Eps. 14

"Baik tuan, akan saya usahakan bersama rekan" Ucap mata - mata bayaran tersebut.

"Aku akan menelpon wanita itu" Ucap Ayah Naya sambil menunjukkan smirk yang di milikinya.

"Halo" Sapa Yah Ina dalam telepon genggamnya.

"Halo tuan" Sapa seorang wanita dari dalam telepon tersebut.

"Bagaimana kabar anda?" Ucap Ayah Naya.

"Tentu saja baik, lalu bagaimana anda?" Tanya balik wanita tersebut.

"Baik - baik saja" Jawab Ayah Naya.

"Lalu bagaimana dengan rencana yang kedua yang sudah di susun?" Tanya wanita itu dengan nada yang sombong.

"Saat ini kami mencoba untuk melacak keberadaannya" Jawab Ayah Naya.

"Apa mata - mata anda tidak becus, tuan?"

"Tidak mereka masih terus berusaha untuk menemukannya"

"Oh, itu bukan kabar yang baik"

"Lalu dimana keberadaan anak anda?"

"Dia akan datang bersama anakmu hari ini" Ucap wanita tersebut.

"Apa maksud anda?"

"Naya akan datang kesana bersama dengan Daniel" Ucap Wanita tersebut.

"Bagaimana anda tau tentang ini?!"

"Anda terlalu tidak melihat ke depan dan berfikir matang, cukup jalankan rencana kedua saat mereka sudah tiba dan berikan jeda sesaat untuk mereka bicara nantinya"

"Baiklah, saya akan mengurusnya"

"Jangan sampai rencana gagal" Ucap wanita itu lalu menutup teleponnya.

...

"Apa kau yakin Ibuku disini?" Tanya Ina yang sedikit bingung dengan rencana Daniel.

"Iya, Ibu memang disini, Ibumu sebenarnya tidak di kurung tapi hanya di sekap dengan cara yang sedikit tidak kasar, mungkin kita bisa bicara baik - baik dengan Ayahmu untuk membawa Ibumu sementara" Ucap Daniel dan akhirnya para penjaga pun membukakan gerbang pintu masuk.

"Aku dan Naya akan masuk ke dalam sementara kalian Rino, Cayo dan Ina ingat rencana penyamaran" Ucap Daniel dengan serius dan mereka pun mengangguk paham.

"Nona Naya?" Ucap salah satu penjaga yang berjaga di Pintu masuk utama.

"Bawa aku ke tempat Ibuku, sekarang!" Ucap Naya dengan perintah penekanan.

"Maaf Nona saya tidak bisa langsung menuruti perintah Nona" Ucap penjaga itu.

"Dia atasanmu bukan? Kenapa kau tidak menurutinya?!" Ucap Daniel yang mencoba untuk membantu Naya

"Maaf Nona, Saya hanya mematuhi perintah untuk membawa Nona ke hadapan Tuan terlebih dahulu" Ucap Penjaga yang berpakaian serba hitam tertutup dan juga tidak lupa dengan penutup muka berwarna hitam pekat. Penjaga itu membawa Naya dan Daniel ke hadapan Ayah Naya.

"Naya" Ucap Pria paruh baya Itu dengan nada serak.

"Dimana Ibu?!" Tanya Naya dengan sedikit meninggikan intonasi suaranya. Daniel memegang lengan Naya, mengisyaratkan untuk tetap tenang.

"Ibumu ada di dalam, memangnya kenapa?" Tanya Ayah Naya.

"Aku ingin bertemu dengan Ibu" Ucap Naya dengan sedikit sabar.

"Kau bisa menemuinya di lantai atas tepatnya di kamar Ibumu" Ucap Ayah Naya.

"Baiklah" Jawab Naya dan Ayah Naya pun menunjukkan smirk.

"Dan kau Daniel bisa ikut dengan Naya untuk menjenguk Ibunya" Ucap Ayah Naya dan mereka pun menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar Ibunya.

"IBU!!!!" Naya berteriak dengan histeris di dalam kamar Ibunya.

"TOLONGG!!!" Naya pun berteriak dengan kencang sampai suaranya terdengar seluruh penjuru rumah.

"Dasar anak bodoh" Guman Ayah Naya.

"Keluarkan aku dari sini!!" Teriak Naya.

"Keluar kalian!!!" Teriak Naya kepada penjaga yang ada di kamar Ibunya. Sementara Daniel mecoba untuk melawan serangan penjaga tersebut.

"Cepat tembak!" Teriak Salah satu penjaga.

Dor!!

Jleb!

Tembakan tersebut mengenai tubuh Naya dan Daniel. Mereka berdua lemas tidak berdaya dan pingsan.

Mereka menembak Naya dan Daniel dengan obat bius di tadalam temabkan tersebut.

"Apakah acaranya sudah selesai?" Tanya Ayah Naya dengan nada yang santai.

"Sudah Tuan, rencana berhasil" Ucap Salah satu penjaga.

