Bab 11

"Nyonya, apa yang anda butuhkan? Silahkan bilang sama saya, saya disini bertugas khusus untuk melayani Nyonya dengan baik."

Amy, wanita berusia Dua puluh empat tahun itu sudah Lima tahun mengikuti Jack, setelah diselamatkan dari rencana penjualan dirinya pada Pria hidung belang, saat Jack masih bekerja terlalu aktif di hotel. Amy berhutang budi, bahkan berhutang nyawa pada Pria itu, hingga mau mengabdikan diri untuk melayaninya dengan setia dirumah besar itu.

Amy selalu bersikap formal, karena dia begitu menghormati Jack. Dan jika Amy harus memilih, antara Jack atau kembali pada keluarganya, maka Ia akan tetap memilih Jack. "Karena Ayahku lah, yang bersikeras ingin menjualku." itulah, alasan-nya.

"Tidak, terimakasih. Saya akan mandi sendiri, saya merasa begitu lelah sekarang, dan ingin langsung istirahat." tutur Iel, dengan sedikit kikuk. Jangan kan dilayani seperti ini, biasanya dia yang harus melayani orang dengan pekerjaan-nya.

"Baiklah, saya mengerti. Semua aktifitas itu pasti membuat anda lelah. Selamat istirahat, dan saya permisi." pamit Amy, dengan menunduk-kan kepalanya.

Iel kemudian membuka pakaian-nya, menuju kamar mandi mewah yang begitu indah, dengan berbagai perlengkapan sabun dan shampo yang Ia tahu, jika itu harganya mahal.

"Mahal sekali.. Bahkan gajiku sebagai Koas saja, beberapa bulan baru bisa membelinya." gumamnya, lalu menenggelamkan diri di bak mandi yang terbuat dari marmer mengkilat itu.

Iel sampai memejamkan matanya karena terlalu nyaman dan menikmati semua suasana mewah itu. Hingga tubuhnya menggigil, dan akhirnya bangun dan mengganti pakaian-nya.

"Bedaknya, semua skincare ini untukku?"

"Iya, Nyonya. Saya tidak tahu Nyonya memakai produk apa, jadi saya pilihkan yang terbaik setelah saya berkonsultasi dengan beberapa rekan." jawab Amy dengan begitu ramah lalu menjelaskan tentang produk yang Ia berikan pada Iel dengan terperinci.

"Harganya semahal itu? Owh... Itu biaya hidup saya Dua bulan." gumam Iel. Semakin penasaran dengan pekerjaan suami rahasianya itu.

Iel begitu terpesona dengan rumah besar itu, hingga keinginan untuk beristirahatnya sirna. Ia lebih memilih untuk berkeliling rumah itu sendirian, tanpa pengawasan Amy, karena Amy sedang sibuk mengawasi pelayan mempersiapkan makan malam untuk mereka semua yang tinggal dirumah itu.

Tiba Iel disebuah ruangan, dengan pintu mewah berwarna pink. Penasaran, lalu membukanya perlahan dan masuk untuk mengagumi ruangan yang ternyata sebuah kamar wanita. Terlihat jelas, karena warna dan foto wanita yang bertengger diatas tempat tidur besar itu.

"Cantik, siapa Dia?" gumam Iel, berusaha memegang foto itu.

"Jangan sentuh!" tiba-tiba Jack datang dan memeperingatkan-nya dengan keras.

"Ma-maaf, Tuan. Saya hanya mengagumi kecantikan beliau, tak bermaksud yang lain." jawab Iel, dengan menundukan kepalanya.

"Aku maklumi untuk hari ini, tapi lain kali jangan. Keluarlah, ini tempat ketika aku ingin sendiri."

"Anda punya kelainankah? Kenapa menyendiri diruang penuh perlengkapan wanita seperti ini." batin Iel, dengan mengangkat bahunya. Lalu Ia keluar dan menelusuri tempat lain-nya, Satu persatu Ia masuki hingga sampai diperpustakaan yang mewah dengan begitu banyak koleksi buku yang tertata rapi sesuai abjad dan kategori bukunya.

"Wah, selengkap ini? Bahkan ada buku kedokteran yang begitu sulit untuk aku cari... Eh, aku beli, karena tak ada uangnya."

Iel mengambil buku itu, dan membawanya kuar dari Perpustakaan.

"Astaga, ini arahnya kemana? Masa iya aku nyasar disini. Bagaimana cara kembali kekamarku?" gerutunya, dan perlahan berjalan meski bingung mencari arah kembali. Bagai memasuki sebuah labirin, dan akan berputar kembali ketempat yang sama.