Ronald sedang berada di apartemen milik Mei, dia bersembunyi untuk menunggu wanita itu pulang bekerja.
Mei pulang bersama dengan David malam ini, mereka pun duduk santai di ruang tamu dengan santai.
Ronald yang berada di dapur pun mengawasi keduanya secara diam-diam, "kenapa wajah pria itu tak asing, seperti mengingatkan diriku pada seseorang," gumam Ronald.
"aku buatkan kopi dulu tuan," Mei pun beranjak ke dapur.
"malam ini bisakah kamu menemaniku?" tanya David sambil memainkan ponselnya.
"sepertinya tidak bisa tuan, aku sedang pasang merah, dan itu akan sangat menjijikkan saat anda memaksa meminta ku melayani anda," kata Mei mengambil cangkir.
Ron langsung membekap mulut Mei, sedang gadis itu terkejut melihat sosok Ron di sana.
"jangan berteriak, atau kita ketahuan," bisik Ron di telinga Mei.
Mei pun dengan gugup mengangguk lemah, "kamu bisa melakukan bl*w j*b seperti biasanya," kata David cukup keras.
Ron kaget mendengar itu, pasalnya dia tak pernah melihat pria yang memaksa wanita melakukan hal men-ji-jik-kan itu.
"maaf, tapi aku sedang merasa tak enak badan," jawab Mei dari dapur.
"dasar kau tak berguna, aku pergi," kesal David yang langsung pergi begitu saja.
Mei pun meneteskan air mata, dan Ron pun mengusap air mata Wanita di depannya itu.
"kau tak perlu seperti ini lagi, aku akan melepaskan mu darinya," kata Ron yakin.
"terima kasih, maaf karena Daddy sudah mendengar semuanya," kata Mei.
"tak papa, sekarang kamu sudah memiliki aku dan tak perlu lagi kamu sedih sendiri."
David pun mengendarai mobilnya ke sebuah bar, dan asisten Ferdi mengikutinya sambil membawa seseorang yang mungkin akan di sukai David.
dia adalah gadis yang di cari khusus oleh Ron untuk menyenangkan hati David, agar rencana mereka berjalan mulus besok.
sesampainya di bar David langsung menuju meja khusus yang biasa di pakai oleh by dan semua teman-temannya.
kebetulan Bastian dan wanitanya baru datang, dan dia terkejut melihat sosok David disana.
"widih.... kenapa ada pria tampan kesepian disini? mana kekasih mu yang sudah menemanimu?" goda Bastian yang duduk bergabung dengan David.
"tutup mulutmu, aku sedang kesal karena gadis itu sedang tak enak badan, dan sedang tak bisa di pakai," jawab David.
"benarkah, kau terlalu menyiksanya mungkin," kata Bastian.
David hanya diam, dia ingat jika Mei sering mengeluh lelah akhir-akhir ini, tapi dia tetap memaksa gadis itu melayani dirinya.
tak lama teman mereka Arman juga datang dengan dua wanita di bawanya, pria itu memang playboy sejati.
atau hanya kedok yang tak terduga siapa yang tahu,karena Arman cukup tertutup.
David masih berkutat dengan pikirannya sendiri, apa benar jika dia tak memperhatikan gadis itu saat berhubungan, karena bagi David dia tentu harus puas.
tak lama seorang gadis yang begitu cantik dan mirip dengan Mei pun mengantarkan minuman ke meja mereka.
"maaf tuan-tuan, ini minuman yang tadi anda pesan," kata gadis itu begitu sopan.
"hei nona, mau uang tambahan, kamu bisa menemani temanku ini malam ini, dia sedang kesepian," tawar Bastian yang menerima minuman dari wanitanya.
"bisakah aku meminta seratus juta untuk semalam, karena aku sedang butuh uang itu untuk orang tuaku," lirihnya.
"tentu, aku bisa memberimu lebih asal kau bisa menggoda lelaki itu," tunjuk Bastian pada David.
David pun menikmati minuman yang sudah di campur sesuatu, tapi tubuhnya tidak bereaksi sedikitpun.
gadis itu pun mendekat dan terlihat takut, tapi dia harus melakukan ini demi tugas yang diberikan oleh Ron.
gadis itu pun mulai membuka dasi dan kancing kemeja dari David, tiba-tiba David langsung mencium bibir gadis itu dengan kasar.
gadis itupun langsung membalasnya, "cih gadis seperti mu tak pantas menyentuhku, itu cek seratus juta, jangan berani muncul lagi di depanku," kata David mendorong dan melempar sebuah cek pada gadis itu.
