Ron salah perhitungan, saat ini kondisi Mei cukup buruk karena supir itu menyelamatkan diri tanpa memperdulikan Mei di dalam mobil.
"kita tak bisa menundanya lagi, aku harus membawanya segera ke Amerika untuk penyembuhannya," kata Ron.
"baiklah Daddy, kami yang akan mengurus semuanya disini," jawab Arnold.
Ron pun mengangguk, dia pun bergegas menaiki mobil yang akan membawa mereka ke Bandara.
sedang David masih mencari seperti orang gila, pasalnya tim SAR dan semua anak buahnya sudah di kerahkan.
tapi belum ada kemajuan yang dicapai, tapi saat hampir frustasi, David mendapatkan sebuah pesan berantai.
"bagaimana rasanya? ini yang kamu dapatkan setelah melukai semua mantan istrimu, jadi ini pantas untukmu," isi pesan itu.
David pun melempar ponselnya. hingga hancur berkeping-keping.
sedang Ron juga melakukan hal yang sama, David merasa gagal menjaga miliknya.
sedang Ron tersenyum bisa membuat Mei terlepas dari pria seperti David yang begitu arogan.
tak terasa sudah seminggu berlalu, pencarian pun di hentikan karena tak menemukan hasil.
David pun setiap hari tinggal di apartemen milik Mei, bahkan pria itu masih bisa mencium aroma parfum yang di gunakan Mei.
pagi ini David bangun dan kembali menginggat kembali, bagaimana senyum yang selalu menyapa dirinya saat membuka mata.
dan pelukan manja dari wanita itu, tingkah laku yang terus menganggunya, seperti saat ini yang begitu David rindukan.
bahkan sekarang tak ada yang menyiapkan barang-barang untuknya lagi.
pak Qin datang untuk membersihkan apartemen Mei, tapi saat membantu David mengambil dasi.
pak Qin menjatuhkan sebuah kotak yang madoh terbungkus rapi, "tuan..." kata pak Qin memberikan kotak itu pada David.
David pun membuka kotak itu, ada sebuah dasi dan juga sebuah surat di dalamnya.
"selamat ulang tahun, terima kasih atas segalanya, aku tak bisa memikirkan kata-kata untuk tuan, bagiku tuan adalah orang istimewa, terima kasih atas waktu empat tahun ini yang begitu indah, setiap hari aku selalu bahagia hanya dengan melihat tuan. tapi ada satu permintaan ku, bisakah lebih sering tersenyum karena tuan terlihat tampan saat tersenyum," isi surat itu.
David pun lemah, pak Qin pun menahan tubuh David yang limbung, pria yang selalu tegar dan arogan kini runtuh.
David pun menjatuhkan kotak itu dari tangannya, dan sebuah benda panjang ikut jatuh dari dalam kotak itu.
David pun mengambil dan langsung menggenggam benda itu di tangannya, benda yang menunjukkan dua garis merah yang berarti positif.
"Mei!" teriak David keras.
ingatan David kembali berputar ke masa lalu, bagaimana dia dulu bisa meminta Mei melakukan aborsi.
David menginggat bagaimana dia meminta Mei yang baru setahun bersama dirinya melakukan hal yang begitu buruk.
"gugurkan bayi itu, karena aku tak menginginkannya," makin David sambil menampar pipi Mei dengan keras.
"tapi tuan,dia tetap darah daging mu, kenapa aku harus membunuhnya? apa salahnya..." lirih Mei.
David yang marah pun menjambak rambut Mei dengan kasar, hingga gadis itu kesakitan, "sudah ku katakan dari awal, kamu jangan sampai hamil, tapi karena kebodohan mu ini bisa terjadi, jadi sekarang gugurkan atau aku membereskan semua keluarga mu," kata David.
Mei pun hanya bisa menangis sambil menahan segalanya, asisten Ferdi hanya bisa diam melihat gadis di sampingnya.
mereka sampai di sebuah klinik yang di tunjukkan oleh Arman, awalnya dokter melakukan pemeriksaan terhadap janin Mei.
setelah itu, dokter melakukan prosedur untuk mengugurkan kandungan Mei.
karena kondisinya yang lemah, Mei pun sempat di larikan ke rumah sakit milik keluarga Arman.
setelah kejadian itu selama tiga bulan David memilih menghindari Mei, David juga memilih pergi ke luar negri untuk mengawasi perusahaan milik sang mama.
