William pulang kerja tengah malem, asisten Eric sudah memberi tau Vani sebelumnya.
Vani menyambutnya didepan pintu.
William tidak menghiraukanya.
Vani mengambil tas dan jas dari tangan Eric
lalu Eric pulang.
William sudah memberi tahu aturan baru pada Eric, jika sudah sampai rumah Vani yang akan melayaninya.
Vani mengikuti William ,William masuk kamar dan duduk disofa.
Vani menaruh tas kerja Willian di tempatnya, menggantung jas nya juga, lalu menghampiri William dan bersimpuh dihadapanya untuk melepas sepatu William, William membiarkan Vani melakukan tugasnya mata William tak lepas memandang Vani, ketika Vani hendak bangun dan menyimpan sepatu Willi mencegahnya.
"Kamu sini, " perintah Willi.
Willi menepuk pahanya, berarti Vani harus duduk dipangkuanya, Vani sangat takut, tapi dia berusaha tetap tenang, Vani duduk dipangkuan Willi, ada dua kemungkinan Vani akan didorong hingga jatuh atau akan menerima pelecehan lagi.
Vani menunduk.
"Tatap aku," Vani menatap suaminya.
"Apa kau takut padaku?" tanya Willim.
"Tidak tuan,"jawab Vani gugup.
"Cium aku," perintaah William lagi.
Vani memberanikan diri menempelkan bibirnya ke milik Willi.
Tak terasa Vani menangis, haruskah seperti ini, apa yg sebenarnya ada mau tuan, sebentar kau kasar sebentar kau acuh, sebentar kau baik, aku harus gimana.
"Kenapa menagis?" tanya Willi.
"Tidak tuan".
"Aku mau makan, siapkan makan untuku."
"Baik tuan,"jawab Vani seraya berdiri dari pangkuan suaminya.
Vani pun keluar kamar Willi.
Aduh kenapa aku ga nanya, mau dibawa ke kamar atau di bawah,bbodoh Vani, cari mati, Vani merutuki kebodohan nya sendiri.
Vani membawa makanan Willi ke atas, seperti biasa ia meletakan makanan itu dibalkon kamar Willi, kemudian Willi duduk dikursi nya, Vani hendak melangkah pergi, tapi Willi mencegahnya.
"Tunggu temani aku makan, " ucapnya.
Vani memutar badanya dan berdiri ditempat biasa.
"Duduk."
Vani duduk didepan Willi, Willi mulai makan dan menghabiskan makanannya tanpa sisa, seandainya Willi tak galak padanya pasti Vani sudah tertawa, apapun yang Vani buat untuknya Willi memang belum pernah protes, Willi mengelap mulutnya, dan meminum air putih, dia memang sexy saat makan, Willi berdiri mendekati pagar balkon,Vani memberesi peralatan makan Willi, sebelum Vani pergi Willi memintanya untuk menemani nya.
"Habis itu naik temani aku," ucap Willi
"Baik tuan." Jawab Vani.
Vani membersikan dirinya, menganti pakaiannya juga, Vani memakai baju tidur panjang panjang, dan mengunci rambutnya seperti ekor kuda, bukan karena takut pada Willi, tapi dibalkon malam malam dingin.
Vani melangkah mendekati Willi.
"Tuan."
Willi melirik ke arah Vani.
lalu menarik Vani kedalam pelukanya.
Willi mendaratkan ciumanya dibibir Vani,Vani membalasnya Vani takut dia akan mengigitnya jika ia tak membalas ciuman itu. sangat lembut, membuat Vani terbuai, Willi melepaskan ciumanya.
Willi masih belum melepaskan pelukanya, dia masih memeluk pingang Vani menikmati aroma khas tubuh wanita yang selalu disakitinya, entah mengapa baginya wanita yang ia peluk sekarang mampu membuat jiwa nya berasa tenang.
"Tuan tidak lelah?." Vani memberanikan diri bertanya
"Lelah Sangat, " jawab Willi.
"Kalau begitu istirahatlah," bujuk Vani.
"Kamu mau memelukku?" ini pertanyaan, bukan perintah, apa barusan aku ga salah denger.
"Tentu".
Vani membaringkan tubuhnya lalu Willi menyembunyikan wajahnya didada Vani, seperti anak yg merindukan ibunya.
Vani mengelus rambut Willi dan menepuk nepuk pundak Willi agar Willi tertidur.
Willi terlihat sangat nyaman, nafas Willi sudah terlihat beraturan tandanya dia sudah tidur.
Vani pun ikut terlelap.
......
Vani hendak bangun untuk menyiapkan sarapan dan keperluan pria aroganya, Willi masih memeluknya erat ,Vani mau memindahkan tangan Willi dari perutnya tapi kaki Willi malah naik ketubuhnya.
Vani tak berani membuka suaranya kepala Willi berada dilehernya nafasnya hangat membuat geli.
Vani juga tidak berani bergerak, apa yang harus aku lakukan kenapa nasipku selalu diujung tanduk, batin Vani, tak berapa lama Willi mulai menghela nafas berat, pertanda dia akan bangun, Willi membuka matanya pelan, Vani meliriknya, mata mereka bertemu, Willi tersenyum dan meletakan lagi kepalanya dileher Vani, Vani memberanika diri bertanya.
"Tuan mau sarapan apa," bisik Vani.
"Kamu," jawab Willi asal.
deg..
Vani tak berani bertanya lagi, Vani membiarkan Willi melakukan apa yang dia suka, tak lama willi terlelap lagi.
"Astaga kenapa dia tidur lagi seperti beberapa malam ga tidur saja," batin Vani.
Jam 9 pagi William benar benar bangun,dia mencari keberadaan wanita yang semalam menjaganya, memberikan ketenangan pada jiwanya.
"Kemana dia?" Willi beranjak dari ranjangnya dan mulai membersihkan diri, lalu keluar mengenakan kaos rumah dan celana pendek. Wiliam terlihat sangat tampan.
William langsung menuju dapur, menaruh ponselnya di meja makan dan menghampiri Vani yang sedang masak.
"Masak apa?." tanya William, suaranya sangat lembut.
"Ayam woku ga terlalu pedas kok udang krispi sama capcay, " Jawab Vani.
"Cium aku, " pinta nya
Vani membalikan tubuhnya, memperlihatkan tanganya yang kotor karena tepung, William mendekatkan wajahnya mengangkat dagu Vani, mengecupnya sekilas.
Sebenernya apa mau mu sih bos???.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
modus si wili
2023-03-07
0
Iba Shayra
sbenarx tuan willi orangx baik...cuma vanix aja yg tellu trllu trtekan ..
smoga aja stu saat willy jatuh cnta sm Fani..bikin Willy bucin thor
2022-01-30
0
Har Tini
si will emang tukang makan ya untung vani bisa masak
2022-01-09
0