Mei sedang memeluk David saat ini, karena pria itu merasa tak bisa tidur dengan nyenyak.
"siapa Santi, hingga bisa membuat tuan begitu sedih? dia wanita beruntung karena bisa di cintai oleh tuan, dengan cinta yang begitu besar," batin Mei sambil mengusap rambut David.
Mei terus berkutat dengan pikirannya sendiri, sedang pak Qin melaporkan semua pada Vivi.
Mei turun ke bawah untuk mencari sesuatu karena tiba-tiba dia merasa begitu lapar.
padahal dia jarang merasa seperti ini saat malam hari, "ada yang bisa di bantu nona?" tanya pak Qin.
"ah.. itu pak, aku tiba-tiba merasa lapar, aku hanya ingin makan roti saja," jawab Mei malu karena ketahuan.
"aku bisa membuatkan pasta untuk anda, itu cepat," jawab pak Qin.
"terima kasih," jawab Mei tersenyum.
pak Qin pun dengan cekatan membuatkan pasta untuk Mei, sedang Mei membuka obrolan grup chat miliknya.
ternyata Widya mengirimkan sebuah pesan, Mei pun tertawa melihat pesan itu.
"aku merindukanmu Widya, dan maaf..." balas Mei pada sahabatnya itu.
"baiklah, besok aku tunggu di restoran depan perusahaan mu saat makan siang," balas Widya.
"terima kasih, aku pasti datang," jawab Mei.
pak Qin membawakan pasta dan juga jus jeruk untuk Mei, keduanya pun makan bersama dengan lahap.
setelah itu Mei kembali ke kamar David, ternyata pria itu masih tidur dan sudah melepaskan semua pakaiannya.
"huh... kenapa kamu begitu manis tuan, bahkan wajah polos mu ini membuatku makin jatuh cinta," lirih Mei.
setelah itu dia pun mengambil laptopnya, dan mulai memeriksa harga saham.
Mei benar-benar menyiapkan semua untuk dirinya, bahkan uang yang di berikan oleh David sudah di belikan saham untuk investasi.
"emm... sepertinya hasilnya bagus, semoga itu tetap terjadi dengan baik, dan toko kue kecil juga sedang aku persiapkan," gumam Mei tersenyum.
tanpa sadar dia pun tertidur di sofa yang begitu lembut itu, bahkan dia tidur begitu nyenyak.
pukul enam pagi, Mei terbangun karena bunyi alarm miliknya, dia pun bergegas menyiapkan semua keperluan David.
dua juga memilih mandi dan bersiap, saat sudah siap, dia pun menghampiri David dan membangunkan bosnya itu.
"tuan, ayo bangun, anda harus bersiap ke kantor," kata Mei menepuk pipi David pelan.
David pun menggeliat kemudian membuka matanya, dan dia langsung mencium aroma wangi dari tubuh Mei.
"pagi, kamu sudah siap pergi bekerja saja, tapi aku sedang malas," jawab David.
"maaf itu tak mungkin tuan, karena nanti jadwal Anda penuh sampai sore," jawab Mei.
David pun bangun dan menuju ke kamar mandi, dia terkejut melihat beberapa pernak-pernik wanita ada di kamar mandi miliknya.
bahkan kamar mandi itu masih tertinggal bau harum dari pemakai sebelumnya.
Mei turun dan membantu menyiapkan sarapan, asisten Ferdi juga baru datang untuk menjemput Joshua.
"pagi dek, pagi pak Qin," sapa asisten Ferdi.
"pagi kak, tuan sebentar lagi turun, pak Qin nanti siang tolong antar koperku ke apartemen ya, karena aku akan begitu sibuk sepertinya," kata Mei pada orang kepercayaan Joshua itu.
"tentu nona," jawab pak Qin.
"selamat pagi asisten Ferdi, dan si cantik Mei," sapa mana Vivi yang datang ke rumah David.
"selamat pagi nyonya besar," jawab ketiga orang itu.
"tumben mama disini pagi-pagi, kemana pria tua yang tak berguna itu?" kata David yang turun dari lantai dua.
mencium aroma tubuh David, tiba-tiba Mei merasa begitu mual. dia pun berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.
setelah itu dia pun dia bersiap kembali bersama yang lain, ternyata semua sedang sarapan.
