Seperti biasa Willi dan Eric mengadakan kunjungan tahunan di salah satu mall milik Willam.
Sebenarnya Willi sangat malas kemana mana hari ini, ahh ga ada wanita yang menemaninya.
Hati willi kosong sekarang, ahh tidak tidak siapa bilang kosong sejak ketemu Vani pertama kali gadis itu sudah menganggunya.
memenuhi seluruh sudut sudut hatinya.
Lalu kenapa Willi melepaskan Vani.
yaaa, Willi tidak mau terlalu menyakiti Vani, alasan macam apa itu ga logis sama sekali harusnya kalau kamu cinta dia gengam bung aneh.
Ya maafkan aku, aku memang salah, sekarang aku menerima hukumanya kan, aku selalu terbayang bayang wajahnya bahkan saat aku makan dan melakukan aktifitasku batin William
Willi tidak ingin keluar dari apartemenya dia hanya ingin menatap pemandangan dari balkon kamarnya, siapa tau dia melihat Vani dari atas sini, ohh Vani lagi Vani lagi aku bisa gila.
***
Eric tidak mungkin memaksa bosnya jika tidak ingin, makanya dia pergi sendiri ke mall yang di tuju.
Eric sangat puas, banyak pengunjung disana omset pun melejit, naik sekitar 55% berarti dia tinggal menunggu hari mendapat tranferan bonus.
Willi memang tidak pelit sama pegawainya apa lagi sama Eric.
Eric berjalan menaiki eskalator, tak sengaja dia menangkap sosok yang selama ini mengusik jiwanya, hay itu kan gadis itu batin Eric paling tidak aku harus mendapat nomer ponselnya.
Eric berlari kecil mengejar Lauren, dia menepuk pundak Lauren.
"Hay." sapa Eric
"Ya." jawab Lauren terkejut
"Apa kabar." Eric mengulurkan tangan
Lauren agak sedikit bingung, siapa dia pikir Lauren.
"Ya saya baik siapa ya apa kita kenal ?"
tanya Lauren penuh selidik.
"Bagaimana kalau kita cari tempat duduk dan minum nanti saya ceritakan siapa saya." Eric melancarkan kemodusanya.
"Okey tapi ga lama soalnya saya agak sibuk." jawab Lauren menawar.
"Oke 30 menit.."jawab Eric.
"Oke."
Mereka pun masuk ke resto terdekat.
"Mau minum apa, makan juga boleh kalau mau." tawar Eric, jujur saat ini jantung Eric susah dikendalikan, dia gugup.
"Ga aku minum aja orenge jus."
"Oke."
Mereka diam sejenak..
"Oke jadi siapa anda?" tanya Lauren
"Masih ingat pernah berebut semangka kuning dengan seseorang."
Lauren mengingat ingat dan menatap Eric.
"Kira kira satu tahun yang lalu di supermarket bawah." ucap Eric mengingatkan.
"Oh my god, ya aku ingat astaga itu kamu." Lauren tertawa pelan dan sambil menutup mulutnya dengan jari jari lentiknya, duh ayune gemes deh batin Eric.
"Ya itu saya nona." jawab Eric.
"Ooo ga nyangka anda ingat saya."
"Bagaimana saya bisa lupa kebaikan anda nona." Eh mamas Eric makin sering mengeluarkan kemodusnya.
Lauren meminun jus nya dan tersenyum.
"Apakah waktu itu kamu serius?" tanya Lauren.
Eric tersenyum.
"Ah anda berbohong"ucap Lauren menyelidik.
"Tidak nona , teman saya menginginkan itu,tepatnya bos saya." jawab Eric.
"Oia apakah dia beneran sakit seperti yang kamu bilang waktu itu?" tanya Lauren lagi.
"Yang sakit bukan raganya nona tapi jiwanya." jawab Eric.
"Maksudnya."
"Waktu itu minta nya aneh aneh huuff ga taulah."
"Sabar bung namanya juga kerja ikut orang." Lauren terlihat dewasa.makin gemes deh sama kamu batin Eric.
"Syukurlah anda mengerti pekerjaan saya."
"Heemmm."Lauren tersenyum
"Apakah waktu itu anda serius?" tanya Eric pura pura tidak tau
"Tentu saja bahkan sekarang sudah lahir baby nya cakep banget."jawab Lauren.
"Dan kalian menjadikanya pacar bener kan." tambah Eric.
"Hayy, dari mana anda tau apakah anda penguntit." Lauren curiga.
"Tentu saja tidak saya melihat salah satu laman mensos temen anda, saat itu saya tak sengaja melihat anda mengendong bayi bersama dua rekan anda." jawab Eric.
"Masak siapa yang uploud saya tidak pernah memakai mensos paling wa yang lain ga."
"Temen anda mungkin.."jawab Eric.
"Bisa jadi." jawab Lauren
"Apakah anda berbohong?" Lauren masih curiga.
"Tentu saja tidak tunggu sebentar."
Erik mengutak atik ponselnya.
"Nah ini dia ketemu ini benar anda kan."Eric memberikan ponselnya ke Lauren.
"Yaaa ini benar saya cobaa lihat akun milik siapa ini, oh diva awas saja dia berani sekali dia memplublikasihan saya, lihat saja akan ku potong gajinya." ucap Lauren geram
"Wow wow anda sedang marah nona sabar nona sabar apakah anda sedang bersembunyi dengan seseorang?" tanya Eric.
"Tidak anda salah saya tidak sedang bersembunyi dari siapapun.
maaf saya harus pergi." jawab Lauren seraya beranjak dari duduknya.
"Hay tunggu boleh minta nomer ponselmu." pinta Eric.
"Kalau kita ketemu sekali lagi aku pasti memberikanya..daaa" Lauren berlari kecil meninggalkan Eric, apa apaan sih dia gagal deh dapet calon istri Eric menggeleng gelengkan kepalanya sambil menatap kepergian Lauren.
***Bersambung***
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Iba Shayra
qu doakan mga Eric dn cicik brjodoh
2022-01-30
0
Har Tini
pepet terus ric
2022-01-10
0
Iiq Rahmawaty
haah udh satu tahun yg laluu
2021-12-29
0