Usai makan malam, Iel mencari Jack yang menghilang bagaikan ditelan bumi. Tubuhnya membantu Amy dan yang lain, namun mata dan hatinya terus mencari Jack disuruh sudut ruangan.
"Mencari Tuan?" tanya seorang pelayan bernama Fin.
"Iya, kemana Dia?"
"Mungkin sedang kekamar pink. Biasanya begitu setiap habis makan malam." jawab Kimy, dengan tetap melakukan tugasnya.
Kamar Pink, adalah kamar yang disiapkan Jack untuk Deandra. Jack membuat kamar itu, untuk dipakainya secara pribadi setelah penikahan mereka. Terdapat ruang baca, dan ruang khusus untuknya bekerja, karena Ia pun dokter seperti Iel.
Iel menunggu Jack hingga keluar dari kamar, meski harus menunggu lama dan menyelesaikan sebuah buku untuk Ia baca. Hingga akhirnya Jack keluar, dan duduk disofa panjang kesayangan-nya.
Iel perlahan menghampiri, dan duduk disofa itu meski Jack meliriknya tajam.
"Tuan, boleh aku bicara lagi?"
"Ada apa?"
"Sebelumnya aku berterimakasih, karena Tuan mau memberi nafkah untukku sebagai istri. Tapi, bolehkah aku bertanya, kenapa Tuan begitu baik padaku? Aku hanya istri rahasia yang disembunyikan. Hanya merasa tak pantas, menerima semua ini." tutur Iel, dengan berkali-kali memainkan kakinya dilantai.
"Kamu istriku, wajar jika aku memberimu nafkah. Manfaatkan sebaik mungkin. Aku diam-diam mencari tahu tentang dirimu, dan orang tuamu yang bekerja sebagai petani. Bantu mereka dengan uang itu."
"Tidak mungkin... Aku justru akan mereka marahi jika aku mengirim uang dalam jumlah banyak. Mereka akan curiga dengan pekerjaanku nanti."
"Lebih baik kamu berikan pada orang tuamu dengan seribu kebohongan, daripada kamu berikan pada pacar brengsekmu itu."
Iel terperanjat, hatinya begitu kesal dan emosi ketika Erick menjadi bahan hinaan Jack. Meski sebenarny, ucapan Jack itu ada benarnya.
"Tuan, aku bisa terima jika aku harus dijadikan pelayan disini, meski statusku istri. Tapi, tolong jangan hina kekasihku. Aku mencintainya, begitupun sebaliknya."
"Ya... Terserah kau saja. Suatu saat, kau akan mengetahuinya sendiri."
Iel menghentakan satu kakinya, pertanda Ia sedang begitu marah. Namun, Jack tak menghiraukan-nya dan tetap fokus dengan buku yang Ia baca. Dengan hentakan kaki yang begitu kencang, hingga memekakan telinga Jack, Iel kembali kekamarnya dan menutup pintu dengan kencang.
"Jika pintu itu hancur, akan ku catat semuanya dalam bon hutang!" pekik Jack, yang memancing Pak Bob untuk datang.
"Ada apa dengan Nyonya?"
"Entahlah, wanita. Padahal aku hanya bicara jujur tentang kekasihnya yang brengsek itu." jawab Jack dengan begitu santai.
"Secara langsung, kau benar-benar menyakiti dan menyinggung perasaan-nya. Bisakah, sesekali bersikap manis untuknya?"
"Sudahlah... Jangan berusaha menasehatiku untuk mengerti perasaan wanita. Dirimu saja masih lajang hingga sekarang." tukas, Jack, pada Pria berusia Empat puluh Lima tahun itu.
"Berani sekali lagi kau meledek aku? Lancang!" omel Pak Bob pada anak kesayangan-nya itu.
"Lalu apalagi? Memang itu kenyataan-nya. Apa aku harus berbohong juga demi membuatmu bahagia? Kau bukan wanita."
"Anak nakal! Awas kau ya, mana penggarisku yang biasa ku pakai untuk memukulmu. Amyyy!" teriaknya.
"Sudahlah Pak Bob, hentikan. Kenapa kalian kembali menjadi seperti ini?"
Lerai Amy pada mereka. Meski sebenarnya Pak Bob dan Amy begitu senang, melihat Jack perlahan kembali bersikap seperti sedia kala. Jack yang selalu antusias, dan bersemangat menjalani hidupnya.
Nyonya muda itu mulai membawa pengaruh positif untuk Jack. Ia bisa menjadi teman untuk memancing keceriaan dan kemarahan Jack. Sebuah rasa yang sepertinya sudah hilang karena kesakitan-nya pasca ditinggal Deandra, berikut sahabat baiknya, Dawn Eduardo. Yang tak lain adalah Kaka Deandra sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
naifa Al Adlin
betul itu. lebih baik kasih ke orang tua
2022-05-25
0
Mercy Bunggut
💯👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-11-17
0
Dwi Astuti
,ceritanya bagus aku seneng membacanya
2021-10-07
3