"Apa aku bisa memilikimu?." Ucap Tia. Ehhhh....
Apa yang dikatakan Tia? Memilikiku? wahhhh.... ini sangat mendadak bagiku, lagi pula aku masih belum percaya ama perempuan. Tapi dia Tia, aku bisa jamin kesetiannya kan? meskipun begitu, dunia ini bergerak dengan adanya Uang, lagi pula aku juga bukan Orang kay–tunggu! bukankah aku punya Sistem? dan aku sekarang juga sudah bisa di bilang kaya?.
Sebentar, aku mau lihat Tia dulu. Hmmmmm..... dari ekpresinya Tia, dia kayaknya sungguh–sungguh. Kalau aku menolaknya lagi bukankah ia akan tersakiti?. Dulu aku meonlaknya, masak sekarang aku juga akan menolaknya?, otak ku kinerjanya sangat lambat kalau soal beginian, Sialan!.
"Kamu gk bisa ya?." Tanya Tia dengan muka yang langsung Lesu.
Bukan nya gk bisa, tapi aku juga habis terkena musibah Mbak.
"Bukan begitu, aku punya Mantan." Ucapku sambil memberhentikan mobil di pinggir Jalan.
"Apa hubunganya dengan Mantan mu?." Tanya Tia.
Santai ae Mbak, belum juga gua ceritain.
"Hahhhhh... Mantan ku itu dulunya Tunanganku. Tapi ia selingkuh dan berpaling ke Pria Kaya." Ucapku sambil kayak orang Sad Boy.
"Owhhhhh... Bagus Dong!." Tia Teriak.
Bagus bapak kau Anying!
"Bagus gimana?." Aku heran sampe ingin liat otaknya, apa cobak pikiran ni Orang?
"Ya bagus lah, aku bisa ngejar kamu!." Ucap Tia semangat.
Ngejar Aku?, ya kalau kamu berhasil membuatku jatuh cinta ke padamu mungkin aku menerimamu.
"Aku tau kamu lagi Galau, atau apalah yang ada di pikiram mu tentang wanita Sekarang. Tapi aku akan berusaha untuk mendapatkan mu!." Ucap Tia dengan Penuh Semangat.
Hedehhhhh... makin ribet ni Hidup
"Hmmmm... baiklah, kalau kamu bisa membuatku jatuh Hati ke Kamu, aku akan menjadi milikmu." Ucapku Pasrah Ae. Angel pokok e urusan kambek wong iki.
"Hehehehehe....." Cengar cengir.
"Itu saja keinginan mu?." Aku bertanya.
"He Em." Mengangguk saja.
Aissssss...
Aku menlanjutkan mengemudi, dan akhirnya sampai di sebuah Restoran Seafood, karena aku jarang makan ni Makanan Laut. Jadi gua kesini, buat ngilangi rasa pengen gua. Orang kaya mungkin dah makan Seafood beratus–ratus kali, tapi gua orang Kaya baru/Dadakan. Jadi jangan ketawain gua kalau gua deso/kampungan.
"Kenapa ksini?." Tanya Tia.
"Makanlah, mau apalagi cobak, Mncing? ya gk mungkin." Balasku sambil mencari trmpat Parkir, nahhh... itu ada, deket Pohon Beringin.
"Ya ya aku tau, gk usah ngegas gitu Bang." Ucap Tia sambil keluar dari Mobil setelah gua parkirin ni Vaneno.
Aku masuk dengan Tia mengandeng tanganku, kayak sepasang ke kasih gitu. Untungnya Restoran Seafood ini gk ramai pengunjung, jadi agak aman dari tatapan Orang yang berpikiran Mesum!. Tatapan orang Mesum itu sangat tidak nyaman, apa lagi saat dia ngehayal tentang tubuh Kita... Sembarang lah yang penting punya Tubuh Bagus.
Hayalan orang Mesum pasti yang tidak–tidak. Apa lagi Orang Gay!, Baji*gan lah. Ok sekarang saat ini gua sudah duduk berdempetan ama Tia di Meja Makan. Dan karena gua lapar, sehabis belanja/Shoping. Gua langsung akngkat tangan tak lama kemudian ada Pelayan yang membawa Menu Restoran.
