Mei pun di antar pulang oleh Steve dan mamanya, mereka tak mengira Mei tinggal di apartemen mewah yang terkenal dengan harga selangit itu.
kebetulan asisten Ferdi juga baru datang, dan melihat Mei yang masih berdiri di samping mobil.
"baru pulang? kenapa tidak langsung masuk?" tanya asisten Ferdi menghampiri Mei.
"ini kak, masih berbincang dengan teman ku dan mamanya," jawab Mei.
"selamat malam," sapa asisten Ferdi sopan.
"selamat malam, anda ini siapa ya? kok sepertinya dekat sekali dengan Mei," tanya mama Steve.
"mama ih kok kepo sih," kesal Steve.
"maaf saya hanya orang yang menjaga Mei selama dua pulih empat jam," kata asisten Ferdi ketus.
"dia adalah orang spesial mama, maaf kami pamit dulu," kata Mei menggandeng tangan asisten Ferdi dan pergi.
Steve merasakan sakit melihat itu, apalagi asisten Ferdi begitu dekat dengan Mei.
"Mama lihat kan, aku sudah gagal mama," lirih Steve.
"selama undangan belum tersebar, maka masih ada kesempatan untukmu," kata mama Steve.
mobil mereka pun pergi, sedang Mei terlihat begitu pucat dan begitu lemah.
"kamu sakit?" tanya asisten Ferdi.
"tidak kok, mungkin aku hanya lelah," jawab Mei tersenyum.
akhirnya keduanya berpisah, meski unit mereka berhadapan tapi asisten Ferdi tak pernah menganggu urusan Mei.
apalagi jika David sedang berkunjung, dia memilih pergi menikmati waktu malam di luar.
Mei pun masuk dan menata semua belanjaannya, setelah itu dia pun memilih mandi.
tapi kondisinya makin tak bisa di ajak kompromi, dia sudah makin begitu lemah hingga di buat berjalan saja tak sanggup.
"aku harus minta bantuan kak Ferdi," gumam Mei mencoba keluar dari apartemen miliknya.
dia bahkan sudah tak bisa menahan rasa sakit di perutnya lagi, sedang Ferdi yang mendengar bel pun bergegas melihatnya.
tapi betapa terkejutnya Ferdi melihat tubuh Mei sudah tergeletak di lantai di depan apartemennya.
"dek, bangun. kamu kenapa?" binggung Ferdi.
Ferdi pun langsung mengendong Mei dan turun, saat di bawah satpam terkejut melihat itu.
"ini nona kenapa bos?" tanya pak min.
"dia sakit, pak tolong Carikan taksi, aku harus membawanya ke rumah sakit segera," perintah asisten Ferdi.
pak min pun buru-buru mencarikan taksi dan beruntung mereka segera mendapatkan taksi itu.
"pak kerumah sakit terdekat," panik asisten Ferdi.
supir taksi pun menancap gas dalam-dalam, pasalnya Ferdi makin khawatir karena Mei tak sadarkan diri.
sesampainya di rumah sakit, Mei di larikan ke UGD, dan langsung mendapatkan pertolongan pertama.
"maaf anda siapa?" tanya dokter setelah memeriksa kondisi Mei.
"saya orang terdekatnya," jawab asisten Ferdi.
"apa suaminya tidak ikut?" tanya dokter lagi.
"dia sedang ada pekerjaan di luar negeri dokter, anda bisa mengatakan semuanya pada saya," kata asisten Ferdi.
"pasien sedang hamil empat Minggu, dan kondisinya sangat lemah, saya menganjurkan untuk opnan selama tiga hari kedepan, karena kami harus melihat kondisi ibu dan janin," kata dokter.
"baiklah dokter, lakukan yang terbaik menurut anda," jawab asisten Ferdi.
akhirnya malam itu asisten Ferdi menunggu Mei di rumah sakit, dia tak mengerti bagaimana bisa Mei bisa hamil.
pasalnya gadis itu minum pil penunda kehamilan, dan tak pernah telat karena David sendiri yang mengawasinya.
"apa yang harus aku lakukan," kata asisten Ferdi.
"aku kenapa kak, aku sakit apa?" tanya Mei saat sadar.
"kamu tidak sakit dek, hanya saja kamu sedang hamil," jawab asisten Ferdi sedih.
bagai petir menyambar, hal yang begitu dia hindari malah terjadi, "itu tak mungkin, aku selalu minum obat penunda kehamilan," panik Mei.
"tenang dek, dokter!" panggil asisten Ferdi memeluk Mei karena gadis itu terus berontak dan berteriak.
dokter pun terpaksa memberikan obat penenang pada Mei, asisten Ferdi pun sedang berpikir harus berbuat apa.
sedang David pun tak bisa berlama-lama bertengkar dengan Mei, akhirnya memutuskan untuk meminta maaf.
saat sampai di lobi apartemen pak min langsung menyapa David hormat.
"maaf tuan, mau cari non Mei ya?" tebak pak min.
"iya pak, memang kenapa?" tanya David.
"tadi non Mei pingsan dan di bawa ke rumah sakit sama den Ferdi."
mendengar itu David langsung berbalik dan menuju ke rumah sakit, bahkan dia tak memperdulikan semua bawaannya.
David pun menuju ke rumah sakit paling dekat dengan apartemen mereka.
saat sampai David langsung ke bagian resepsionis, "maaf suster. apa ada pasien dengan nama Meidina Mayangsari?" tanya David.
"di ruangan mawar kelas satu, di lantai dua tuan," jawab suster.
"terima kasih," jawab David bergegas.
David pun menemukan ruangan itu, dan melihat asisten Ferdi duduk di samping Mei yang tertidur.
"kenapa dia bisa masuk ke sini?" tanya David mengejutkan asisten Ferdi.
"ah... itu tuan, dia hanya kelelahan, dan dokter menyarankan untuk menginap di rumah sakit selama tiga hari kedepan," jawab asisten Ferdi.
"apa aku terlalu kasar tadi, hingga dia seperti ini, aku hanya tak suka dia tertawa dan dekat dengan pria lain, tapi kesalahanku yang melampiaskan ketidak senanganku padanya," kata David mencium kening Mei.
"maaf tuan, aku tak bisa mengatakan kebenarannya, karena aku takut anda menyakiti Mei lagi, dan mungkin akan membuatnya pergi supaya dia tak perlu merasakan sakit lagi," batin asisten Ferdi.
akhirnya malam itu kedua pria itu memilih menemani Mei, dan David meminta asistennya untuk merubah semua jadwal selama tiga hari kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
rihla
up
2021-10-18
0
Ozy
next
2021-10-02
1
Nuriyah
semangat up nya thor 😍😍😍😍😍😍😍😍💜💜❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2021-10-01
0