Mei terjatuh dari ranjangnya, dahi gadis itu pun terbentur lantai cukup keras.
"AA... sakit," kata Mei memegangi kepalanya.
Dia pun melihat ponselnya, mata indahnya pun terbuka lebar saat melihat jam di layar ponselnya.
"Ah.... Aku kesiangan!"
Dia pun bergegas ke kamar mandi, dan bersiap untuk berangkat ke perusahaan, bahkan dia pun memilih naik ojek online.
Gadis itu pun sudah cantik dengan kemeja pink dan blazer hitam yang di padukan rok span hitam selutut.
Pasalnya pagi ini Presdir perusahaan pulang dari Australia, setelah seminggu ini melakukan perjalanan bisnis.
Saat sampai di perusahaan, semua karyawan menyapanya dengan hormat.
Mei adalah asisten kepercayaan dari Presdir perusahaan itu, dia pun bergegas ke ruangan miliknya.
"Tolong belikan tiga kopi untukku, gula terpisah," kata Mei pada seorang OB khusus lantai Presdir.
"Emang pak Presdir sudah mau pulang ya mbak?" tanya Office Boy itu.
"Iya, cepat ya, dan kembaliannya untuk mu," jawab Mei yang masih membereskan semua pekerjaannya.
"Siap mbak," jawab Office Boy itu bergegas.
Benar saja, sebuah mobil mewah berhenti di lobi perusahaan, dan semua karyawan sudah menyambutnya.
Seorang pria tanpa yang penuh kharisma dan memiliki wajah tampan yang dingin di usianya yang matang.
Diikuti oleh asisten Ferdi yang tak kalah tampan dari Presdir perusahaan DAG internasional Corp.
"Selamat datang tuan," kata semua orang.
Pria itu terus berjalan tanpa menjawab sapaan para karyawannya, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat Mei yang memasang wajah cemberut.
"Selamat pagi, kalian lanjutkan pekerjaan baik kalian," kata pria itu menoleh pada semua karyawan.
Asisten Ferdi dan semua karyawan terkejut mendengar itu, karena ini kali pertama seorang David Alexander Graham menyapa karyawan.
"Baik tuan," jawab semua karyawan senang.
David pun menatap marah pada Mei yang tersenyum sekilas, "ini terakhir kalinya," kata David dingin pada asisten cantiknya itu.
Asisten Ferdi pun tau maksud David, sedang Mei memberikan jempol pada asisten Ferdi yang betah bekerja pria tembok itu.
"Bagaimana keadaan perusahaan saat aku tak di sini?"
"Semuanya baik tuan, semua proyek berjalan sesuai dengan jadwal," jawab Mei.
"Baiklah," jawab David dingin.
Saat sampai di lantai dua puluh, pria itu langsung masuk ke ruangannya, sedang Mei dan asisten Ferdi masuk ke ruangan mereka.
Office boy datang membawa kopi dan beberapa kue, "aku memintamu membeli kopi, kenapa dapat kue juga?" tanya Mei.
"Bonus mbak, katanya karena mbak langganan kafe itu," jawab office boy itu.
"Baiklah, terima kasih ya,"
Office boy itu pun pamit, Mei pun memberikan kopi pada asisten Ferdi, "biar nambah semangat."
"Terima kasih, kamu gak bikinin buat tuan, dia sepertinya sedang kesal pagi ini," kata asisten Ferdi menginggatkan.
"Aku tau kok kenapa dia kesal, sudah sih, aku masuk dulu ya," kata Mei masuk membawa dua kopi ke ruangan Presdir.
Benar saja baru masuk, Mei merasakan aura membunuh dan intimidasi yang cukup kuat.
Bahkan pria itu menatapnya marah, tapi Mei adalah gadis yang tak kenal takut.
Ia pun berjalan santai ke arah pria yang sudah tiga tahun ini menjadi patner ranjangnya atau lebih tepatnya sugar Daddy nya.
"Maafkan saya tuan, semalam saya tidak menjemput anda di bandara," kata Mei menaruh kopi di meja.
"Kau keterlaluan, kau melupakan tugas mu, apa kamu sudah bosan HAH!" kata David menarik lengan Mei dengan kasar.
"Tentu tidak, saya semalam mendapatkan telpon dari kampung, dan setelah itu saya tertidur."
"Alasan, dan kamu tau jika aku tak suka di bohongi," kata David mencengkram dagu Mei.
Mei pun memberikan ponselnya pada David, pria itu pun melihat jejak panggilan telpon.
Setelah itu David melepaskan cengkraman tangannya, Mei pun tersenyum kearah David.
"Jangan marah tuan, nanti malam aku akan sepenuhnya memanjakan anda," kata Mei tersenyum manis.