Karena gua gk suka terlalu ber dialog, jadi gua hanya duding–duding/nunjuk–nunjuk menu yang gua mau. Gua Ngeliat ke Tia.
"Saya pesen apa yang di pesan Kekasihku." Ucap Tia.
"Baik" Balas Pelayan tersenyum.
Ni Orang..... Hedehhhhhhh....
"Kenpa liat–liat?." Tanya Tia.
"Kekasihmu?." Aku bertanya dengan muka agak giamanayah bilangnya, kayak ada rasa keberatanya gitu.
"Gk suka? ya jangan di pikirin." Ucap Tia.
Makin lama ni Bocah ingin gua tampol. Hahhh... Sabar–sabar untung di Wanita, kalau enggak.
"Hedehhhh..." Emang wanita itu sulit di tebak.
Hanya nunggu setengah Jam, makanan ku dan Makanan Tia datang, karena aku sudah tidak sabar untuk memakan tu Seafood. Jadi aku langsung aja sikat, wesssss... pokok e mangan ra usah delok kene karo kono. Jerek e wongdisek, lek mangan iku kudu Mulok. Ben panganane lancar neng weteng.
Gua makan ni Seafood pakek Tangan gua, biar keliatan enak gitu. Masak makan Seafood pakek Sendok? gk munkin lah, saat ini aku pesen Kepiting, Lobster, kerang/tiram, Dll gua sikat ampe habis.
"Han, kok makannya cepet–cepet sih." Ucap Tia melihatku makan dengan Lahap/Cepat.
"Biar Gk dimakan ama Setan." Ucapku yang masih menguyah–ngunyah Daging Lobster.
"Idihhhhh... jaman sekarang masih aja percaya begituan, makan tuya... dinikmati–." Ucap Tia yang belum sempet ia selesaikan.
"Udah makan aja, gua embat tu punya lo nanti." Ucapku sambil merebut makanan Tia.
"Ihhhh... Balikin!." Pinta Tia menggoyangkan tubuhnya sambil menghentak–hentakkan kaki.
"Nih.... makanya buruan di makan." Ucapku menyodorkan Makanan yang gua ambil tadi.
"Iya iya.... nihhh gua makan." Balas Tia sambil menggigit Kepala Kepiting.
"Hihihi...." aku hanya bisa tertawa geli melihat Tingkah Tia yang sedang ngambek.
Author: maaf kalau bahasanya campur, maklum orang Desa sekolah ke Kota, jadi bahasa yang Author ucapkan itu bahasa Jawa ama Indonesia. Mungkin bahasa nya Alay.
Sehabis, makan. Aku langsung pergi dari Restoran Seafood ama Tia. Sebelum pergi aku bayar dulu lah, masak main pergi aja gitu, di gebukin Warga nantinya. Saat ini aku berada di depan Rumah Tia, karena katanya Tia dihubungi ama Ibunya di suruh pulang cepet–cepet.
"Dahhh.. aku masuk dulu." Ucap Tia melambaikan tanganya.
"Dahhh.. juga." Balas ku juga melambaikan tangan.
Setelah pergi dari rumah Tia, di halaman Rumah Tia tadi ada seorang pria tua yang tiba–tiba muncul, kayak hantu saja orang ini. Dan Tia yang belum sempet masuk rumah langsung kaget setelah orang itu muncul di depanya.
"Salam Kakek." Tia menyalami Orang tua itu dengan mencium tanganya.
"Siapa tadi?." Tanya Kakek Tia.
"Owhhhh... itu Hanza, temen SMP Tia dulu, aku sudah ceritakan tentang Hanza ke Kakek?" Ucap Tia sambil bertanya.
"Hohoho... ternyata pemuda itu yang selalu kamu kejar, tapi dia menolaknya Hahahahaha..." Ucap Kakek Tia sambil tertawa.
"Ihhhhh... Kakek gk asik ahhh... Aku masuk dulu." Ucap Tia sambil menghentak–hentakkan kaki nya saat berjalan ke arah pintu masuk Rumah.
"Tia Tunggu," Kakek Tia memanggil Tia.
