Lauren melarang Vani mencari pengasuh, dia menyuruh Vani membawa baby Devan ke toko, mereka bahu membahu menjaga toko dan mengasuh Devan.
Bahkan Devan mendapatkan perlakuan khusus dari Lauren, dia membersikan ruangan kosong yang dulunya gudang peralatan masak yang tidak terpakai menjadi kamar khusus Devan bobo siang.
Sebenernya bukan hanya Devan sih, kariawan lain yg sedang istirahat juga boleh bobo disana tapi khusus cewek ya.
Mereka menjalani hari harinya dengan sangat gembira, Lauren sudah menganggap Devan sebagai putranya, tak jarang Lauren membelikan baju baju yang lucu untuk Devan.
Vani terkadang kurang nyaman mengingat dia hanya kariawan biasa.
"Cik, jangan gitulah sama Devan, saya ga enak sama yang lain sama Eli sama Diva." Vani mencurahkan kekawatiranya.
"Van saya sayang sama Devan, serius mereka ga akan iri saya sudah kasih tau mereka jika mereka punya anak dan masih kerja sama saya, saya pasti beri perlakuan yang sama kok, apa lagi kamu udah bikin omset saya maju pesat dengan ide ide kamu dan menu menu baru kamu tau Van aku lebih beruntung ketemu kamu sini kamu saya bisikin." Lauren menggoda Vani.
"Apa cik."
"Kamu sudah bikin aku kaya raya hahahaha."
"Cicik bisa aja." Vani tersenyum malu.
"Oia Van kapan kamu mau beli rumah?." tanya Lauren.
"Belum kepikiran cik, saya masih nabung buat bayar utang saya sama mantan suami." jawab Vani.
"Apa dia nagih kamu."
"Ga sih cik, kami kan ga pernah komunikasi."
"Terus gimana cara kamu bayar."
"Saya ada nomer sekertarisnya tapi ilang juga waktu Vani kecopetan hari itu."
"Emang pas kalian pisah dia nyuruh kamu ngembaliin uangnya Van?." tanya Lauren lagi.
"Ga sih cik dia malah kasih saya tunjangan tapi saya kembalikan dan dia bilang soal utang ga usah kamu pikirin gitu." jawab Vani.
"Itu berarti dia udah iklasin udah biarin aja dulu lagian kamu kan udah ngurus darah dagingnya dia ya kan, sekarang menurut saya kamu mending cari rumahkan biar ga bayar kontrakan, sayang uangnya kalau seandainya nanti kamu ketemu dia terus minta kamu bayar baru kita pikirkan gimana." Lauren memberi saran.
"Saya nuut cicik aja deh." jawab Vani.
"Ya udah bajet kamu dah berapa."
"Kira kira segini cik."
" O ya udah nanti aku cariin KPR ya Van, aku ada kenal beberapa marketing, aku cariin yg dekat dekat sini."
"Makasih banyak bantuanya cik.."
"Iya sama sama kalo ga yang deketan sama Diva kayaknya ga jauh dari sini coba ntar pulang kerja kita surve."
"Baik cik saya ga tau balas cicik pakai apa."
"Kamu kasih Devan ke aku aja."
"Jangan atuh cik, nanti kalo bapaknya nyari gimana." ucap Vani sambil tersenyum.
"Inget aja tu mantan terus Van move on oee move on." canda Lauren.
"Mantan saya kece cik, ga ada duanya hehe."
"Iye iye jadi penasaran mukanya saya."
"Jangan ntar cik mau lagi."
"Ya kali aja duren hahaha."
"Husst napa kita ngomongin dia terus cik keselek ntar doi."
"Hahahah kamu kan seneng ko aku ajak ghibahin doi dasar Vani, bucin ama mantan kata Diva"
"Hahaha udah ah cik Vani kerja lagi ya.."
"Okey baby cari duit yg banyak buat bosmu yg syantek ini."
"Asyiiiaap bosku..titip Devan dulu ya cik."
"Heemmm,ayo baby kita pacaran, kamu gemas sekali sih sayang ya ampun." ucap Lauren sambil menciumi Devan.
****
Direstoran Willi dan Eric sedang makan siang.
"Uhukk uhukk." Eric menepuk nepuk pundak Willi.
"Apa sih bos ampun deh makan aja ampek keselek selek bos mikir apaan?" tanya Eriv.
