Acara makan malam selesai, mereka semua berpamitan pulang Satu persatu. Iel mengintip dari jendela, semua orang yang rata-rata mengenakan mobil sport hitam itu bagai sebuah perkumpulan mafia yang sedang merencanakan sebuah kejahatan dimata Iel.
"Aku, kebanyakan nonton drakor action." gumamnya.
"Nyonya... Sedang apa?" tanya Amy yang datang menghampirinya.
"Tidak apa-apa, hanya kagum melihat segerombolan orang kaya berkumpul." jawab Iel secara jujur, karena seperti itulah dirinya.
Amy hanya mengangguk, kemudian kembali mengontrol para pelayan untuk membersihkan meja makan dan ruang tamu yang berantakan. Iel mencoba membantu, tapi tak diperbolehkan oleh Amy. Ia justru menyuruh Iel agar segera beristirahat dikamarnya, karena hari sudah larut malam.
"Saya besok menganggur, status saya sedang discors oleh konsulen saya." jawab Iel, yang bersikeras membantu mereka semua tanpa rasa risih sama sekali.
"Baiklah, jangan asal jangan saya saja, yang nanti dimarah Tuan." jawab Amy dengan pasrah.
Kegiatan kembali dilakukan, hingga ruangan benar-benar bersih dan rapi. Iel pun pamit untuk kembali kekamarnya untuk istirahat dan tidur malam. Namun, sebuah panggilan Ia terima dari Handphonenya.
Erick, Pria itu menelpon dan menanyakan kabar Iel karena seharian tak menghubunginya. Ia ingin menghampiri dan mengengok Iel dikontrakan-nya, namun jadwalnya pun begitu padat hari ini.
"Jangan, sebaiknya kita bertemu diluar saja jika ingin kencan, atau sekedar melepas rindu. Peraturan sekarang sedikit ketat, Pria tak boleh masuk kekontrakan, apapun alasan-nya. Kamu tidak mau-kan, jika kita dituduh macam-macam."
Iel terpaksa harus berbohong, untuk menutupi kebohongan-nya yang lain. Karena seperti itu lah sebuah kebohongan, bagaikan sebongkah bola salju yang akan semakin membesar menggenlinding tanpa pernah bisa berhenti.
"Baiklah, meski sebenarnya aku snagat merindukanmu, tapi aku akan memgikuti semua permintaanmu. Kita akan bertemu diluar untuk kencan kita malam minggu besok. dan beritahu aku, jika kamu sudah siap ditempat biasa." ucap Erick, lalu menutup telepon-nya.
Sesal Iel begitu mendalam. Biasanya, setiap malam minggu, mereka berdua akan tinggal dirumah dan menghabiskan waktu bersama. Menonton bola, bahkan menonton drakor kesukaan mereka berdua ditemani beberapa camilan yang lezat.
"Sabarlah Iel, hanya Dua bulan saja. Setelah itu, kamu kembali bebas seperti biasanya." Iel berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Iel adalah orang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Biasanya Ia akan sulit tidur ditempat yang baru Ia kunjungi. Tapi kali ini berbeda, Ia begitu cepat nyaman dan bisa tidur dengan pulas dirumah mewah itu. Hingga pagi menjelang, dan Amy tiba-tiba datang membuka hordeng kamarnya.
"Ini jam berapa? Silau banget." Iel menutup matanya yang terkena terpaan matahari yang kesiangan itu.
"Jam Sembilan pagi, Nyonnya." jawab Amy.
Iel tersentak, Ia langsung bangun dan berlari kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Lalu atas bimbingan Amy, Ia berjalan menuju meja makan. Jack sudah menunggu disana.
"Sudah terbiasa bangun sesiang ini?" tanya Jack, dengan nada datar.
"Ba-baru kali ini, Tuan." jawab Iel, gugup dan merasa tidak enak.
"Saya harus pergi kekantor, kamu dirumah saja. Atau jika ingin pergi, ajak Amy dan Brian."
"Apakah, kalau ingin kencan... Harus membawa mereka juga?" tanya Iel dengan polosnya, menjadi bahan tawaan semua yang ada disana.
"Tetap diikuti, tapi mereka jauh dibelakangmu. Kamu harus tetap jaga sikap."
"Baiklah...." jawab Iel, pasrah. Karena lagi dan lagi, Ia tak dapat menentukan arah kehidupan-nya sendiri.
"Bahkan, orang yang baru mengenalku pun, bisa lebih mengekang hidupku sekarang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
emaknita 40
sedih y lel...
2022-04-29
1