Selesai makan Vani duduk disisi ranjang, Ia membuka ponsel yg di berikan asisten Eric., dikontak hanya tertera dua nomer milik William dan juga asisten Eric, dia tersenyum kecut.
Vani membuka lembaran lembaran kertas yg diberikan Eric.
Dia bener bener maniak pada makanan, tapi porsinya sedikit sekali, guman Vani, tak lama william kirim pesan.
"Kopi latte, ruang kerja."
Vani segera bangkit dari tempat duduknya dan kedapur ,tak lupa ia mengantongi ponselnya.
Vani langsung tau dimana letak semua makanan William karena dia sengaja bertanya kepada salah satu asisten rumah tangga disana, dia mengetuk pintu ruang kerja William, jujur dia takut.
"Masuk," Jawab seseorang yang ada didalam ruangan.
"Permisi tuan," Sapa Vani.
"Taroh situ, " suruh nya
Vani menaroh kopi ditempat yg dimaksud William, ia hendak melangkah pergi, tapi William mencegahnya.
"Kau bisa menggunakan laptop kan?" tanya William
"Bisa tuan," jawab Vani.
"Bagus bantu aku membalas email, kamu duduk disitu," Vani duduk di depan laptop William, dengan perasaan tak menentu ia memilih duduk dikarpet supaya lebih mudah.
Vani langsung mengerjakan tugasnya tanpa bicara, hanya William yang terus memberinya instruksi.
2 jam kemudian...
"Buatkan aku nasi goreng seafood ya " William memberikan perintahnya lagi.
"Baik tuan," jawab Vani.
Vani keluar ruang kerja dan membuatkan William nasi goreng.
"Dia benar benar tukang makan,"gerutu Vani.
Tapi di sangat anteng kalo kerja, setidaknya aku tidak terlalu takut padanya, anggap aja aku asisten seumur hidupnya.
Ya Tuhan, aku akan menjadi perawan seumur hidupku dan tidak akan memiliki anak, Vani memukul kepalanya sendiri..
"Aduh, apa yg aku pikirkan," Vani membawa sepiring nasi goreng dan segelas air putih kesana dan tak lupa dia membawa teh hijau barang kali William berkenan.
William menikmati makanannya Vani hanya berdiri memperhatikan.
"Kamu duduk saja disitu," perintahnya lagi.
Vani duduk ditempat yang tadi dia kerja.
"Aku tidak meminta teh hijau," William protes.
"Anda habis makan lemak banyak tuan supaya tidak kolestrol saja menurut saya, " jawab Vani sekenanya.
"Baiklah," William mengalah.
Mereka diam, Vani hanya menunduk.
"Kamu boleh keluar," Willi mengintruksinya lagi.
"Baik tuan," jawab Vani.
Vani merapikan bekas makanan William.
"Satu jam lagi buatkan aku roti lapis," Hah, seriusan ini, batin Vani.
"Baik tuan," Vani keluar dari ruangan William.
"Ya Tuhan pak Eric benar benar tidak bohong dia memang tukang makan," Vani berbicara pada dirinya sendiri.
Sambil menunggu waktu berlalu Vani membaca lembar demi lembar tugas yang harus ia kerjakan, serta apa yang disuka William dan apa yang tidak.
Rasa kantuk mulai menghampiri Vani tapi dengan sekuat tenaga ia menahanya, dia ga mau membuat William marah.
"Roti lapis permintaan tuan arogan yang menyebalkan itu sudah siap, kalian tau ini jam berapa jam 1 malam gaes, Astafirallah, dan setelah ini apa lagi. "gumam Vani.
tok tok tok
"Masuk".
"Ini rotinya tuan".
"Oke taruh situ".
Vani menaruh nampan berisi makanan itu.
"Misi tuan."
"Heemm oh ya kamu boleh tidur, besok bangun kan aku jam 6 pagi," kali ini Vani ingin tertawa, dia lucu aneh dasar tukang makan.
"Baik tuan," Ahirnya tugas malam ini berahir Vani menganti pakaianya, lalu membaringkan tubuhnya di kasur yang dipinjamkan William untuknya.
....
Kringg kringg kringg
Alarm Vani berbunyi tandanya dia harus bangun, sebenernya ia masih malas banget bangun, rasanya baru beberapa menit yang lalu dia membaringkan tubuhnya.
"Pekerjaan macam apa ini, lebih capek dari pada bawa dump truck," ucap Vani untuk dirinya sendiri.
Vani mandi dan menyelesaikan tugasnya, lalu menyiapkan keperluan tuannya.
Vani membangunkan William dengan sangat halus, sesuai kata Eric kita mau aman harus selalu berada dijalurnya, karena William bukan orang yang gampang ditebak.
"Tuan bangun," ucap Vani pelan, sekali dua kali tiga kali ga ada respon.
"Astaga aku mesti gimana".
Disentuhnya tangan William.
"Tuaannn bangunn. "kata Vani lembut.
"Heemmmm."
"Bangun."
William masih ga mau bangun, Vani menyentuh tangan William lagi, Wiliam menangkap tangan Vani dan menariknya, Vani terjatuh kepelukan William.
Vani hanya diam, dia tidak berani bergerak.
Vani menatap wajah William,Ya Tuhan dia tampan sekali.
"Sudah puas melihatku."Tanya William.
"Maaf tuan. " Vani mau beranjak bangun, tapi William menahanya.
"Kamu siapa".
"Aku Vani tuan".
"Aku tidak tanya namamu bodoh".
Vani diam.
"Kenapa diam jawab aku kau siapa."
"Aku pembantumu tuan."
"Lalu siapa ku lagi."
"Pelayanmu".
"Lalu."
"Pesuruhmu."
"Lalu."
Vani diam, dia ingin menjawab istri tapi takut.
"Aku tidak suka mengulang kata kataku."
"Istrimu."
"Bagus sekarang buka bajumu layani aku."
Deg....
Jantung Vani berdetak secepat, ingin sekali Vani berlari dari ranjang itu sekarang juga, ingin rasanya mengeluarkan jurus yang ayahnya ajarkan padanya.
Vani diam mata nya berkaca kaca tapi William tak perduli.
Vani melepas kaos nya, membuka branya dan membuka celana panjangnya.
William hanya melihatnya.
Vani hanya memakai celana dalamnya.
"Bagus aku tidak akan memintamu sekarang ga usah sok sok an menagis."
Vani menyadari jika William hanya mempermainkanya, Vani merasakan sesak didadanya.
William meninggalkan Vani dengan keadaan telanjang.
Vani segera memakai pakainya kembali.
Kali ini william sukses menginjak injak harga dirinya.
Jika boleh memilih Vani memilih william menamparnya, tapi sekali lagi,
Vani menyadari siapa dirinya. dia tak lebih dari boneka mainan William.
Vani merapikan tempat tidur William dan keluar dari kamar.
Menunggu William turun dari kamar
Vani hanya mendunduk, Vani tida berani melihat wajah William.
Pria arogan itu tidak mengucapkan kata sepatah pun, dia memakan sarapanya dan pergi.
Vani kamu pasti bisa, Vani berusaha menguatkan hatinya sendiri.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
ntar ng bucin tau rasal lo will. pergi jauh van biar dia menyesal
2023-03-28
0
Ridha 💕
ohh vani tegar banget sih jadi tokoh wanita di novel,biasanya tokoh wanita di novel itu lemah kamu kok kuat 🤣🤣
2022-12-07
0
Nurmalina Gn
entah karma apa yg telah di siapkan author untuk sikejam ni
2022-11-20
0