"Ga tau Ric tiba tiba gue keingat senyumanya Vani." jawab Willi.
"Vani lagi Vani lagi makanya cari aja atau mau aku cariin." Eric pun tak keberatan jika bosnya meminta nya untuk mencari Vani.
"Ga usah Ric kalau dia jodoh gue pasti ketemu kok cepat atau lambat."
"Aelah bos gue, melankolis banget tumben pasrah ama keadaan bangun bro oe."
"Sialan lo gue sadar dari kemarin kemarin *****." umpat William.
"Bos lo mau nunggu ampek kapan, lo mau nunggu harta lo habis digrogotin mak lampir peliharaan lo itu, astaga kayak ga ada yg lain aja gemes banget gue." gerutu Eric.
"Jangan gitu dia pacar bos lo."
"Pacar konon, pacar tu bisa bikin kita nyaman bos bukan bikin kita pusing ama keinginan keinginan dia yg ga masuk akal, beli tas 500 juta, apaan pemborosan itu namanya, dia cuma manfaatin lo doang bos, sadar napa." Eric mulai gerah.
"Iye gue juga udah ngejauhin dia."
"Jangan cuma dijauhin diputusin."
"Iye ntar gue putusin bawel banget sih."
"Bukan bawel bos, pasti ntar dia ngaku nngaku hamil anak lo ujung ujungnye minta dikawinin kebaca udah skenarionya bos" umpat Eric lagi.
"Hamil apaan sih, gue pakek juga baru sekali itu juga gue pakek pengaman." Willi tak terima tuduhan Eric.
"Yakin ga lolos."
"Ga lah, gue kalau main sama siapa aja selalu pakek takut juga gue kalau ada yang sakit. gue juga tau kali yang pakek dia bukan gue aja dia udah ga segel waktu main ama gue. " jawab William.
"Berarti lo nyadar kan yang pakek dia bukan lo aja."
"Sadarlah gue pernah lihat dia jalan ama om om di mall.."
"Aelah bos bos gitu lo masih mau, harga diri lo dimana." Eric makin emosi.
"Sejak saat itu gue udah hindari, gue ga se ***** itu." tak lama berselang Eric melihat Diana bergandengan mesra dengan cowok masuk ke restoran dimana mereka lagi nongkrong sekarang, ini saatnya batin Eric
"Bos, lo yakin mau mutusin mak lampir peliharaan lo itu?" tanya Eric.
"Yakin lah, tapi gue belum punya bukti sama momen yang pas."
"Ini saatnya bos, doi lagi sama gebetanya dibelakang lo."
"Serius lo."
"He em."
""Wahdewi fortuna emang maha baik ama gue.".Willi pun berbalik,.dia melihat Diana sedang memilih milih menu dengan gebetan barunya.
"Wahh lagi ada yang asyik ni" tegur Willi.
"Will kamu ada disini." tanya Diana gugup.
"Iya baby ini aku, pantesan menghidar rupanya ada yang baru." Willi memutar balikan fakta, padahal dia yang berusaha selalu menghindari Diana.
"Bukan aku yang menghindar tapi kamu." jawab Diana.
"Ahh sudah lah Di, aku muak sama kamu kita putus kamu denger putus jadi jangan cari gue lagi,ngerti. " ucap William marah.
"Eric."panggil William.
"Siap bos."
"Kamu kasih foto dia ke security kantor dan rumah saya jangan kasih wanita ini masuk mengerti."
"Baik bos."jawab Eric.
Willi dan Erik pun pergi setelah melakukan pembayaran.
"Wiill tunggu dia bukan siapa siapa aku." Diana berusaha mengejar Wiliam.
Eric tetap melajukan mobilnya atas perintah Willi.
"Gimana bos lega." tanya Eric.
"Heemmm, ntar malem temenin gue ke club."
"No bos kita besok ke Surabaya jadi bos bobo manis aja."
"Kamu ngalah ngalahin emak emak aja crewetnya."
"Demi kebaikan bos."
"Okelah kita pulang."
***Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Basit Putra
seruuu
2022-05-07
0
Lisdayanti Londak
semoga Erik bertemu na Vani dan milihan baby nya vani
2022-01-07
0
Iiq Rahmawaty
hahahaha wili lg di omongin td sma vani jd kselek🤣🤣🤣
2021-12-29
0