"Tidak bisa, malam ini aku akan ada makan bersama keluargaku, dan sepertinya pria tua itu tak berhenti memaksaku untuk menikah," kata David datar.
"Kalau begitu saya kembali kerja ya tuan, permisi."
"Tunggu, kamu melupakan sesuatu," kata David memeluk tubuh Mei begitu erat.
Mei pun mengalungkan tangannya ke leher David, kemudian keduanya pun berciuman begitu mesra.
Tapi David menginginkan lebih, akhirnya pagi itu mereka pun melakukan hubungan yang sudah tertunda selama seminggu ini.
David mengusap dahi Mei yang biru, "kamu kenapa begitu ceroboh sih," kata David mencium memar itu.
Asisten Ferdi tau yang terjadi di dalam, dan mencegah siapa pun menganggu ruangan itu.
Setelah dua jam, Mei keluar dengan pakaian lain, Ferdi hanya tersenyum sekilas.
"Sudah tak usah mengejekku, kamu menyebalkan kak," kata Mei cemberut.
"Kenapa? aku bahkan tak mengatakan apapun," jawab asisten Ferdi yang masuk ke ruangan Presdir sambil membawa berkas.
Mei pun mengerjakan tugasnya untuk menyusun setiap jadwal pertemuan dan rapat untuk David.
Tak di sangka ada seorang wanita yang ingin menerobos masuk ke ruangan itu.
Mei pun bergegas menghalangi wanita itu, "maaf nona, Anda tak bisa masuk kedalam ruangan Presdir jika belum memiliki janji," kata Mei menghentikan wanita itu.
"Kamu hanya asisten, jangan berani menghalangi calon istri dari David."
"Tapi maaf nona, ini adalah peraturan perusahaan ini," kata Mei menghalangi wanita itu.
Sebuah tamparan mendarat di pipi Mei, kebetulan asisten Ferdi akan keluar dan terkejut melihat itu.
"Apa yang anda lakukan nona Sonya, ini perusahaan, dan Anda tak bisa melukai pegawai di sini," kata asisten Ferdi.
"Tapi wanita ini tak mengizinkan aku masuk ke ruangan calon suamiku," kata Sonya.
"Kenapa ribut di luar, masuk semuanya," panggil David.
Ketiganya pun masuk, pipi Mei sedikit memerah akibat tamparan Sonya yang cukup keras.
David melihat itu langsung berdiri dari kursinya, Sonya pun menghampiri pria itu.
Tapi David tak memperdulikan dan fokus pada Mei, pria itu mengangkat wajah Mei.
"Bodoh, kenapa kamu diam, kamu punya tangan bukan, balas dia," kata David dingin.
"David, aku calon istrimu, dia hanya pegawai rendahan," kata Sonya marah mendengar perkataan David.
"Tapi aku tak suka jika orang ku terluka, meski pun dia adalah pria tua menyebalkan itu," kata David dingin.
Mei pun berjalan kedepan Sonya, dan langsung menampar pipi wanita itu di depan David dan asisten Ferdi.
"Ingat ini, jika kamu berani melukai anak buah ku lagi, bukan asisten cantikku ini yang menghadapi mu, tapi aku yang akan membuat keluarga mu hancur," kata David datar.
"Kau bajingan David, aku tunangan mu, tapi kamu malah membela asisten mu yang ****** ini," marah Sonya sambil memegangi pipinya.
"Tutup mulutmu! dan asal kamu tau, bahwa aku tak menyetujui pertunangan itu, sekarang pergi dari sini, atau Ferdi bisa menyeret mu keluar!"
Sonya pun pergi dari ruangan itu, sedang David melihat Mei dengan tatapan marah.
"Ini terakhir kali aku melihat mu diam saat seseorang memukulmu, atau aku akan menghajar dirimu lebih buruk," kata David.
"Keluar, lanjutkan pekerjaan kalian dan cepat obati lukamu, karena aku tak ingin wajah mainan ku cacat."
"Baik tuan, saya permisi," kata Mei pergi dari ruangan itu.
David pun melempar pigora di mejanya, pigora itu hancur karena menghantam tembok.
"Kenapa kau terus berulah pak tua! apalagi wanita pilihan mu berani menyentuh milikku, aku pastikan aku akan memotong kedua tangannya di depan mu," geram David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
de hàllu
kirain td slh bc loh thor,trs ngulang ke atas eh trnyata bener.
bru smlm berhubungan ny eh eps slnjutny udh 3 aja.
2021-12-02
0
Tarisya Achmad
Terlalu cepat, belum apa² sudah 3 th berlalu.
2021-11-29
0
Riwi Susanti
lanjut
2021-10-23
0