Toko sangat ramai sekarang, ditambah kafe disebelahnya, mereka menyediakan disert dan juga aneka kopi dan jus, semua menu adalah ide Vani.
Cicik Lauren sangat sayang pada Vani.
sebagai ucapan terimakasih cici Lauren memberikan gaji sekaligus tunjangan tahunan untuk Vani.
Vani merasa sangat bersyukur atas rejeki yang dia dapat, mungkin karena kelelahan dia pingsan, cicik membawa Vani ke rumah sakit, Dokter mengatakan saat ini kariawanya ini sedang mengandung.
Cici Lauren sangat terkejut mengetahui fakta bahwa Vani hamil.
Vani sadar dari pingsanya, Lauren ingin menanyakan langsung pada Vani, tapi takut Vani shock, biarkan dokter saja yang memberi tahunya.
"Nona Stevani." sapa dokter.
"Saya dok." jawab Vani.
"Apa anda masih pusing?."tanya dokter
" Sedikit dok." jawab Vani.
"Apakah anda sering mual atau merasakan tidak nyaman?." tanya dokter lagi.
"Tidak dok, baru tadi saya rasa pusing dan kunang kunang." jawab Vani tenang.
"Pantas anda tidak tau sesuatu." kata dokter.
"Sudah berapa lama anda tidak menstruasi."
tanya dokter lagi.
"Maksud dokter, apakah saya hamil." tanya Vani, dia sangat gugup
"Benar nona selamat anda akan jadi ibu." ucap dokter sambil mengulurkan tanganya, Vani pun membalas uluran tangan dokter, dia terlihat sangat bahagia, membuat Lauren heran.
"Hah benarkah dok, Ya Tuhan saya akan jadi ibu dok." tanya Vani lagi masih tak percaya.
"Iya nona selamat." dokter ikut senang melihat reaksi Vani
"Terimakasih dokter." Vani mengelus perutnya
"Kamu hadir nak, maaf bunda ga tau." Vani meneteskan air matanya.
Lauren hanya diam.
"Van."panggil Lauren
"Iya ci." jawab Vani
"Kamu punya suami atau pacar mungkin." tanya Lauren.
"Ga ada ci." jawab Vani, membuat Lauren tambah bungung.
"Lalu kamu hamil sama siapa, maaf kalau aku lancang menanyakan ini." ucap Lauren sambil mendekati ranjang Vani.
"Iya cici berhak tau Vani akan cerita, jujur sebelum Vani kerja sama cici Vani divorce ci sama suami." Vani mulai mau terbuka sama bosnya.
"Kalau boleh tau kenapa Van?." tanya Lauren lagi.
"Kami menikah karena Vani ada hutang ci sama beliau, lalu kekasih beliau datang dan beliau ingin kembali pada kekasihnya, itu sebabnya dia memceraikan Vani." jawab Vani, Lauren mengerutkan dahinya, kok ada laki laki model begitu, habis dimakan malah dibuang.
"Lalu kalau kalian ga saling cinta gimana kamu bisa hamil Van." Lauren makin penasaran.
"Dia ga cinta sama Vani ci, tapi Vani yang tulus cinta sama dia, Vani tak bisa menolak sentuhanya ci." ucap Vani sambil mengenang betapa dia sangat mencintai William, inikah yang dibilang berani mencintai harus berani sakit, Lauren pernah mengalaminya, tapi tak seextrim kisah Vani.
"Iya cici ngerti yang sabar ya Van jaga anak kamu." Lauren jadi ga tega sama Vani.
"Apakah cici akan pecat saya?." tanya Vani.
"Tidak Van, mana mungkin aku pecat kariawan sebaik kamu." ucap Lauren
"Lalu apakah cici akan tetap ijinkan Vani kerja dan tinggal di toko?." tanya Vani.
"Kalau kerja masih Van, tapi aku ga ijinin kamu tinggal di ruko, akan carikan kamu tempat tinggal yang ga naik turun tangga dan deket sama toko biar kamu bisa jalan kaki aja pulang perginya." jawab Lauren.
"Makasih banyak ci." jawab Vani.
"Sama sama Van, sebaiknya kamu beli ponsel, jika ada apa apa kamu bisa telpon aku." saran Lauren.
"Ia ci maukah cici membelikanya untuku nanti uang nya Vani ganti." pinta Vani.
"iya, kamu mau yg kayak gimana?" tanya Lauren.
"Yang biasa aja ci, yang penting bisa hallo, hehe." Lauren menatap heran pada kariawannya satu ini, begitu berat beban yang akan dia hadapi kedepanya, tapi dia malah santai seakan semua akan baik baik saja, kamu hebat Van, kamu wanita kuat, pasti bisa.
"Ya udah nanti aku cariin, kamu potong gaji aja bayarnya, uang yang udan masuk ke kamu simpen aja Van buat anak kamu." jawab Lauren.
"Ia ci, makasih banyak." Vani percaya bahwa orang baik akan bertemu dengan orang baik juga.
"Sama sama Van kamu harus janji jaga babymu dengan baik,(Lauren diam sesaat lalu kembali bertanya), apakah kamu ga mu kasih tau ayah dr babymu Van?."tanya Lauren penasaran.
"Aku ga mau ngrusak kebahagiaan beliau ci biarkan saja kalau baby ku gede aja ntar baru aku kasih tau kalau dia punya ayah yang keren." Vani masih aja memuji koko Willi duh.
"Kamu masih aja bucin ama mantan." ledek Lauren
"Hehehe dia sangat keren ci sungguh saya ga bohong." Vani memaksa Lauren agar percaya padanya.
"Iya aku percaya." Vani dan Lauren tertawa, mereka membicarakan willi kesana kemari bahkan Lauren tertawa terbahak bahak karena tau Willi tukang makan.
****
Sejak bercerai dengan Vani, Willi malas melakukan apapun, bahkan bercinta pun tak sampai tuntas, rasanya bayangan Vani mengikutinya kemanapun dia pergi.
Willi pulang kerumah, dia masuk ke kamar yang dulu di tempati Vani, dia duduk disisi ranjang Vani, mengelus ranjang Vani mencium bantal yang pernah dipakai orang yang sekarang membuatnya seperti ini.
Willi berdiri dan membuka lemari Vani, disana ada gaun yang dulu Vani pernah pakai waktu mengantarkan makanan ke kantornya dan beberapa potong baju yang dia belikan.
"Kenapa dia tak membawanya, apakah dia merasa kalau ini bukan miliknya.?" gumam Willi, dia menggambil gaun marun yang pernah Vani pakai.
Willi menciumnya..
"Aromamu masih menempel dibajumu Van."
"Kenapa aku jadi seperti ini Van. "
"Aku rindu kamu Van."
"Apakah kamu juga merindukanku honey.?"
Willi melepas jas dan sepatunya, dilli merebahkan tubuhnya di kasur Vani, tak lama dia pun terlelap sambil memeluk gaun Vani.
***bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Mia
bucin kan boss... atau bawaan sindebay tuhh, Vani yg hamil, Wili yg ngidammm pass dehh
2023-12-09
0
Devi Handayani
jadilah manusia jujur😏😏😏
2023-05-21
0
Borahe 🍉🧡
Emang willi belum nikah sm diana? kok berhubungan suami istri
2023-03-28
0