Mei pun bekerja seperti biasa, dan di situlah Mei kehilangan Widya sebagai sahabatnya.
Widya kecewa mendengar pengakuan dari Mei tentang aborsi itu, bahkan Widya memutuskan semua hubungan mereka.
David datang dari luar negri setelah tiga bulan, David pun meminta laporan kesehatan milik Mei.
David tak ingin Mei melakukan prosedur pembekuan rahim, tapi David sudah meminta dokter membuat pil khusus untuk mencegah kehamilan.
hubungan keduanya kembali harmonis seperti awal, David masih kasar tapi setidaknya dia sudah mulai terbuka pada Mei.
tanpa di duga, satu setengah tahun berikutnya, Mei hamil tapi tak mengetahuinya.
yang makin buruk, Mei keguguran saat perusahaan mengadakan gathering ke Lombok.
Mei yang memang sudah tak enak badan merasa jika kondisinya makin memburuk.
saat malam hari, David sedang berkumpul bersama temannya yang juga ikut berlibur.
asisten Ferdi membawa Mei yang pendarahan ke rumah sakit, bahkan malam itu asisten Ferdi menyumbangkan darahnya untuk menyelamatkan Mei.
"kenapa kamu sampai seperti ini, lebih baik kamu mati saja, setidaknya aku tak harus melihat mu terus menangis dan dalam kondisi seperti ini," gumam asisten Ferdi.
dokter mengatakan jika Mei keguguran karena kondisinya yang lemah.
David tak tau apapun, karena asisten Ferdi menyembunyikan semua kebenaran dari bosnya itu.
David kini sedang menghajar asisten Ferdi, dia tak mengira jika asisten kepercayaannya berani menyembunyikan kebenaran sebesar ini.
"kenapa kau lakukan semua ini hah!" bentak David.
"maaf tuan, aku takut anda memintanya untuk mengugurkannya lagi, karena ini akan jadi ketiga kalinya anda membunuh anak anda," kata asisten Ferdi yang mengusap darah di sudut bibirnya.
"tapi sekarang aku kehilangannya, aku kehilangan wanitaku!" teriak David marah.
pak Qin menahan David, sedang Widya datang membawa sebuah amplop.
"kalau dia tak mati dengan cara ini, maka dia akan bunuh diri, dokter mengatakan jika dia keguguran lagi, maka dia tak akan lagi bisa memiliki anak seumur hidupnya, dan Mei memilih membunuh dirinya jika itu terjadi padanya tapi aku tak mengira dia harus pergi dengan cara seperti ini," kata Widya melempar amplop di tangannya pada wajah David.
"sebelum menyalahkan orang lain, kenapa kamu tak melihat dirimu yang begitu kejam melebihi monster."
Widya pun pergi dari apartemen itu, Arnold susah menunggunya di bawah karena mereka akan berangkat ke Amerika menyusul Ron dan Mei.
David pun mengambil amplop itu dan berisi semua curahan hati dan juga foto dari setiap janin yang akan di gugurkan.
bahkan Mei menamai keduanya, melihat nama di foto itu, David pun bergegas kembali ke apartemen Mei.
dia berdiri di depan dua pot bunga mawar yang cukup besar di balkon kamar.
"Davin dan Devira, mereka adalah bayi yang harusnya aku jaga tapi malah harus pergi untuk selamanya, maafkan mama..." tulis Mei di dalam surat itu.
David baru menyadari sesuatu, kenapa Mei begitu mencintai kedua bunga mawar itu.
ternyata mereka adalah perwujudan dari janin yang di bunuh oleh David dan Mei.
"maafkan aku..." tangis David menggema.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Pspta_24
Ga mudeng aku
kapan hamil kapan keguguran
hadeh
Mana flashback mana yg kejadian skrng
perbaiki lagi dong thor
pusing aku bacanya, pada lagi seru2nya tpi malah jadi ga mudeng karna flashback itu
ntah yg mana flashbacknya
2021-10-16
0
Alfih Fituhrahman
lanjut kak
2021-10-05
0
Rendhra Pacitan
semngt thor,,,, seru....lnjut..👍👍
2021-10-05
2