Eps. 6

"Naya apa kabar ya? Dia masih belum memberikan kabar tentang dirinya"

Drrtt!!

"Halo?"

"Halo Ina, cepatlah pulang Ayah ada yang ingin menemuimu"

"Baik tunggu aku Ayah"

Setelah itu Ina pun memutuskan untuk pulang menggunakan taxi.

"Ayah!" Ina melihat sekitarnya dan melihat seorang wanita paruh baya tetapi ia masih terlihat sangat cantik. Dan Ina melihat ayahnya mengisyaratkan untuk memberitahu siapa wanita itu.

"Dengan siapa?" Tanya Ina kepada wanita itu.

"Saya adalah Ibu Naya" Mendengar itu pun Ina tidak mengerti apa motivasi Ibu Naya datang ke Ina.

"Silahkan duduk dulu" Ucap Ina mempersilahkan Ibu Naya duduk.

"Ada apa Nyonya sampai datang kemari" Tanya Ina dengan suara lembut.

"Saya ingin mencari Naya, Apakah Naya kemari?" Ina berfikir ada apa diantara Naya dan Ibunya. Ina tidak ingin memberitahu jika kemarin Naya kecelakaan, mungkin itu akan membuat Ibu Naya khawatir.

"Naya sama sekali tidak datang kemari, Kalau boleh tau ada apa dengan Naya?"

"Sebenarnya Naya sempat di paksa untuk menikah oleh Ayahnya dan Naya tidak menerima perjodohannya akhirnya kemarin Naya kabur dari rumah sampai sekarang belum kembali" Ucap Ibu Naya dengan sedikit terisak.

Ina melihatnya tidak tega tapi apa yang harus dilakukan Ina jika seperti ini.

"Kalau boleh siapa calon suami Naya?"

"Direktur Daniel" Ina terkejut dengan nama itu, ia tidak menyangka jika Daniel calon suami Naya.

"Lalu Nyonya memberitahu Danie- Maksudku Direktur Daniel tentang Naya yang masih belum pulang?" Ibu Naya menggelengkan kepalanya.

"Nyonya memberitahu teman - teman Naya selain saya?"

"Ibu tidak tahu teman Naya selain kamu, Naya hanya sering menceritakan momen bersama kamu saja" Ucap Ibu Naya dan itu membuat Ina terharu. Naya adalah teman terbaiknya.

"Katanya ia sering menyuapmu dengan meneraktirmu dan balasannya adalah kamu memberikan contekan" Mendengar itu Ina tersenyum terharu dengan apa perkataan Ibu Naya.

"Itu benar"

"Kalau boleh tahu, Apakah keluarga nyonya sudah mencari Naya?"

"Sudah, Ayahnya khawatir dan sangat marah"

"Nyonya tenang saja dan beristirahat, saya akan coba untuk menemukan Naya. Nyonya, boleh saya meminta nomor anda?"

"Boleh silahkan" Ina menyimpan nomor Ibu Naya.

"Nomor anda berguna untuk berkomunikasi dengan saya, Kalau begitu anda bisa beristirahat di rumah, saya akan mencoba menemukan Naya. Jika ada informasi lebih lanjut saya akan menghubungi Nyonya"

"Terimakasih Ina, hanya kamu yang bisa saya andalkan" Ina membungkuk hormat dan Ibu Naya pun pergi.

"Bagaimana dengan Naya, Ina?" Tanya Ayah Ina setelah Ibu Naya pulang.

"Kurasa Naya tidak baik - baik saja, Ayah. Kemarin Naya menelponku meminta tolong agar aku menjemputnya karena dia kecelakaan motor, tapi ketika ada sampai ke tujuannya Naya malah tidak ada dan aku menanyakan warga sekitar, katanya Naya di bawa oleh keluarganya"

"Sepertinya ada yang menculiknya"

"Itu benar tapi apakah penculiknya setega itu? setelah kecelakaan mereka membawa Naya dan sekarang masih belum ada kabar"

"Coba kamu cari tahu tentang keluarganya"

"Baik, Ayah"

Keesokan harinya Ina berangkat ke Negara A untuk ke 2 harinya kompetisi Internasional.

"Participants, are allowed to enter the museum hall"

"The owner of the museum hopes that participants will get an insight from this Museum"

"Wah bagus banget" Ina melongo melihat isi museum.

"Seandainya aku bisa mengajak ayah ke sini pasti ayah akan senang"

"Dan Naya..."

"Hai Ina apa kabar?" Sapa Dina.

"Hai, Baik"

"Museumnya bagus banget, aku gak nyangka bisa sampai ke museum bersejarah ini"

"Aku juga, rasanya seperti luar biasa bisa berada di sini" Dan mendengar itupun Dina mengangguk setuju.

