Setelah Aku keluar dari Gang itu bersama dengan Lina dan Luna, Aku langsung menyetop Taxi yang tak jauh dari ku. Taxi berhenti, Aku menyuruh Lina dan Luna untuk masuk ke Taxi duluan, terakhir Diriku.
"Kemana Mas?" Si Supir Taxi itu menanyaiku.
"Ke Perumahan Elit" Balas ku dengan di tanggapi tatapan tak percaya dari Supir Taxj.
"Sudah jalan saja" Pinta ku kesal dengan tatapan Supir itu.
Mobil Taxi itu pun akhirnya berjalan menuju ke Perumahan Elit, di sepanjang jalan. Aku tidak berbicara ke pada siapa pun, karena aku sibuk dengan Sistem.
"Sistem, apa surat Villa sudah atas nama ku?" batin ku bertanya ke Sistem.
[Benar Tuan, kunci dan Surat dari Villa itu sudah ada dia Inventory]
"Baiklah, kalau begitu aku jadi Lega" Ucapku sambil menghela nafas.
Tiga Puluh menit kami bertiga berada di perjalanan menuju Perumahan Elit, meskipun namanya Perumaham. Tapi di dalam sana isinya cuman Villa Mewah dan Mahal–mahal, yang paling Mewah dan Mahal adalah Villa Milik Ku yang baru kudapat.
Villa Golden Star! namanya saja sudah mendominasi, apa lagi Villanya yakan? pasti Villa baruku itu sangat besar, dan Mewah. Aku sudah tidak sabar untuk pindah kesana, tapi kayak ada yang kurang, apaya.... Bukankah aku baru tinggal disana?.
"Sistem, apa di Shop ada Baju dan Celan?" Aku bertanya ke Sistem.
[Ada Tuan, Pakian Dalam Pria, Wanita juga ada. Bikini Juga Ada Tuan]
"Apa–apaan kau ini! Bikini?! yang benar saja! pasti aku akan mempeekerjakan pelayan cantik nanti! dan menyuruh mereka untuk memakainya!." Umpatku Dalam benakku sendiri.
"Biarlah aku jadi bajingan, jangan salahkan aku. Salahkan Sistem yang membuatku begini!." Batinku.
[Lah saya salah apa Tuan?]
"Bukan apa–apa" Balas ku singkat.
Tak lama kemudian, Taxi berhenti disebuah Gerbang masuk tempat Perumahan Elit/Villa. Taxi yang ku tumpangi di hampiri seseorang, dan aku sudah duluan turun. Dan membayar Uang ke Sopir itu, Lina dan Luna juga Keluar saat aku memimpin Keluar duluan.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?." Wahhh Ramah juga ni Penjaga, kebanyakan para Penjaga tempat beginian biasanya pada Sombong semua.
"Tidak apa–apa, hanya mau masuk." Balasku dan aku ingin melihat gimana natinya si penjaga ini.
"Apa Tuan punya Kenalan disini, atau Tuan punya Villa Didalam?." Wihhhh... ternyata dugaanku salah, teryta penjaga ini masih ramah.
"Yaaaa Bapak betul, saya punya Villa didalam, apa boleh saya masuk?." Bicara nya yang sopan saja, karena Penjaga ini juga Sopan.
"Tuan nya tinggal di Villa mana? biar saya antar kesana kesekalian." Baiklah, aku akan memberi Tips ke Orang ini.
"Villa Golden Star." Ucapku sambil mengeluarkan Kunci Rumah yang ada gantungan nomer satu di Kunci.
Gantungan itu bukan gantungan Biasa, tapi dibuat khusus untuk pemilik Villa di dalam Perumahan Elite ini. Penjaga yang melihat Gantungan kunci ku langsung menunduk seperti orang minta maaf.
"Maaf Tuan! karena tidak tau kalau Tuan ini Pemilik Villa Golden Star!." Hedehhhh... kenapa malah dia menunduk begitu?
"Tidak apa–apa, kalau begitu. Bapak bisa antar saya kesana?." Ayo lah pak, saya sudah capek ini.
"Baik Tuan mari. masuk dulu." Nah gitu kan cepet.
Aku melihat ke arah Lina dan Luna yang dari tadi bengong, dan akhirnya aku menyadarkan mereka dengan menggandeng kedua Tangan Masing–masing.
"Ayo masuk, dan kita akan istirahat nanti." Ucapku sambil tersenyum ke mereka berdua.
"Ummm... Baiklah Paman." Uhhhh... kok ada yang menjual anak secantik mereka berdua ini?
Bukankah kalau dirawat Lina dan Luna ini akan menjadi Idol yang terkenal nantinya? haissss... apalah pikiran Kedua Orangtua Lina dan Luna. Bodoh sekali mereka, kalau mereka nanti ingin Luna dan Lina balik. Awas saja kalau aku jadi kejam.
