Vani merasa sangat nyaman dengan kehamilanya, baby yang ada dikandunganya sama sekali tidak rewel, teman teman Vani sudah pada tau kalau dia hamil. Mereka sering mengingatkan Vani agar tak terlalu capek.
Vani sekarang pun sudah tak tinggal di ruko lagi, Lauran sudah mencarinya tempat yang nyaman untuk Vani , Vani hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke tempat kerjanya.
"Van hari ini kita disuruh tutup cepet sama bos." kata Eli teman Vani.
"Kenapa?" tanya Vani.
" Aelah Van Van kalo punya hape dilihat, dibaca, dihayati, jangan cuma dikantongin." goda Diva sambil mempraktekan gaya membaca dan menghayati, dia memang lucu jika bercanda.
"Ada apaan sih." lalu Vani membuka aplikasi handphone nya dan melihat chat di grup.
"Benarkah ci Lauren birthday kalian kok ga ngomong udah sih, udah pada cari kado belum?" tanya Vani, dia terlihat khawatir.
"Kita sih udah." jawab Eli, sambil ngeloyor meninggalkan meja kasir dan menata lagi roti roti didepanya.
"Jahatnya aku ditinggalin." Vani mengeluh sambil memanyunkan bibirnya.
"Bukan ditinggalin honey, kita udah patungan kok nama kamu juga udh kita catet." jawab Diva. seketika Vani tersenyum mendengar jawaban Diva.
"Terus aku harus bayar berapa?" tanya Vani.
"Ga usah Van uang kamu kamu simpen aja buat debay ntar." ucap Eli.
"Kalian so sweet sekali sih sama aku, jadi tersanjung." ucap Vani genit sambil mengedip ngedipkan matanya.
"Heeemmm ngrayunya kambuh." ucap Diva.
"Terus kita berangkatnya jam berapa?." tanya Vani.
"Jam 5 tutup toko habis itu kita hangout baby, kita nonton, makan, happy happy." jawab Eli.
"Oke siap tapi aku pakai baju apa?" tanya Vani lagi.
"Bumil pakek daster aja." ledek Diva.
"Jahatnya." Vani manyun.
"Bibir ga usah dimanyun manyunin." Eli melirik Vani.
"Kita kan perginya cewek semua Van kayak mau ngedate ama cowok aja lo mikirin baju." jawab Diva.
"La kalian kan cowok aku." Vani kembali meledek temaanya.
"Idih ogahh." jawab Eli
"Tenang honey, aku siap jadi cowokmu kalo mereka pada ga mau." timpal Rico tiba tiba keluar keluar dari dapur dan membawa senampan roti.
Mereka pun diam dan berbisik bisik.
"Van seriusan deh Rico naksir sama kamu." bisik Eli.
"Mana mungkin, mereka disini semua kan tau aku habis cerai dan hamil. " jawab Vani menghindar.
"Serius Van." tamah Eli lagi.
"Biarin aja saya ga mau bikin siapapun susah Div El, yang aku pikirin sekarang gimana biar babyku ga kekurangan." jawab Vani.
Teman teman Vani sangat tau, kalau Vani bukan perempuan gampangan.
Vani selalu menjaga jarak dengan pria yang mulai mendekatinya.
***
Beberapa hari ini Willi merasakan mual pusing dan ga bisa cium bau bauan, terutama parfum.
"Astaga ada apa denganku." guman William.
Willi sampai tidak bisa bekerja.
jika terpaksa keluar rumah menggunakan masker, dia hanya menyukai aroma kopi, dan aroma baju milik Vani, itu membuatnya sangat tenang.
Willi selalu marah marah jika ada yang mendekat denganya, jika ingin bicara paling tidak harus berjarak tiga meter darinya.
Eric sampai bingung ada apa dengan bosnya
"Kenapa sih lo bos astaga." ucap Eric.
"Gue juga kagak tau kenapalah lihat makanan rasanya jijik gue." jawab William.
"Aduh kariawan pada ngeluh bos kenapa marah marah mulu." Eric pun tak diijinkan terlalu dekat denganya.
"Sementara gue off dl lah, lo email aja kalau ada yang penting." Willi meninggalkan ruanganya, dan berjalan keluar menuju mobilnya, dimobilnya sendiri saja dia marah marah pewangi dimobilnya pun di buang, dan kembali memakai maskernya, dia mulai menjalankan mobilnya. Huff Willi memang tidak terlalu suka memakai jasa supir, dia lebih senang membawa mobilnya sendiri.
"Kenapa cuma bau kopi sih yang enak
aku bisa gila lama lama kalau gini, perasaan ga masalah ama badan gue, kenapa tiba tiba pengen muntah." William bicara pada dirinya sendiri.
Diana calling...
"Ya beb." jawab Willi.
"Ketemuan yuk honey pengen ni." ajak Diana.
"Sorry beb, lagi ga bisa kepalaku sakit." jawab Willi.
"Honey ga asik ah giliran pengen situ ga mau." Diana mulai marah.
"Bukan gitu beb, serius aku lagi muntah muntah terus ni beberapa hari ini, aku lagi masuk angin ni."jawab Willim
"Ya udah deh honey kamu istirahat aja daaa." Diana kesal dan menutup telponya.
tuuutt.
Willi tidak perduli Diana marah, yang dia pikirkan secepatnya sampai rumah tidur dikamar Vani dan memeluk gaun Vani, hanya itu yang bisa membuatnya merasa nyaman sekarang.
**bersambung****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Mia
akhirnyaaa yg ngidam si Wili...
2023-12-09
0
Erike Tampubolon
kasihan moga aja dia morotin km smpi bgkrut
2022-11-18
0
Christine Evera Rindorindo
syukurin Will.. smg ngidamnya parahh. wk wk senangnya.
2022-11-17
0