setelah rapat dengan Arnold dan Widya, David, Mei dan asisten Ferdi kembali ke kantor.
mereka hanya menyelesaikan beberapa laporan perusahaan dan juga David harus mulai bersiap untuk pembukaan anak cabang di beberapa kota.
sudah pukul enam petang, Mei pun menoleh kearah asisten Ferdi yang masih begitu sibuk dengan laptop miliknya.
"apa tuan tidak pulang, bukankah ada acara makan malam di rumah besar," kata Mei berbisik.
"diam dan tutup mulutmu, atau kita kena marah lagi, kamu tau sendiri jika tuan tak suka mendengar masalah rumah besar," jawab asisten Ferdi menyentil dahi Mei.
"sakit. kau menyebalkan," kata Mei memukuli asisten Fedi dengan map yang di bawanya.
asisten Ferdi pun hanya tertawa, pasalnya dia tau jika Mei saat ini sedang kelaparan.
ya gadis itu memiliki ***** makan yang besar, tapi bentuk tubuhnya tak berubah sedikit pun.
tak lama David keluar dengan wajah marah, keduanya pun bersiap untuk pulang juga.
"Ferdi, biar aku menyetir sendiri karena aku langsung ke rumah besar," suara David terdengar geram.
"baik tuan," jawab asisten Ferdi.
Mei pun memberikan ciuman di pipi David, "jangan marah, nanti cepat tua loh," kata Mei lari setelah pintu lift terbuka.
asisten Ferdi juga pamit pulang terlebih dahulu, ternyata mereka berjalan menyusuri trotoar.
David percaya dengan asistennya itu, pasalnya asisten Ferdi terus menjaga Mei saat dia sibuk.
asisten Ferdi dan Mei pun naik taksi ke apartemen mereka karena ingin segera beristirahat.
sedang David menuju ke sebuah restoran yang menjadi tempat bertemunya dua keluarga.
saat David masuk dia sudah tak suka dengan hal ini, hanya karena ingin menghormati dan tak mempermalukan sang mama saja makanya dia mau datang.
"lihat, akhirnya bos besar datang juga, bagaimana kabar mu bung?" tanya Hilman.
"tentu baik, lama tak bertemu, kau terlalu menyukai pedesaan bung," kata David.
"ya disana lebih asri apalagi gadis di sana cantik-cantik, ha-ha-ha," jawab Hilman.
"sudahlah, kita di sini untuk membicarakan urusan keluarga ini," kata Marwan ayah dari David.
semua pun duduk sambil makan malam bersama, David tetap diam dan tak ingin ikut pembicaraan orang-orang menyebalkan ini.
"David katakan sesuatu, apa kamu mau menikah?" tanya Vivi lembut pada putra tunggalnya itu.
"buat apa mama bertanya padaku, bukankah pria tua itu sudah memutuskan, jadi saat nanti pernikahan jangan sedih kalau aku sibuk," jawab David.
"David sopankah berbicara seperti itu pada orang tuamu!" bentak Marwan.
"sopankah anda mencampuri urusan pribadiku, ini hidupku, aku juga tak bergantung pada uang anda, jadi berhenti memaksaku, jika kamu ingin menikahi Sonya, maka nikahi saja, jangan menyeret ku," jawab David murka.
"dasar anak tak tau di untung," kata Marwan yang ikut terpancing emosi.
"percuma kalian makan malam seperti, karena aku tak akan pernah menikahi wanita seperti dia, karena aku tak ingin menikah," jawab David pergi dari tempat itu.
"apa ini gara-gara asisten jal*Ng mu itu, hingga kamu menolak ku, dia hanya wanita liar yang kau pelihara bukan," teriak Sonya.
David berbalik dan menyiram wajah Sonya dengan air, semua orang terkejut melihat itu.
"kalian semua tau jika tempramen ku buruk, dan Sonya jaga ucapanmu sekali lagi kau menghina pegawai ku, maka aku akan merobek mulutmu, dan sekali kalian menyentuhnya, aku akan mematahkan tangan kalian tak perduli itu orang tuaku," kata David pergi dari tempat itu.
pikirannya kalut, dia pun menginjak pedal gas mobilnya dengan kecepatan tinggi.
dia pun sampai di apartemen mewah di kota itu, dia langsung menuju ke lantai dua puluh.
David langsung masuk ke apartemen itu dan mencari sosok yang bisa menenangkan dirinya saat ini.
David pun masuk ke kamar Mei, dan gadis itu sedang mandi, ia pun melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi.
"loh, tuan disini, apa makan malamnya selesai begitu cepat," tanya Mei saat tubuh kekar itu memeluknya.
nafas David begitu berat, dan mulai memberikan rangsangan pada tubuh indah gadis di pelukannya itu.
"berantakan, dan aku begitu emosi saat ini, dan hanya kamu yang aku butuhkan," kata David.
Mei pun memanggut bibir milik pria tampan itu, keduanya pun bergulat panas di malam yang sunyi itu.
akhirnya David yang memenangkan pergulatan itu dan berhasil membuat musuhnya lemas tak berdaya.
Mei pun berakhir di pelukan David saat ini, tiba-tiba terdengar suara perut yang cukup keras.
David melihat wanita di sampingnya itu yang malu dan bergumam sendiri.
"kamu lapar?" tanya David lembut.
Mei pun mendongak dan mengangguk lemah, David pun mencubit hidung itu sambil tersenyum.
"mau kemana om om mesum ku," panggil Mei.
"mau pergi cari gadis yang tau tata Krama," jawab David asal.
"hiks... hiks.. uwa.... kamu membuangku sekarang," kata Mei menangis mendengar jawaban David.
"hentikan. dasar gadis bodoh, aku ingin membuatkan mu sesuatu, jadi cepat pakai bajumu dan ku tunggu di dapur," kata David pergi terlebih dahulu.
Mei mengambil lingerie di lemari baju dan memakainya, saat sampai ternyata David sudah bersiap masak.
dia langsung memeluk pria itu dari belakang, "kamu ingin membantu atau menganggu, lebih baik buat jus untuk kita."
"siap tuan," jawab Mei tertawa.
David pun merasa setidaknya perasaan nya membaik dengan datang pada gadis mainannya ini.
keduanya pun makan bersama sambil menonton film luar negeri, David sudah tak membutuhkan istri.
toh sekarang dia memiliki pelayan di rumah yang mengurus semua kebutuhannya.
sedang dia memiliki Mei untuk masalah ranjangnya, dan itu sudah cukup untuk David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Meilia Caroline
sekalian aja Lo nikah sama Mei
2021-10-11
0
Ochy
lnjut KK ❤️
2021-09-22
2
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
laaaanjuuut 💖💖💖
2021-09-21
1