"Ada apa?." Tanya Tia bingung.
"Apa Temen mu itu punya nama Keluarga?." Tanya Kakek Tia.
"Hmmmm... Kalau gk salah sih Punya kek, Hanza Pratama, nahhh... Ya nama Keluarganya Pratama." Ucap Tia.
"Baiklah kamu masuk dulu." Suruh Kakek Tia.
"Baiklah." Balas Tia setelah itu Tia masuk Rumah.
Setelah Tia sudah masuk Rumah.
"Pratama yaa.... Udah lama aku tidak mendengarnya, mungkinn... 400 Tahunan, taulah. Yang penting anak itu punya Garis darah dari Dia." Ucap Kakek ini entah apa yang di ucapkan. dan langsung menghilang dari halaman depan Rumah.
Saat ini di jalanan, ada Mobil Vaneno yang di tumpangi pemuda Tampan.
"Hachiiiii! Bajing Kawen!!. Hihhhh kok ada yang ngomongi gua ya." Ucapku sambil menyeka ingus yang keluar dari idung.
"Sistem buka Status." Pinta ku ke Sistem, karena aku tidak pernah membuka Fitur Status ini.
[Baik Tuan,
Status: Tuan
Nama: Hanza Pratama
Umur: 20
Kelamin: Laki
Garis darah: Pejuang Kuno
Tubuh: Biasa
Kemampuan: Mengemudi semua Kendaraan.
Saldo: 50 Juta Jal.
Inventory: ****** *****, Bikini, Kartu Beladiri Kuno.]
"Hmmmm... Pejuang Kuno? Bekini? kampretttt... apa–apaan itu! Sistem tolong jelaskan." Pinta ku ke Sistem.
[Yang mana Tuan?.]
"Garis darahku dulu."
[Garis darah Tuan adalah Garis darah Pejuang Kuno, keluarga Tuan dulu adalah Keluarga Pejuang/Pesilat Kuno. Dan Garis darah Nenek Moyang Tuan dulu saat ini mengalir di Darah Tuan, jadi begitu Tuan.]
"Kok guwe gk tau?." Tanya ku
[Keluarga Tuan menyembunyikan Tuan dari seluruh Negara.]
"Kenapa?." Tanya Ku penasaran.
[Karena Keluarga Pratama adalah Keluarga yang bisa membuat Seluruh Negara ter ancam.]
"Kok bisa gitu, Wahhhh... gk bener nih." Ucapku gk percaya.
"Kalok gitu lanjutkan tentang Bikini." Lanjutku.
[Karena Tuan ingin memasangkan Bikini ke Pelayan tuan, jadi Saya/Sistem memberikan Bikini geratis ke Tuan.]
"Uhuk–uhukkk..." Apa–apaan ni Sistem.
"Hahhhh... Sistem keluarkan Kartu Beladiri Kuno nya." Pinta ku ke Sistem.
[Baik Tuan]
Cling*
Di Depan ku sekarang ada Kartu kayak kartu Remi, tapi di kartu itu ada gambar orang yang sedang berkuda–kuda(taukan?).
"Gimana cara pakeknya?." Tanya ku.
[Tuan hanya perlu menempelkan Kartu di Dada paling tengah.]
"Baiklah." Aku pun langsung menempelkan Kartu itu ke Dadaku.
Ajaibnya, Kartu itu terserap kedalam Tubuhku, dan aku merasakan Aliran darahku tiba–tiba melonjak–lonjak Perasaan ku sangat tidak nyaman, karena diseluruh tubuhku kayak ada yang gremet., masudnya di dalam semua Kulitku kayak ada yang gerak–gerak gitu.
Kalau di lihat dari luar, Kulit ku bergelombang-lombang.
"Uhhhhh... ini sangat tidak nyaman." Ucapku mengeluh sambil menyetir Mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Al Hady
bagus thor bahasanya,, kan iparku orang Jawa, itung itung juga buat bisa bahasa Jawa dikit 😁
2025-01-01
0
too much thor. buang dlm lubang najis ni novel.
2024-10-06
0
Elok Fauziah
gremet? apaan gremet? /Doubt/
2023-11-27
0