"Apa?! Kau dimana?!" Tanya Ina panik dengan kondisi Naya sekarang.
"Aku ada di perempatan kampus"
"Oke aku akan kesana 5 menit lagi" Ina langsung menutup sambungan teleponnya.
"Semoga kamu baik - baik saja Naya" Ucap Ina dalam Hati. Ina panik jika terjadi sesuatu kepada Naya, meskipun Naya itu tengil tapi Ina sudah menganggap Naya sebagai Saudaranya sendiri.
Dan Ina paling tidak suka jika mendengar kabar bahwa Naya sedang terjadi masalah, apalagi sampai membuat Naya terluka. Ina hanya berharap dan hanya bisa berdoa agar Naya tidak terluka apalagi terluka yang sangat parah. Karena Naya adalah anak yang ceria dan banyak tertawa, tidak tega jika melihat Naya murung apalagi sedih.
Setelah tiba di tempat lokasi Ina mencari Naya tetapi ia tidak melihat Naya.
"Dimana Naya?" Ina mencari Naya seperti orang gila, menanyakan warga sekitar.
"Pak tadi disini ada kecelakaan apa, Pak?" Tanya ini ke salah satu warga sekitar.
"Disini tadi emang ada kecelakaan neng, orangnya perempuan pake motor tapi tadi ada mobil yang katanya mau bawa Enengnya kerumah sakit dan katanya itu keluarganya"
"Oh gitu ya pak? Terimakasih Pak informasinya" Lalu Bapak itu pun pergi.
"Ternyata udah di bawa sama keluarganya toh" Kemudian Ina pun kembali kerumahnya, Ina fikir sekarang Naya sedang di rawat di rumah sakit.
Besok adalah kompetisi Internasional Ina harus mempersiapkan diri untuk menghadapi selama 3 hari untuk kompetisi.
"Lebih baik aku pulang saja dan menunggu kabar selanjutnya, tetapi aku harus membeli buku terlebih dahulu"
Ina sampai ke toko buku pinggir jalan depan rumahnya. Sesampainya di toko buku...
"Pak buku keluaran terbaru ada dimana ya?" Ina menanyakan tempat buku keluaran terbaru.
"Rak bagian tengah neng"
"Terimakasih pak" Ina melihat Rak itu di penuhi dengan buku - buku keluaran terbaru yang ia impikan untuk membacanya. Dan tidak sengaja ia melihat buku keluarkan terbaru yang ia tulis sendiri, baru pertama kalinya Ina mengeluarkan buku terbaru itu 4 bulan terakhir.
Ina ingat bagaimana susah payahnya agar buku itu terbit, Ina begadang, dan sakit selama 2 Minggu akan tetapi kerja kerasnya kini terbayarkan. Ina memiliki banyak uang sekarang dari hasil penerbitan buku karyanya.
Ketika Ina ingin mengambil buku tiba - tiba seseorang mengambil buku itu duluan. Ina membalikkan badannya ingin protes karena ia yang mengambilnya duluan.
"Hei! Itu bukuku! Aku yang mengambilnya duluan!" Protes Ina.
"Kau belum membayarnya dan bukunya sudah di tanganku jadi ini bukuku" Ina terkejut kalau orang itu adalah orang ia tabrak.
"KAU?!!" Ucap Ina serentak dengan pria itu yang tidak lain adalah Daniel.
Pandangan pertama awal aku berjumpa telolet telolet telolet lolet lolet~
"Dasar Kau!!" Umpat Ina.
"Perempuan tidak punya Tata Krama" Ina melotot ketika Daniel merendahkannya.
"Kau yang tidak punya Tata Krama, pertama kau mengambil bukuku dan kedua kau merendahkanku seenaknya"
"Memang benarkan kau baru saja mengumpat" Jawab Daniel santai lalu ingin pergi ke kasir.
"Hei! Kembalikan bukuku!" Ina mencoba menahannya.
"Ini bukuku!" Jawab Daniel tidak mau kalah.
"Kurang ajar!"
"Dengar Nona, pertama kau menabrakku, kedua kau menuduhku mengambil bukumu dan ketiga kau menuduhku merendahkanku. Lalu kau ini siapa? Hah?" Ucap Daniel lalu pergi ke kasir.
"Tidak ini bukuku! Kau bisa memilih buku yang lain kan?"
"Kalau tidak bisa bagaimana?" Ina merasa kesal dengan orang ini, dalam hitungan detik dia bisa menyumpal mulut Ina.
"Bye Nona jelek" Ucap Daniel meledek, Ina melihat kepergian Daniel keluar dari toko buku.
"Dia di festival terlihat tidak peduli tapi di sini dia sangat menjengkelkan, memang benar manusia seringkali berubah seiring waktu" Ucap Ini sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Pak saya beli ini" Akhirnya Ina membeli buku yang lain, setidaknya ia bisa membaca buku.
Hari ini adalah hari yang di tunggu oleh Ina yaitu hari pertama kompetisi, pemenang akan di umumkan 2 hari ke depan. Hari ini undangan jam 07.30 tapi Ina ingin berangkat lebih awal 30 menit lebih cepat dari jam undangan tersebut.
"Selamat datang Nona, silahkan tanda tangan di bawah label" Ucap seorang petugas penandan tangan kompetisi.
"Baik"
Ina berjalan - jalan melewati sampul buku yang di beri pigora besar, itu adalah karya buku terkenal dari kompetisi Internasional.
"Apa karya bukuku bisa di pajang disini?" Ina memiliki angan - angan tentang karyanya.
"Tamu undangan untuk menulis di harapkan untuk masuk ke ruangan" Sebuah perintah dari perintah.
Ina masuk ke ruangan tersebut terpampang sebuah tv besar, setelah 15 menit muncul lah seorang Master Internasional yang sangat sangat terkenal. Ina mengimpikan jika dia bisa duduk di kursi Master tersebut.
"Hello" Salam dari Master tersebut, semua yang ada di ruangan berteriak dan bertepuk tangan dengan meriah.
"Nice to meet you all" Pembukaan dari Sang Master
"I wish you all a great start, we are holding this special invitation for all the special ones"
"We hope that today's invitation can be umm... a new spirit for you in the future to be even better"
"I think that's all, I leave the rest to the Mentor"
Lalu Sang Mentor menjelaskan panjang lebar untuk kompetisi 2 hari kedepan.
"Silahkan semua bisa keluar dan bisa masuk kembali pada jam 9" Kalimat penutup dari Mentor.
"Baik!"
Ina menyelesaikan catatan yang harus di bawa besok ke Negara A.
"Hei! Namamu siapa?" Tanya seseorang yang meja bersebelahan dengan Ina dengan menyondorkan tangannya bermaksud ingin bersalaman.
"Inaaya Wijaya" Ucap Ina sambil membalas salaman tersebut.
"Inaaya? Kau pemenang kompetisi daerah tahun lalu?" Tanyanya sedikit histeris.
"Iya kau benar"
"Wow aku bertemu denganmu, eumm...Aku Dina"
"Halo Dina, Kenapa kau bisa sampai disini?"
"Sebenarnya aku dari Negara R, aku menang kompetisi antar daerah disana. Ibuku dari Negara R dan Ayahku keturunan Negara I jadi itulah aku bisa berada disini"
"Ternyata begitu, senang bertemu denganmu"
"Terlihat keren jika aku mempunyai kenalan dengan orang asing" Ucap Ina sambil tersenyum.
"Aku juga senang bertemu denganmu"
"Eumm... ngomong - ngomong, Apakah kau sendirian? Maksudku Apakah ada temanmu yang mengikuti kompetisi selain kau?" Tanya Dina penasaran.
"Tidak, Aku sendirian" Jawab Ina santai.
"Apa kau juga sendirian disini?" Tanya Ina.
"Benar tidak ada teman satu pun yang menyukai Hobi menulis, eumm... rata - rata temanku hobi menggambar dan mereka seorang di designer" Dina menjelaskan.
"Dan mereka sering aku tawari untuk membuat sampul buku dan ya itu sangat laris bukan hanya di pasaran, itu sangat luar biasa" Ucap Dina dan Ina mendengarkannya sambil berbinar.
"Kau beruntung sekali, aku sangat iri"
"Tamu undangan di harapkan untuk masuk ke ruangan" Perintah dari perintah.
"Selamat Pagi, Apakah masih semangat?"
"Tentu saja!!!"
"Kali ini kita akan membahas tentang perjalan ke Negara A, mari kita sambut Direktur Daniel" Ucap MC acara tersebut.
Dan semua orang bertepuk tangan tidak lupa dengan riuh gadis melihat ketampanan Daniel.
"Kenapa dia disini?" Ina terheran - heran.
"Tuan Daniel sebuah kehormatan bertemu dengan anda" Ucap MC tersebut sambil bersalaman dengan Daniel.
"Senang bertemu dengan anda" Daniel membalas salaman dari MC tersebut.
"Baiklah sekarang mari kita dengarkan sambutan dari Direktur Daniel" Ucap MC lalu turun dari panggung.
"Baiklah, kedatanganku kesini adalah untuk memperkenalkan perusahaan Kunta sebagai sponsor pariwisata, kalian semua tahu jika perusahaan Kunta berjalan dengan bermacam bidang salah satunya perusahaan Pariwisata"
"Bahkan aku saja tidak tahu nama perusahaannya sama sekali" Ina mengoceh pelan.
"Dan aku disini bukan hanya untuk soal pekerjaan, aku ingin melihat berapa banyak orang handal dalan bidang menulis aku ingin melihat wajah penulis yang masuk kedalam kompetisi Internasional"
"Apa Direktur ingin melihat seseorang untuk di jadikan pacarnya?" Bisik - bisik tetangga dan Ina pun mendengarnya.
"Aku tidak tahu pasti dengan itu, jika benar aku harap Direktur melihatku" Ina yang mendengar bisikan tetanggannya itupun merasa jijik.
"Cih memang apa gunanya dia? Dia hanya bisa mengoceh yang tidak - tidak" Oceh Ina sambil melihat Daniel berdiri di Panggung.
"Aku rasa hanya itu yang ingin saya sampaikan, saya mengucapkan Terimakasih" Kalimat penutup dari Daniel. Dan kelas di tutup dengan pidato dari Daniel.
Ina berjalan keluar dari ruangan, ia teringat dengan Naya. Ina berfikir untuk menelponnya.
Tut! Tut!
"Naya apa kabar ya? Dia masih belum memberikan kabar tentang dirinya"
Drrtt!!
"Halo?"
"Halo Ina, cepatlah pulang Ayah ada yang ingin menemuimu"
"Baik tunggu aku Ayah"
Setelah itu Ina pun memutuskan untuk pulang menggunakan taxi. Setibanya di rumah Ina pun buru - buru untuk masuk ke dalam rumah.
"Ayah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments