"Tuan, Tuan ngga papa kan Tuan? Tuan kenapa? Aduh pingsan lagi." gumam I'el, dengan beberapa kali membangunkan Jack yang pingsan.
Dengan sekuat tenaga, I'el mengangkat tubuh Jack yang bobotnya begitu berat melebihi dirinya. Tertatih, terengah-engah, itu lah yang dirasakan Iel ketika memapah Jack menuju motornya.
"Tuan, saya bawa ke Rumah Sakit, ya. Supaya cepet ditangani?" I'el lalu membantu Jack naik kemotornya, lalu mengikatkan sebuah syal ditubuh mereka berdua, untuk menjaga agar Jack tak jatuh.
"Hey... Jangan bawa saya ke Rumah Sakit. Bawa saja saya ke rumah kamu, rawat saya disana." ucap Jack dengan begitu lemah.
"Hah, gimana? Ngga boleh lah, gimana mau ngerawat, alat saja tidak ada." jawab I'el, gugup.
"Saya tahu kamu dokter, kamu bisa melakukan-nya."
"Hah, tau darimana?" tanya I'el dengan keras, tapi tak dijawab lagi oleh Jack yang kembali pingsan.
Meski berat, I'el menuruti permintaan Jack, untuk membawanya ke rumah, dan merawatnya sendiri. I'el menidukan Jack di tempat tidurnya, dan membuka kancing baju untuk melihat seberapa parah luka itu.
"Astaga, luka tembakan. Mana dalem, untung ngga tembus ke jantung. Gimana ya, harus ada operasi kecil ini." gumam I'el, yang bingung karena keterbatasan alat yang Ia miliki.
Sebenarnya, rumah kontrakan-nya tak begitu jauh dari apotek dan banyak alat kesehatan disana. Tapi, yang jadi kendala adalah dananya. Mahasiswa kedokteran dengan budget pas-pasan sepertinya, harus begitu hemat ditanggal tua seperti ini.
Seketika I'el melihat sebuah dompet dikantong Jack. "Waduuuuh, tebel." fikirnya.
"Maaf ya, Tuan. Ini demi keselamatan Tuan sendiri, Saya ngga mencuri kok." ucap I'el, dengan perlahan menarik dompet itu dari kantong Jack.
I'el lalu meninggalkan-nya sebentar untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Tapi, Ia menjadi bahan pembicaraan orang lain, ketika mereka melihat pakaian-nya berlumuran darah.
"Aduh, lupa ganti sweater lagi." lirihnya.
"Ini, Kak. Semuanya Lima ratus ribu." ucap Pegawai apotek itu.
"Baiklah." jawab I'el, lalu membuka dompet Jack.
"Astaga.... Ini duitnya banyak banget, ATM, credit Card. Apa, dia sekaya itu? Atau dia mencuri, makanya luka dan dicari orang?" gerutunya sendiri.
"Kak.... Jadi ambilnya?" tegur orang itu.
"Eh, iya jadi. Sekalian obatnya 'kan?"
"Iya Kak, udah di dalam semua."
I'el memberikan lima lembar uang merah, lalu menerima belanjaan itu dan segera pulang kerumah kontrakan kecilnya.
"Kamu, darimana?" tanya Jack.
"Maaf, obat-obatan dan semua peralatan saya kurang lengkap, jadi saya harus beli di apotek. Dan maaf lagi, saya harus ambil dompet anda karena saya butuh uangnya. Saya ngga punya uang lagi sekarang." ucap I'el, dengan menyiapkan semua peralatan, dan memulai proses pengobatan.
"Maaf, saya buka bajunya, agar bisa maksimal melakukan perawatan." ucap I'el.
" Ya, silahkan." jawab Jack, pasrah.
"Maaf lagi, ini mungkin begitu sakit, dan peralatan kita seadanya. Tolong, gigit kain ini jika anda ingin teriak, agar tak didengar orang lain." pinta I'el, dengan memberikan selembar selendang pada Jack, lalu Ia menggigitnya.
Proses dimulai, I'el begitu hati-hati melakukan tindakan-nya kali ini. Menyuntikkan obat bius, lalu perlahan mengorek dan menarik peluru itu dari tubuh Jack, hingga akhirnya berhasil dikeluarkan. Begitu sakit, hingga Jack mengerang dan meremas spray yang Ia tiduri saat ini.
"Wah, ini pelurunya kecil, tapi....."
"Sudah, cepat obati. Begitu sakit rasanya hingga seperti ingin mati." potong Jack pada ucapan I'el.
"Owh iya, baiklah." ucap Iel, lalu melanjutkan aksinya.
Setelah peluru keluar, Iel membersihkan luka bagian dalam, dan bersiap menjahit luka itu.
"Harus dijahit?" lirih Jack.
"Iya, begitu besar dan dalam. Setidaknya untuk mempercepat proses penyembuhan." jawab I'el.
"Baik, lakukan." Jack, kembali menahan sakitnya.
Proses selesai, I'el mulai membersihkan bekas darah pada tubuh Jack, dari wajah, hingga bagian tubuh yang lain-nya.
"Ganteng juga kalau udah bersih." batin I'el.
"Tuan, maaf. Celana anda kotor, bolehkah saya menggantinya? Kebetulan ada celana Ayah saya disini, ukuran kalian pas." tanya I'el.
"Jangan... Biarkan saja." jawab Jack, yang mulai mengantuk dan memejamkan matanya.
Sejenak I'el pun duduk mengistirahatkan tubuh dan otaknya yang benarg-benar lelah dan stres. Ditambah lagi, keberadaan Jack yang akan menambah beban hidupnya.
Salma membuka dompet Jack lagi, dan memeriksa KTP nya.
"Pekerjaan swasta. Swasta apa kalau begitu, perampok, penjahat, pembunuh bayaran? Hah... Jangan-jangan iya, pembunuh bayaran yang lagi dikejar polisi. Mati aku kalau begini, aku juga akan jadi tersangka karena menyembunyikan penjahat." I'el memandang kearah Jack lagi, dengan wajah begitu penuh tanya, bahkan takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Iin Karmini
salma lagi...
2023-07-21
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Menyelamatkan nyawa seseorang itu mulia Iel apalagi itu calon imam mu 🤭🤭🤭
2021-11-04
0
Tri Utami266
Zielova anastasya kok jdi salma terus sih thor...
2021-10-09
2