Dimalam yang cerah dan ditemani kerlipan bintang-bintang, seorang gadis bernama Zielova Anastasya berjalan sendirian menyusuri sebuah taman yang sepi dengan wajah begitu lelah, malas, dan merasa kecewa dengan kehidupan-nya sendiri.
I'el menemukan sebuah kursi kosong, lalu duduk melamun disana. Membayangkan semua kesialan yang telah terjadi dalam hidup, yang bahkan tak pernah bisa Ia tentukan sendiri arah dan tujuan-nya.
I'el sebenarnya adalah gadis periang, dan penuh semangat untuk meraih cita-citanya. Gadis berambut panjang, bermata coklat, dengan tubuh semampai itu, menjadi pendiam sejak kehidupan-nya tak berjalan sesuai rencana indah yang Ia bayangkan.
Berawal dari masa SMP, I'el bercita-cita masuk STM, dan mengambil jurusan Arsitektur disana. Namun Sang Ayah menentang, Ia dimasukkan ke SMA, dan dipaksa masuk jurusan IPA. Sebuah jurusan yang tak begitu Ia senangi. Lepas dari SMA, Salma ingin menjadi seorang guru, namun tak juga diindahkan Sang ayah. Ayahnya memaksa untuk menjadi seorang dokter. Agar bisa mengangkat derajad keluarganya didesa.
Mau tidak mau, I'el menuruti orang tuanya. Demi mereka dan martabat keluarga, Iel belajar dengan begitu tekun dan sedang menekuni profesi lanjutan-nya sebagai calon dokter bedah.
Kini wanita berusia Dua puluh empat tahun itu, seolah terjebak dalam sebuah permainan hidup, yang begitu Ia benci. Tertekan, terkekang oleh semua keadaan yang tak pernah Ia inginkan. Apalagi dalam Koasnya, Ia berjumpa dengan seorang konsulen yang begitu disiplin, tegas, dan cenderung galak.
"Astaga, kenapa sampai bisa salah gitu. Kalau sampai ada apa-apa, bisa dituntut aku." gerutu I'el, dengan menggaruki kepalanya karena stres.
"Bodoh kamu I'el, kenapa ngga bisa bedain gunting sama Klam. Putus urat nadi orang kalau begitu. Tolol, bego." imbuh nya, kali ini dengan memukuli kepalanya.
Beberapa Jam yang lalu. Diruang Operasi Rumah Sakit Horizon Iel dan para rekan-nya, diminta membantu sang konsulen yang menjabat sebagai dokter bedah, untuk sebuah operasi tumor payudara. Dan Iek ditugaskan sebagai asisten Sang dokter.
Selama operasi berjalan, semua baik-baik saja dan normal. Hanya saja, ketika mulai bagian akhir, I'el membuat suatu kesalahan fatal.
"I'el, klam pembuluh darahnya." perintah Dokter Raymond.
"Iya..." jawab I'el.
Namun, bukanya mengambil dan menekan klam pada pembuluh darahnya, I'el justru salah mengambil gunting, dan memotong pembuluh darah itu. Hingga. Darahpun memuncrat ke wajah Dokter Raymond.
"I'el....! Apa-apaan kamu, kenapa kamu gunting? Pasien bisa pendarahan bodoh!" bentak Dokter Raymond yang begitu marah.
"Ma-maaf, Dok... Saya ngga sengaja." sesal I'el, lalu mengambil tisu dan megelap wajah Sang dokter dengan begitu gugup.
"Grace, gantikan tugasnya. Dan kamu Iel, keluar dari ruangan. Lalu renungkan kesalahan kamu ini."
I'el pun segera kelur, dengan perasaan yang begitu hancur, mengingat semua kebodohan-nya hari ini.
Setelah semua selesai, Ia diminta menghadap Dokter Raymond diruangan-nya. Tak hanya omelan, bahkan caci maki yang Ia dapatkan. Benar-benar tekanan mental yang liar biasa baginya.
"Goblok... Kamu tahu ngga? Kalau begitu caranya, pasien tadi bisa mati. Itu operasi bukan yang gawat darurat, kalau pasien mati. Dituntut kamu, malpraktek. Ngga cuma kamu, yang lain juga kena. Ngga kasihan kamu sama temen-temen seperjuanganmu?"
"Saya.... Minta maaf, Pak. Ngga sengaja sumpah." ucap I'el, yang terus menundukan kepalanya.
"Dalam dunia kesehatan, bahkan kedokteran. Ngga ada kata ngga sengaja, kamu tahu? Salah kasih dosis obat aja, pasienmu bisa mati. Ngga sengaja bunuh orang namanya?"
"Engga, Pak... Sumpah, saya....."
"Udah,. Kamu saya scors Dua minggu. Renungkan, dan manfaatkan untuk belajar sebaik mungkin. Muak saya lama-lama."
I'el hanya menunduk sedih. Menyesalpun tak berguna ketika Sang Konsulen memutuskan sesuatu. Itu tak akan pernah bisa dibantah olehnya. Ia akhirnya pergi, dengan perasaan begitu sakit dan perih.
*~*
I'el masih menangis pilu ditaman itu, hingga seseorang menegurnya..
"Permisi, apakah anda melihat orang, memakai jas dan celana serba hitam. Dia lari dalam keadaan terluka parah." tanya Pria gagah, berbaju rapi itu.
"Maaf, ngga lihat. Saya juga baru datang." jawab I'el, mencoba ramah.
"Baiklah, terimakasih jika begitu." ucap Pria itu, lalu pergi.
I'el masih termenung disana, lalu dkagetkan dengan sebuah tangan yang menepuk bahunya.
"Toloong, tolooong saya... Saya terluka parah." lirihnya, begitu berat.
I'el meraba tangan itu, terlihat lumuran darah yang begitu banyak, Ia terkejut, dan menolehkan kepalanya.
"Aaaaarghhhhh...!" pekiknya begitu kuat. Terlebih lagi, ketika melihat pria itu jatuh tersungkur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Iin Karmini
kok jdi salma?😁
2023-07-21
0
Alexandra Juliana
Yang liar --->yang luar
2022-11-17
0
Alexandra Juliana
Dari I'el knp berubah jadi Salma Thor...😁😁
2022-11-17
0