David langsung berlalu pergi dari bar, dia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa dia bertemu wanita seperti itu.
David pun memutuskan untuk pulang, sedang di apartemen milik Mei, gadis itu sedang duduk bersama Ron.
Ron sedang menjelaskan semua keamanan yang besok harus dia kenakan.
dan pria itu meminta Mei untuk mengunakan baju yang nyaman, Ron hanya takut jika besok akan terjadi masalah dalam rencana mereka.
David membuka rekaman CCTV di apartemen Mei, tapi dia tak melihat hal yang aneh karena di layar ponselnya Mei sedang tidur.
David hanya tak tau jika Ron telah meretas semua CCTV yang ada di apartemen itu.
keesokan paginya, semua berjalan lancar seperti biasa, tapi pagi ini Mei dan asisten Ferdi serta David melakukan kunjungan di sebuah kota kecil.
mereka melihat progress dari pembangunan pabrik di kota itu, dan saat makan siang mereka akan kembali ke perusahaan.
tapi tanpa di duga, tejadi kecelakaan kerja di depan mata David, itu membuat David pun meminta mandor dan penanggung jawab proyek untuk mengurus semuanya.
asisten Ferdi pergi ke rumah sakit, sedang David sedang berurusan dengan beberapa polisi dan juga mandor yang teledor dengan keselamatan pegawai.
tapi tiba-tiba David mendapatkan telpon lain, jika proyeknya bersama Arnold juga bermasalah, dan David harus segera kesana untuk melihatnya.
tapi dia tak bisa pergi, karena harus menyelesaikan semua masalah ini sendiri.
"Mei, kamu harus ke proyek milik Arnold karena disana ada masalah, kamu bisa pergi dengan pak Tono," perintah David.
"baik tuan," jawab Mei.
Mei pun berangkat mengunakan mobil yang sudah asisten Ferdi siapkan.
pak Tono mengendarai mobil dengan santai, sesuai arahan dari David untuk menjaga keselamatan dari Mei.
Ron sudah bersiap menempatkan seorang anak buahnya, kemudian mobil yang di kendarai Mei pun di Pepet tiga motor gede.
pak Tono ketakutan, karena salah satu motor menodongkan pistol pada pak Tono.
"cepat berhenti, atau ku tembak!" bentak para pria besar itu.
pak Tono pun melawan dengan menyenggol motor itu, tapi tak di duga seseorang menembak ban mobil itu.
akhirnya mobil itu banting stir ke kiri dan menghantam pembatas jalan hingga jatuh kedalam danau.
ketiga motor itu melapor pada Ron, dan Ron pun bergegas menolong Mei yang sudah tak sadarkan diri karena benturan keras.
sedang pak Tono sempat melompat dari mobil sebelum jatuh ke danau dan melupakan Mei.
pak Tono mengalami luka yang cukup parah, ketiga orang itu meninggalkan sebuah tanda di aspal.
setelah itu mereka pun pergi dari tempat kejadian itu, sedang Ron langsung melarikan Mei ke rumahnya.
David baru selesai mengurus semuanya, begitupun dengan asisten Ferdi yang mengurus pekerja yang masuk rumah sakit dan meninggal dunia.
David membuka ponselnya dan terkejut melihat begitu banyak panggilan tak terjawab, dan tak lama ada telpon lain masuk.
sebuah telpon mengejutkan David, bahkan pria itu nampak begitu syok saat mengangkat telpon itu.
David pun bergegas menuju tempat kejadian itu, saat sampai David pun langsung menerobos kerumunan orang.
tubuh David melemah melihat mobil yang di naiki Mei di angkat dari dasar danau.
"cepat cari Mei sampai ketemu, dia tak bisa berenang!" teriak David pada pihak kepolisian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
dite
tinggal ngomong hamil aja ribet
2021-12-26
0
Eti Guslidar
buat David sadar
2021-10-17
0
Wulhan Agustyna Ismail
Hidup bersama orang seperti david,bisa bisa mati sebelum waktunya
2021-10-15
0