"apa kamu baik-baik saja Mei?" tanya David cemas.
"iya tuan, dan berhenti bersikap seperti ini di depan nyonya," kata Mei menampik tangan David.
"santai saja, mama sudah tau segalanya, sekarang ayo sarapan karena waktu kita tak banyak," kata David.
Mei pun tak makan dan hanya makan buah jeruk hingga habis tiga buah, setelah itu ikut berangkat ke perusahaan.
tapi Vivi memberikan kotak bekal pada Mei, dia tersenyum bahkan memeluknya.
David binggung dengan tingkah mamanya sendiri, pasalnya dulu Vivi begitu marah mengetahui David memiliki gadis simpanan.
tapi dia tak mengira jika Vivi bisa begitu baik pada Mei, setelah melihat mobil David dan dua asistennya pergi.
Vivi berbalik dan tersenyum senang, "pak Qin, apa permintaan saya kemarin sudah di laksanakan dengan baik?"
"tentu nyonya besar, dan kita hanya tinggal menunggu obat itu menunjukkan hasilnya," jawab pak Qin.
"ah... aku tak sabar untuk segera menggendong cucu yang sudah begitu aku harapkan," kata Vivi senang.
saat sampai di perusahaan, semua menyapa ketiga orang itu, David langsung menuju ke ruangan Presdir.
sedang Mei dan asisten Ferdi menempati meja miliknya, keduanya langsung mulai menyiapkan beberapa berkas untuk rapat.
Mei membuka lacinya dan tersenyum senang melihat coklat miliknya.
"jangan terlalu banyak, ini masih pagi," gumam asisten Ferdi menginggatkan.
"tapi aku sedang ingin memakan ini, boleh ya, dua kotak kecil ini saja deh, ya ya ya."
"baiklah, tapi jangan melakukan lagi, jarena kamu bisa gendut, dan ingat tuan tak menyukai itu," kata asisten Ferdi.
"aku tau itu, karena itu aku membatasi asupan gula, padahal ini dark coklat low sugar," jawab Mei.
"sudah ayo kita ke ruang rapat untuk menyiapkan segalanya, karena rapat ini begitu penting," kata asisten Ferdi.
"oke kak," jawab Mei mengikuti Ferdi.
keduanya pun masuk dan melihat beberapa orang sudah menata ruang rapat itu.
Mei memilih menyiapkan kopi untuk David, yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"tuan ini di perusahaan, aku mohon jangan memancing ku," bisik Mei.
"baiklah, nanti malam aku akan ke tempatmu ya," jawab David yang malah meminum kopi itu.
"tapi mama tuan tadi sedang berkunjung, bukankah itu tak sopan meninggalkan orang tua sendirian?" kata Mei melihat David.
" kamu lupa, mama pasti sudah berangkat untuk shopping saat ini, dan dia ada arisan bersama teman-temannya di Malaysia," jawab David.
Mei hanya tertegun, dia masih belum terbiasa melihat kehidupan dari mama David.
pasalnya dia setiap bertemu Vivi terlihat begitu merendah, tapi nyatanya dia tetap sosialita kelas atas.
"wah ke Malaysia seakan berkunjung ke Bandung saja ya, wuzz... sampai," kata Mei.
"ha-ha-ha, kamu lucu ya, sudah berapa tahun jadi asisten ku, tapi kamu masih belum terbiasa?" tanya David.
"maklum lah tuan, aku hanya gadis kampung, lagi pula kuliah juga dapat beasiswa, dan uang yang ku dapat aku tabung untuk masa depan."
"bagus, dan apa kamu ingin melanjutkan kuliah?".
"sepertinya tidak dulu, aku tak akan sanggup jika kuliah sambil bekerja, apalagi ada bayi besar yang menunggu di peluk," kata Mei yang pergi menuju ruang rapat.
David pun tersenyum dan mengikuti wanita itu, mereka pun sampai dan semua kepala devisi sudah datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Wulhan Agustyna Ismail
sampai kapan mau kumpul kebo terussss ???!!!
2021-10-15
1
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄠༅$@NI
wahhhh....tekdung nih..... nunggu up
2021-09-30
1