Aku berjalan di pimpin Penjaga selama Lima belas menit lamanya! jauh bener sih Villa ku! kayaknya aku nanti beli mobil aja deh, biar gampang gitu. Omong–Omong ni taman besar juga ya, kenapa jalan Rumahku ada di tengah–tengah Taman ini.
Mungkinkah Ini Tamanku? masak iya sih? Tanya Sistem aja dulu.
"Sistem, Tanah yang kumiliki disini patokanya dimana saja.?" Ayolah
[Patokan Tanah Milik Tuan ada di setiap Sudut Taman yang tuan tempati sekarang. Bentuk Tanah Tuan adalah Persegi, Taman ini dibuat khusus untuk Memper indah Villa Golden Star.]
"Besar amat! Kayaknya gua jadi Beli mobil dah."Aku terus berbicara ke pada Sistem.
Dan tak kusadari aku sudah berada di depan Gerbang besar berwarna Emas dan putih. Satu kata buat Gerbang serta tembok ini, Megah!. Ya sangat Megah, apa Lagi Villa besar yang ada di dalamnya.
"Tuan kita sudah sampai." Ucao si Penjaga ini kepadaku.
"Terimaksih sudah mengantarku kesini." Balas ku sambil berterimakasih.
"Bukan masalah Tuan."
"Baiklah, ini ada Uang sedikit Buat Mu." Aku menyerahkan Uang Jal 10 lembar.
"Itu...." Kayaknya Penjaga ini sepenuh hatinya mengantarkanku kesini, biasanya orang–orang akan meminta Jatah untuk hal yang menyangkut dirinya.
"Tidak apa–apa, Bapak gunakan Uang ini buat Rokok atua makan." Aku menyalami tangan penjaga itu sambil menyerahkan Uang nya.
Aku tidak memperdulikan Apa yang nanti Panjaga itu perbuat setelah menerima Uang ku, dan aku hanya berjalan ke arah gerbang dan membukanya dengan Kunci ku sekarang ini. Meskipun Rumahnya Besar, tapi Sistem penjagaan Gerbangnya semua Manual.
Seperti saat ini, aku membuka Gerbang Villa dengan Manual, biar terkesan Kuno gitu. Aku juga kepikiran untuk menyewa penjaga untuk menjaga Lina dan Luna nanti, aku tidak ingin Luna dan Lina Kenapa–napa. Dan aku sudah menganggap mereka berdua adikku kandungku.
Karena aku dari Dulu sangat ingin mempunyai seorang saudara kendung. Tapi Yahhh..... begitulah, karena Wanita ***** itu Ayahku sama sekali gk bisa Move on. Ia selalu saja kepikiran sama ***** itu.
Akupun pernah membicarakan ini kepada Ayah saat aku sudah SMP. Aku bilang. Aku ingin saudara, Meskipun bukan Kandung, aku akan menganggap mereka saudara Kandungku. Ayahku hanya menjawab sederhana. Baiklah. Tapi nyatanya sampai Ajal Ayah menjemput aku tidak memiliki Saudara.
Sebenarnya Aku punya Keponakan/Keluarga Ayahku, tapi mereka semuanya tinggal di luar Pulau. Saat Ayah Meninggal Semua orang datang, kecuali Kakak Ayahku. Karena ia berada di Luar Negri, dan saat mendengar kalau Ayah Meninggal, Syukurnya ia lah yang membantu biayaya semua pemakaman Ayahku.
Memang, Semua Keluarga Kandung Ayah itu di Gambleng untuk menjadi Keluarga Baik sama Kakek dan Nenek. Memiliki Akhlak dan Moral, jadi Kalau ada Keluarga yang terkena musibah, keluarga lainya akan membantu si keluarga yang terkena musibah itu.
"Hahhhh... Aku ingin Melihat Bayi Om Tegar." Ucapku sambil mengingat saat Adik Ayahku itu membawa Bayi serta Istrinya saat Pemakaman.
"Ada apa Paman?." Tanya Lisa yang ada di Kanan ku.
"Bukan Apa–apa, ayo Masuk kedalam, setelah itu kita istrrirahat." Ucapku sambil membuka Pintu Villa.
"Ummmmmm..." Mereka berdua hanya Mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Elok Fauziah
Hahaha pakai nanya lagi/Sly/
2023-11-27
0
Tanty Aulia
gue pernah baca novel ini tapi tiba-tiba episodenya 0 y,apa yg gue baca itu hasil plagiat
2023-03-04
0
Ken arok
knapa keseringan balik kebelakang alur ceritanya
2022-10-02
0