"Aku akan membawakan kabar saat aku tiba di rumah"
"Baiklah, berhati - hati lah agar pulang dengan selamat"
"Aku mengerti Ayah" Dan Ina pun menutup teleponnya.
Ina mengeluarkan air matanya, ia ingat ekspresi Ayahnya mendengar Ina masuk dalam kompetisi Internasional. Akan tetapi Ina bukan pemenang kompetisi tersebut. Ina merasa takut Ayahnya akan sedih dan kecewa.
"Taxi!"
...
Ina pun menarik kopernya, membawa kopernya ke dalam taxi.
"Apa dia dalam penerbangan?"
"Belum tuan, dia mengambil penerbangan 789 untuk kembali ke negara I"
"Suruh penerbangan 789 untuk segera pulang 5 menit sebelum dia di bandara"
"Baik"
"Aku harap kita akan ada di penerbangan bersama"
Drrtt
"Halo?"
"Daniel bagaimana kabarmu?" Ayah Naya menelpon Daniel.
"Saya baik - baik saja, Om"
"Jangan panggil Om, kamu akan menjadi menantu saya. Panggil saja Ayah"
"Saya masih ada urusan, jika tidak yang penting saya tutup dulu"
"Saya hanya mengingatkan untuk pertunangan nantinya, Tuan Kunta tidak sabar" Lalu Ayah Naya pun tertawa.
"Baiklah, saya mengerti" Lalu Daniel menutup teleponnya.
"Orang tua itu sangat mengganggu"
...
"2 hari lagi akan menjadi hari pertunanganmu Naya" Ucap Ayah Naya.
"Aku tidak mau!"
"Kau harus mau Naya, kalau tidak keluarga kita akan di cap rendahan"
"Aku tidak peduli! yang aku pedulikan hanya kebahagiaanku!"
"Kau akan bahagia ketika kau menjadi istri Daniel"
"Aku tidak mencintainya!"
"Hah? Di zaman sekarang tidak yang namanya cinta, Naya. Bahkan Ayah sama sekali tidak mencintai ibumu"
"Kau memang kejam"
"Jika aku kejam aku akan membuangmu disaat kau masih bayi, aku masih berhati untuk merawatmu"
"Dan sekarang kau membuangku"
"Ini demi kebahagiaanmu juga"
"Kebahagiaan? Kau saja tidak tau caranya untuk membuat orang sekitarmu bahagia"
"Kau akan menikah 2 hari lagi jadi persiapkan dirimu"
...
"Permisi, untuk penerbangan ini ada di antrian mana ya?" Ucap Ina sambil menyondorkan kartu penerbangan kepada petugas.
"Untuk penerbangan yang tertulis di kartu sudah terbang 5 menit yang lalu"
"Apa?! Bukannya penerbangan akan terbang 20 menit kemudian?"
"Penerbangan dipercepat oleh suatu hal, anda bisa naik ke penerbangan berikutnya, hanya tersisa 1 penerbangan"
"Baiklah, tapi dimana aku bisa diberikan izin?"
"Anda bisa cek di petugas 10 tempatnya di sebelah barat"
"Baiklah, terimakasih" Lalu Ina pergi ketempat petugas 10.
"Apa yang salah dengan bandara ini?!" Omelnya sambil melihat kartu penerbangan.
...
"Apakah dia datang?"
"Sudah tuan, dia sudah membereskan perizinan di petugas 10"
"Penerbangan akan dimulai 15 menit lagi"
"Apa tuan mencintai gadis itu?"
"Jawabnya singkat saja, Aku mencintainya"
"Gadis itu sangat beruntung" Lalu tuannya tersenyum manis.
"Persilahkan posisinya"
"Baiklah, tuan" Asistennya pun menurut.
"Penerbangan akan berangkat 10 Menit lagi, penumpang harap masuk dan bersiap!"
"Aku harus masuk cepat" Ucap Ina sambil membawa kopernya.
"Aku seharusnya ada di bagian tengah pesawat" Ucap Ina sambil menggaruk kan kepalanya bingung.
"Permisi, boleh saya bantu?" Ucap Pramugari yang melihat Ina berdiri terlalu lama.
"Eumm... ya aku sedikit tidak faham tentang nomor tempat duduknya" Ucap Ina sambil memberikan kartu penerbangannya.
"Anda adalah penumpang pesawat yang sudah lepas landas dan pesawat ini sudah penuh penumpang seperti awalnya, anda akan di tempatkan di ruang VIP" Pramugari itu menjelaskan lebih detail.
"Tapi aku tidak memesan ruang VIP"
"Jika sudah penuh penumpang dan anda penumpang yang baru ikut, maka anda ditempatkan di ruang VIP, tenang saja anda tidak akan membayar tambahannya"
"Benarkah? Baiklah aku akan ikut" Jawab Ina sambil menganggukkan kepalanya dengan senang.
Lalu Ina dituntun ke ruang VIP oleh Pramugari tersebut.
"Wah ini luar biasa" Ucap Ina terpesona dengan ruang VIP.
"Silahkan tempat anda disini" Ucap Pramugari tersebut mempersilahkan Ina duduk.
"Terimakasih atas bantuannya"
"Sudah menjadi tanggung jawab" Jawab Pramugari itu dengan tersenyum lalu pergi meninggalkan Ina.
"Aku mendapat keberuntungan banyak hari ini"
"Tuan selamat datang, silahkan menikmati perjalanan anda" Ucap Komisaris dengan ramah.
"Terimakasih, saya akan menikmati perjalanan dan pelayanannya" Ucap Daniel tersenyum.
"Silahkan duduk tuan" Ucap Roni, Asisten Daniel.
Ina yang tadinya senang malah berubah menjadi cemberut karena kehadiran Daniel.
"Sekarang menjadi hari yang buruk" Omel Ina sambil membaca buku yang disediakan.
"Kita bertemu lagi bukan?" Sapa Daniel dengan sedikit tersenyum. Ina pun hanya menatapnya miring dan tidak peduli.
"Kau orang yang sombong" Ucap Daniel lalu mengambil tempat duduk di sebelah tempat duduk Ina.
"Ada banyak tempat duduk, Kenapa kau disini?" Tanya Ina dengan sinis.
"Sudah tertulis jika aku duduk disini" Jawab Daniel santai.
"Bukannya kau yang memiliki pesawat ini? Kau bebas duduk apa saja kan? Kau bisa melanggar aturan tempat duduk kan?" Ucap Ina dengan sayu, karena hari ini Ina sedikit lelah.
"Kau tidak tau apa - apa tentang bisnis dan ya peraturan harus selalu di tepati" Jawab Daniel dengan tegas. Lalu Ina memalingkan pandangannya, ekspresinya berkata tidak menyukai kehadiran Daniel.
"Perhatian! Pesawat akan lepas landas 1 menit lagi, tolong gunakan sabuk pengaman anda" Peringatan dari Peringatan.
"Ngomong - ngomong aku suka dengan karyamu"
"Kau sama sekali tidak tau tentang karyaku" Jawab Ina sinis.
"Kau bisa lebih baik lagi"
"Aku tidak butuh dukunganmu, aku dengar kau akan menikah dengan Naya" Ina ingat tentang sahabatnya dan mencoba mencari tau dari Daniel. Ina berfikir Daniel akan tahu tentang informasi Naya.
"Darimana kau tau itu?"
"Aku adalah sahabat Naya"
"Oh ya! Memangnya kau siapa menanyakan urusan pribadiku?" Jawab Daniel santai.
"Dasar tidak tau diri!" Guman Ina.
"Aku mendengarnya" Ucap Daniel santai sambil membuka bungkusan makanan ringan yang di sediakan.
Ina tidak bisa membuka mulut Daniel untuk mencari informasi.
"Ngomong - ngomong, Apa kalian sudah bertunangan?"
"Belum, kau bilang Naya sahabatmu lalu kenapa kau tidak menanyakan ke dia saja?" Ucap Daniel dengan santai, ia masih memakan makanan ringan yang ada di tangannya.
"Memangnya kenapa? Aku ingin melihat, Apakah orang yang akan di nikahi sahabatku itu asik atau tidak"
"Lalu bagaimana dengan pendapatmu tentangku?"
"Kau sangat membosankan" Jawab Ina dengan nada malas dan tidak peduli.
"Dan pendapatku tentangmu adalah orang yang sangat kejam"
"Permisi, tapi aku tidak meminta pendapatmu tentang diriku"
"Dasar wanita kejam" Jawab Daniel dengan murung. Lalu suasana pun hening.
"Ngomong - ngomong siapa namamu?" Tanya Daniel.
"Apakah kau tidak lelah menanyakan pertanyaan padaku?" Lalu seketika suasana benar - benar menjadi hening.
Drrtt!!
"Halo?"
"Selamat pagi tuan, Perusahaan lain telah menggeser peringkat teratas dan kita berada di peringkat ketiga" Ucap Manager di telepon.
"Bagaimana mungkin?!"
"Perusahaan yang ingin bekerja sama dengan kita telah memutuskan untuk tidak menandatangani perjanjian kerja sama"
"Cari informasi lebih dalam tentang 2 perusahaan itu!"
"Tuan, Apakah anda tidak ingin menandatangani perjanjian keluarga--"
"Cepat laksanakan apa yang diperintahkan!"
"Ba-baik Tuan" Manager tersebut langsung menutup teleponnya.
"Roni, cepat hubungi badan pengawasan!"
"Baiklah, Tuan"
Daniel melihat wanita yang tempatnya tidak jauh dengannya. Ia melihat wanita itu tidur dengan nyaman seperti tidak ada beban apapun di pundaknya.
"Aku tidak akan melepaskanmu" Ucap Daniel dengan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments