Eps. 11

"Ayah" Ina masuk kedalam rumah setelah pulang dari bandara.

"Ina" Ayah pun memeluk Ina dengan erat. Ina menundukkan wajahnya. Terlihat wajahnya lesu tidak bersemangat.

"Ada apa, Nak?" Tanya Ayah Ina.

"Maaf Ayah" Ucap Ina lesu, ia tidak berani melihat Ayahnya.

"Duduklah, Nak" Ayah Ina membawa Ina untuk duduk.

"Kau tau Ayah sangat menyayangimu, Ayah tidak akan marah padamu, dengar jika kau tidak menang maka tidak apa - apa bagi Ayah, yang terpenting adalah dirimu baik - baik saja" Ucap Ayah Ina dengan lembut.

"Tapi itu kompetisi Internasional"

"Kompetisi Internasional atau tidak itu tidak yang terpenting, yang terpenting adalah dirimu yang selamat dari kepulangan, Ayah sudah sangat senang kamu selalu ada di samping Ayah"

"Terimakasih, Ayah"

"Kau baru pulang dari perjalanan jauh, sekarang kau bersihkan badanmu dan istirahat yang cukup" Ucap Ayah Ina.

"Dimana Ibu?" Tanya Ina kepada Ayahnya.

"Ibumu sedang keluar ke pasar" Jawab Ayah Ina.

Lalu Ina pun pergi ke kamarnya dan membawa barang - barangnya.

"Aku senang Ayah tidak marah denganku" Pikir Ina di dalam kamar.

"Aku lelah sekali"

Ina memutuskan untuk mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Drrtt

Telepon Ina bergetar entah dari siapa yang menelpon Ina.

...

"Huh...akhirnya aku sampai di pinggiran kota, aku harus kerumah Ina" Naya menyebrang untuk pergi ke rumah Ina.

Tok! Tok! Tok!

"Selamat pagi" Naya menundukkan badannya sebagai tanda hormat di depan Ayah Ina.

"Selamat pagi, sepertinya saya kenal kamu, kamu Naya ya?" Tanya Ayah Ina kepada Naya.

"Iya paman" Jawab Naya sambil tersenyum.

"Silahkan masuk Nak" Ayah Ina mempersilahkan Naya untuk masuk ke rumah.

"Sebelumnya ada apa kamu datang kemari Nak?" Tanya Ayah Naya.

"Eumm... Sebelumnya ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan Ina" Naya menjelaskan keperluannya datang ke rumah Ina.

"Ohh kebetulan sekali Ina baru pulang tadi, paman panggilkan Ina ya" Ayah Ina menuju ke kamar Ina dan mengetuk kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

"Ina, ada temanmu Naya datang kemari" Ucap Ayah Ina yang sedikit tinggi.

"Naya? Naya! Apakah ia kemari?!" Ucap Ina di dalam kamar yang tidak percaya jika Naya datang ke rumahnya. Ina pun membuka pintunya.

"Naya?! Dimana Naya?" Tanya Ina kepada Ayahnya.

"Dia ada di ruang tamu" Jawab Ayah Ina. Lalu Ina langsung pergi meninggalkan Ayahnya menuju ruang tamu.

"Naya!" Teriak Ina dan langsung memeluk Naya dengan senang.

"Ina" Naya pun membalas pelukan sahabatnya itu.

"Naya l, Apa kau baik - baik saja?" Tanya Ina khawatir, Ina pun memeriksa tubuh Naya Apakah ada yang terluka atau tidak.

"Aku baik - baik saja Ina, kau tidak perlu khawatir" Jawab Naya dengan tersenyum.

"Syukurlah kau sehat dan selamat" Ina lega rasanya bertemu dengan Naya.

"Beberapa hari yang lalu ibumu menanyakanmu kesini" Ucap Ina dengan nada berbisik.

"Benarkah? Lalu bagaimana setelahnya" Tanya Naya yang sedikit khawatir tentang ibunya.

"Aku meminta ibumu untuk pulang kerumah dan menyakinkan agar aku saja yang mencarimu" Ina menjelaskan dengan apa adanya.

"Ibu pasti khawatir" Ucap Naya dengan nada lesu.

"Aku tidak tau kabar tentang ibumu saat ini dan maafkan aku yang tidak berhasil menemukanmu"

"Tidak apa - apa, kau sudah berusaha melakukan yang terbaik"

"Tidak, aku keluar negeri untuk kompetisi Internasional aku tidak mencarimu, maafkan aku"

"Benarkah?! Kamu mengikuti kompetisi Internasional?! Wah Selamat Ina! Lalu bagaimana hasilnya, Apakah sudah di umumkan?" Tanya Naya dengan histeris.

"Aku kalah dan maafkan aku Naya" Ucap Ina dengan nada yang tidak semangat.

"Owhh... Tidak apa - apa Ina kekalahan bukan hal yang memalukan dan soal aku yang terpenting adalah sekarang aku selamat dari bahaya" Naya memberikan semangat agar Ina tidak enak hati.

"Terimakasih, Naya kau yang terbaik" Ucap Ina sambil tersenyum.

"Eumm... Sebelumnya aku agak tidak enak dengan ini tapi Apakah aku boleh tinggal sementara di rumahmu?" Tanya Naya untuk meminta izin agar sementara ini ia tinggal di rumah Ina.

"Tentu saja boleh, Kenapa kau tidak senak dengan hal itu? Aku akan senang sahabatku bisa menginap" Ucap Ina dengan penuh kesenangan dan Naya hanya tersenyum manis.

"Kita akan tidur di kamarku, aku akan siapkan kamar sekarang dan tunggu disini aku akan membuatkan sesuatu untukmu" Ucap Ina dengan semangat untuk menyiapkan kamarnya untuk berbagi dengan Naya. Ina membawakan segelas teh hangat agar Naya rileks.

"Aku buatkan teh untukmu" Ucap Ina sambil memberikan teh hangat untuk Naya.

"Terimakasih Ina, aku telah merepotkanmu"

"Tidak, kau membuatku senang sekarang, tunggu sampai aku selesai merapikan kamarku cuman butuh 10 menit, tunggu ya" Ucap Ina sambil pergi ke kamarnya.

"Ayah Naya akan menginap!" Teriak Ina sambil pergi menuju ke kamarnya.

"Baiklah! Siapkan kamarnya!" Jawab Ayah Ina dari kamar dengan teriak agar anaknya mendengarnya.

"Siap Ayah!!!" Jawab Ina sambil merapikan kamar tidurnya dengan cepat.

Di ruang tamu Naya tersenyum dengan perilaku Ina dan Ayahnya tapi di sisi lain ia sedih dengan Ayahnya.

Tok! Tok! Tok!

"Selamat pagi, Bibi" Ucap Naya sambil membukakan pintu rumah Ina.

"Selamat pagi, kamu Naya ya?" Tanya Ibu Ina.

"Benar sekali Bibi" Jawabnya dengan lembut.

"Ya ampun kamu cantik sekali Nak" Ucap Ibu Ina.

"Terimakasih Bibi" Naya pun menunduk sebagai tanda hormat.

"Apakah sudah minum air?"

"Sudah Bibi, Ina yang membuatkannya"

"Baiklah, Bibi mau masuk dulu ya? Oh dan dimana Ina Kenapa di tidak ada?"

"Ina sedang di kamar membereskan sesuatu"

"Oh baiklah, silahkan duduk Nak, buat dirimu nyaman seperti di rumah sendiri"

"Terimakasih, Bibi" Lalu Ibu Ina pun pergi ke dapur.

Suara langkah cepat menghampiri ruang tamu.

"Naya, kamu sudah boleh masuk ke kamarku" Ucap Ina sambil menunjukkan kamar Ina.

"Ini adalah kamarku, silahkan masuk" Ina mempersilahkan Naya untuk masuk ke kamarnya.

"Maaf kamarku tidak luas" Ucap Ina.

"Ini sudah lebih dari cukup Ina, terimakasih" Ucap Naya sambil tersenyum.

"Kau boleh membersihkan dirimu, itu kamar mandinya" Ina menunjuk pintu kamar mandinya.

"Baiklah, terimakasih" Lalu Ina pun mengangguk dan meninggalkan Naya di dalam kamar.

"Ina, Dimana temanmu tadi?" Tanya Ibu Ina yang sedang mencari Naya.

"Dia sedang mandi ke kamarku" Jawab Ina lalu Ibunya pun mengangguk.

"Aku akan memasak untuk makan siang kita semua" Ucap Ibu Ina.

"Ibu" Panggil Ina.

"Ada apa?" Tanya Ibunya.

"Eumm... Naya akan menginap untuk beberapa hari, Apakah boleh?" Tanya Ina kepada Ibunya, Ina khawatir kalau Ibunya tidak akan mengizinkan Naya untuk menginap beberapa hari.

"Tidak apa - apa, Ibu dengar Naya sedang memiliki konflik dengan keluarganya, ia sekarang pasti membutuhkan orang untuk ia percayai" Jawab Ibu Ina dengan nada lembut.

"Terimakasih, Ibu" Ucap Ina sambil memeluk Ibunya dan Ibunya pun membalas pelukannya. Batin Ina berkata "Ibu mungkin orang yang keras tapi Ibu juga memiliki sisi kelembutan di dalam hatinya"

"Sudahlah, sekarang kau siapkan meja makannya, Ibu akan memasak"

"Baiklah, Ibu" Dan Ibu dan Anak tersebut berkerja sama untuk menyiapkan makan siang nanti.

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!