Drrtt!!

"Nyonya?" Ucap Ina dalam hati, lalu mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"Halo Ina, saya Ibu Naya"

"Iya nyonya saya tahu"

"Apa Naya sudah ada informasi?"

"Belum nyonya, saya masih mencari tahu informasi tersebut"

"Saya sangat khawatir" Mendengar itu Ina juga tidak tega dengan Ibu Naya, pasti Ibunya sangat merindukannya, Ina jadi teringat dengan Ibunya.

"Nyonya tenang saja, saya akan berusaha"

"Saya tunggu ya Ina dan Ina, panggil saya Ibu saja tidak enak jika kamu memanggil saya nyonya lagi pula kamu sahabat anak saya"

"Baik Ibu, saya akan kabari jika informasi sudah ketemu"

"Baiklah" Lalu Ibu Naya menutup teleponnya.

Ina menggerutu dalam hati, memikirkan solusi untuk menemukan Naya.

"Ada apa?" Dina yang daritadi mendengar percakapan Ina pun sekarang bertanya.

"Tidak ada apa - apa, itu masalah pribadi" Dan Dina pun mengangguk mengerti.

"Ayo kita lihat yang lain" Ajak Ina untuk membuat suasana tidak terasa canggung.

...

"Daniel, bagaimana keputusanmu dengan Naya" Ucap laki - laki paruh baya tidak lain yaitu Papa kandung Daniel.

"Aku masih belum mau di jodohkan" Jawab Daniel.

"Daniel ini adalah demi masa depan kamu"

"Aku bisa menentukannya sendiri"

"Bagaimana bisa menentukannya sendiri?"

"Dengan menolak paksaan darimu"

"DANIEL!!!!"

"Tenanglah papa" Ucap wanita paruh baya itu adalah mama tiri Daniel.

"Aku bisa mengambil keputusanku sendiri Papa" Lalu Daniel pun pergi dari ruangan Papanya.

"Bagaimana dia bisa berfikir seperti itu?" Ucap Papa Daniel kepada Istrinya yang sedang menenangkan Papa Daniel

"Sabar Suamiku, aku akan mencari cara untuk membuat Daniel setuju, Keluarga Kunta akan Maju setelah ini"

...

"Ayah lepaskan aku"

"Kau selalu menolak untuk perjodohan Naya"

"Aku masih kecil Ayah!"

"Kau seharusnya sudah menikah"

"Aku punya impian untuk kehidupanku sendiri Ayah, jadi tolong berikan aku tempat untuk menentukan hidupku sendiri"

"Kau ini bicara apa Naya!"

Naya di kurung di tempat yang minim cahaya, Naya di kurung tanpa pengetahuan siapa pun. Ayahnya lag yang mengurungnya.

"Demi keluarga kau harus menikah"

"Berarti Ayah tidak memikirkan aku sedikit pun?!"

"Ayah tidak pernah kekurangan uang sedikit pun dan Ayah hanya memikirkan Uang yang Ayah hasilkan! Kalau begitu kenapa Ayah tidak menikah mencari wanita lain?!!"

"NAYA!!!"

"Aku benarkan?!"

"Kurang ajar!!" Ayah Naya menampar pipi Naya dan Naya hanya diam tak berkutik.

"Silahkan tampar aku sepuasnya tapi ingat jangan pernah anggap aku mainan yang murah untuk di jual" Ucap Naya dengan penekanan.

"Apa kau juga seperti ini dengan Ibu? Kau merendahkan seorang wanita layaknya mainan yang dengan gampangnya di rusak! Apa kau tidak punya hati?!"

"Cukup Naya! Atau aku akan mengurungmu lebih ketat!"

"Silahkan saja! Aku sudah terbiasa dengan kurungan! Aku tidak pernah merasakan kehangatan dalam keluarga! Ayah hanya memperlakukan aku dengan baik ketika aku masih kecil dan memperlakukan aku seperti Bonek saat aku remaja!"

"Jika kau berkata yang lebih buruk lagi, maka aku akan memperlakukanmu lebih buruk lagi Naya!" Ucap Ayah Naya sambil mencengkeram tangan Naya dengan kuat.

"Dasar penggila!" Umpat Naya.

Naya menangis ketika Ayahnya meninggalkan ruangan yang minim pencahayaan tersebut.

"Ayah Jahat" Naya pun menangis dengan terisak.

"Aku rindu mama, aku rindu kebebasan hiks-hiks" Naya menangis tersedu - sedu sambil memeluk lututnya.

"Tolong aku, tuhan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!