"Cepat bawa mereka ke penjara bawah tanah" Ucap Ayah Naya. Akhirnya para penjaga pun menggotong mereka berdua untuk di masukkan kedalam penjara.

Sementara di lantai bawah, ketiga orang sedang menyamar penjaga yang memakai serba hitam itu pun turut menyusun rencana secepat mungkin untuk membebaskan Naya dan Daniel.

"Kita di jebak" Ucap Rino.

"Kita harus tenang dan menyusun rencana secepat mungkin" Ucap Cayo.

"Kita harus segera mencari tempat untuk berdiskusi untuk menyusun rencana dan melanjutkan rencana selanjutnya" Ucap Ina dan mereka pun setuju, akhirnya mereka bertiga menuju tempat untuk berdiskusi lebih dalam.

Mereka bertiga menemukan tempat diskusi yaitu di tempat Naya dan Daniel di tangkap.

"Kalian berlima jaga penjara bawah tanah ini dengan baik!" Perintah Ayah Naya dan beliau pun pergi.

"Ini sangat melelahkan, anak dan Ayah itu sama - sama bodoh" Ucap salah satu penjaga.

"Benar sekali, aku tidak tau lagi apa yang ada di pikiran Tuan" Ucap Rino yang mencoba untuk setara dengan penjaga biasa.

Mereka menunggu Naya dan Daniel siuman.

"Ngomong - ngomong bagaimana ya keadaan Nyonya?" Ucap Cayo yang mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Nyonya mungkin sedih untuk saat ini, apalagi Bos tega menguncinya di gudang belakang" Ucap salah satu dari penjaga.

"Pasti Nyonya sangat tertekan bukan?" Ucap Rino dan mereka hanya mengangguk setuju.

Beberapa menit kemudian para penjaga dan Rino, Cayo tertidur.

Ina berupaya untuk membangunkan Rino dan Cayo.

"Ssttt, Rino" Ucap Ina dengan pelan, berusaha untuk membangunkan Rino.

"Sstttt, Cayo bangun!" Ina melakukan hal yang sama kepada Cayo.

Mereka berdua berusaha untuk bangun sambil mengucek matanya dengan tangan.

"Kita harus bangun" Ina berbisik.

"Ada apa?" Tanya Rino dengan pelan.

"Aku punya rencana" Ina berbisik dan akhirnya mereka keluar dari tempat penjara menuju ke gudang belakang.

"Hati - hati" Ina memperingatkan.

"Ayo kita bawa keluar Ibu Naya dan membawanya ke tempat aman, ini langkah yang penting" Ina berbisik.

"Aku akan mencoba membukanya" Ucap Rino dan akhirnya pintu tersebut terbuka.

"Nyonya" Ucap Ina.

"Engg... Kau siapa?" Tanya Ibu Naya.

"Aku Ina teman Naya, kami ingin membawamu pergi sekarang" Ucap Ina.

"Kalian?"

"Ayo kita harus cepat" Ucap Ina dan akhirnya mereka membawa Ibu Naya keluar lewat pintu belakang rumah.

"Aku dan Rino akan membawanya ke Apartemen, sementara Cayo tetaplah disini" Ucap Ina.

"Baiklah, aku akan berjaga disini, kalian berhati - hati lah" Ucap Cayo, akhirnya Ibu Naya di bawa oleh Rino dan Ina ke Apartemen Daniel.

"Ayo Rino kita harus cepat secepat mungkin" Ian dan Rino membawa kabur Ibu Naya dengan cepat.

...

"Hei!" Salah satu penjaga memanggil Cayo.

"Ada apa?" Tanya Cayo.

"Sedang apa kau disana?" Tanya salah satu penjaga tersebut.

"Aku? Aku tadi membawa barang yang di perintahkan Bos untuk di letakkan di belakang rumah" Ucap Cayo dengan santai.

"Baiklah, cepat kau bantu penjaga di penjara, tawana ln sudah sadar" Ucap penjaga tersebut.

"Baiklah, aku akan segera kesana" Ucap Cayo lalu ia pun pergi ke tempat penjara.

"Akhirnya Naya dan Daniel sadar, tapi setelah ini masalah apalagi yang akan terjadi" Ucap Cayo dalam hati.

"KELUARKAN KAMI!!!" Teriak Naya yang berada di dalam penjara.

"Maaf Nona kami tidak bisa mematuhi perintah Nona" Ucap salah satu penjaga.

"LEPASKAN!!" Naya mencoba untuk berontak.

"DIMANA ATASAN KALIAN?!!" Tanya Naya.

"Tuan sedang keluar, Nona" Jawab salah satu penjaga. Cayo yang mendengar itupun hanya melakukan tugas penyamaran sambil menunggu Ina dan Rino kembali.

Daniel yang juga berada di dalam penjara pun mencoba untuk meyakinkan Naya untuk tenang.

"Aku tidak bisa tenang Daniel!" Teriak Naya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!