enakan juga duduknya" Lalu Ina mengangguk dan Naya menuntun Ina ke kursi Cafe yang ditunjuk Naya.
Sementara ketiga laki - laki itu sedang berdansa di tengah terik matahari dan di tengah orang - orang yang sedang menari juga.
"Terima kasih Naya" Ucap Ina sambil tersenyum dan Naya membalasnya.
"Sama - sama, aku pergi membeli minuman sebentar"
Ina yang melihat kiri - kanan, festival ini bukan festival biasa. Festival yang di kunjungi oleh orang kelas atas. Dan banyak sekali remaja yang bisa di lihat masih seumuran Ina dan Naya.
"Minumlah" Naya menyondorkan segelas minuman untuk Ina dan Ina meminumnya.
"Apa kaki kamu sudah baikan?" Tanya Naya.
"Lumayan" Jawab Ina sambil meminum minumannya.
"Naya, maafkan aku karena aku kau tidak bisa menikmati festivalnya" Ucap Ina.
"Tidak perlu begitu, sebenarnya aku juga tidak ingin pergi kesini tetapi ini adalah festival undangan untukku, jadi mau tidak mau aku harus menghadirinya. Meskipun festival ini bersifat santai tapi ini undangan ini juga bersifat sebagai tanda hormat" Naya menjelaskan dan Ina mengangguk memahaminya.
"Aku sudah bosan dengan festival ini dan di tambah aku sudah tidak punya teman, aku mengajakmu kesini untuk menemaniku. Juga siapa tau kau bisa melihat bagaimana suasana baru untukmu, yang belum pernah kau temui" Naya menjelaskan sangat panjang.
Ina mengerti bagaimana rasanya menjadi anak orang kaya, ada rasa enak dan tidak enaknya. Tapi apapun itu harus di syukuri dan menjadikan itu semua sebagai pengalaman yang pernah terjadi.
"Aku mau pulang saja ya?" Ucap Ina pelan.
"Tunggu beberapa menit lagi, aku akan melihat ketiga anak laki - laki itu dan tunggu aku untuk mengganti bajuku dulu. Kau tunggu lah disini saja" Naya pun pergi menghampiri ketiga laki - laki yang sedang menari di tengah orang - orang yang juga sedang sibuk menari.
"Hufftt... ini sangat melelahkan" Ina mendelosorkan dagunya di meja.
Drrtt!!
"Halo?"
"Halo Ina ini Dekan Jinan" seketika Ina pun terkejut.
"Ada apa ya pak?"
"Tolong sore hari ini temui saya di kantor saya, ada yang mau saya beritahu tentang karyamu"
"Baik, saya akan datang sore jam 3 nanti"
"Saya tunggu" Dekan pun mematikan sambungan teleponnya.
Ina berfikir karyanya akan menjadi pemenang lomba antar sekolah nanti dan akan menambah pemasukannya meskipun sedikit yang akan dia dapat.
"Naya belum juga selesai dengan tiga laki - laki itu" Ina melihat Naya yang sedang bersama dengan ketiga anak laki - laki, mereka sepertinya membicarakan sesuatu yang penting dan serius.
"Aku akan membeli makanan dulu" Ina membeli makanan ringan di sebuah franchise.
"Bang, Fried Chicken Sauce seporsi" Ucap Ina lalu duduk di bangku antrian.
Hari ini cuacanya terik, Ina bahkan lupa untuk memakai Suncream. Tangan Ina memanas akibat terkena radiasi matahari.
"Disini panas sekali" Ringis Ina.
"Ina, ayo pulang" Ucap Naya yang sudah terlihat rapi memakai pakaian informal.
"Okeh" Ina dan Naya beranjak pergi, tak lupa dengan Fried Chicken Sauce Ina.
Tiba - tiba di perjalanan ban mobil Naya bocor.
"Oh tidak, bannya bocor!" Teriak Naya.
"Apa disini dekat dengan tambal ban?"
"Tambal ban mungkin satu kilometer dari sini"
"Lalu bagaimana? Apa kita tinggalkan saja mobilnya?"
"Jika meninggalkan mobilnya, maka kita akan berjalan sangat jauh. eumm... Aku akan menelpon Supirku dulu" Dan Ina mengangguk.
Tutt!
"Bagaimana?" Tanya Ina.
"Supirku akan menambalnya, mungkin sekitar 30 menit akan sampai" Balas Naya.
"Apa kita akan menunggu selama itu?"
"Aku tidak tau Ina, eumm... Mungkin sementara kita akan menunggu"
Tiinnn!!!
"Miskin mau kemana nih?" Ucap Cayo.
"Hei! beri kami bantuan untuk tumapangan!" Balas Naya.
"Tidak, Kau bahkan tidak mengucapkan kata minta tolong" Naya sangat kesal dengan Cayo selama beberapa hari ini.
"Tolong beri kami bantuan" Naya menahan untuk tidak berteriak dan menghantam Cayo. Dalam berdiskusi Naya dan Cayo akan profesional akan tetapi jika di luar diskusi maka akan sering terjadi pertengkaran kecil.
"Baiklah nona - nona silahkan masuk" Balas Cayo.
Naya membuka pintu mobil tersebut dan Ina berjalan di belakang Naya.
"Apa kau sudah memberitahu Supirmu tentang mobil bocormu" Tanya Ina.
"Sudah, mungkin 30 menit akan sampai"
"Kau beruntung bisa menumpang dan tidak menunggu Supirmu" Ucap Cayo. Sementara dua orang itu tidak memperhatikan jika Ina merasa tidak nyaman dengan orang - orang yang ada di dalam mobil Cayo apalagi dengan keberadaannya Daniel. Dan lagi Friend Chicken Sauce Ina tertinggal di mobil Naya.
"Hidupku memang dipenuhi keberuntungan" Balas Naya dan dia pun tertawa.
"Naya, kita akan sampai jam berapa?" Tanya Ina.
"Mungkin sekitar 20 menit"
"Tenang Ina, aku akan membawamu pulang dengan selamat" Ucap Cayo.
"Halah playboy" Sindir Rino.
"Biasalah buaya tajir" Sindir Naya.
"Syirik!" Balas Cayo sambil memutar bola matanya, buaya julid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments