Aku dan kedua adikku saat ini sedang menikmati nasi padang, tempat jualan nasi padangnya sendiri berada di pinggir jalan deket Perumahan. Niatnya sih mau makan di Restoran, tapi saat denger tetangga yang ngomong tentang nasi padang di pinggir jalan ini, gua pun langsung ingin tau. Katanya sih enak, ehhhh... ternyata enek beneran ***!
Gua saja udah habis dua piring dan saat ini aku nambah lagi, jadi total yang kumakan sudah tiga piring. Lina dan Luna pun juga sama, mereka berdua sudah menghabiskan dua piring setelah itu Luna dan Lina tidak menambahlagi, katanya kapasitas perut mereka sudah di ambang batas.
"Lina, Luna, apa kalian belajar dengan giat?." Aku bertanya setelah piring ke tiga sudah habis.
"Emmmm... kami berdua belajar dengan giat." Jawab Mereka berdua.
"Bagus lah, kita nunggu makanan nya sampai ke perut, setelah itu kita jalan-jalan lagi." Ucap ku sambil menyeruput Es Teh Anget.
"Emmmm.." Mereka berdua mengangguk.
Belum juga lima menit, tiba-tiba ada tiga preman yang masuk ke toko Nasi Padang ini. Dateng-dateng langsung teriak-teriak ingin makan dan ngobrol dengan suara yang sangat keras. Pelanggan yang berdeketan ama meja Preman itu langsung menjauhkan diri dan sial nya ada wanita yang membawa bayi di panggil sama preman itu.
"Heyyy kau cepet sini!." Perintah Preman 1.
"T-tidak m-mau." Jawab Ibu yang membawa bayi di gendonganya.
"Wahhhhh.... Bro berani ngelawan dia." Ucap Preman 3 sambil bergelagat layaknya preman.
"Hehehehe... Neng manis jangan takut, kamu hanya duduk disni temenin kita." Ucap Preman 2 sambil menjahili Ibu itu.
"Ja-jangan sen-sentuh." Ucap Ibu ini sambil menepis tangan Preman 2.
Kenapa para preman itu ngincer Ibu-ibu? karena parasnya yang kayak Milf dan tubuh ibu itu sangat menggoda bagi para pria hidung Belang. Apa lagi Oppainya yang besar itu, pasti sangat nikmat saat melakukan Paizuri bersamaan dengan Oppainya.
"Hahahaha... tenang saja, mas akan baik kok. Jangan takut." Ucap Preman 2 lebih agresif saat mau melecehkan ibu itu.
Ni orang kenapasih? ada adek gua disini, kalau mau ngelakuin begituan jangan disini.
"Heyy... bisakah kalian berhenti!." Ucapku dengan penuh suara penekanan.
Ketiga Preman itu langsung merending dan tubuh mereka bergetar, takut. Ya mereka bertiga sangat takut sekarang, karena gua melepaskan aura membunuh yang gua pusat kan ke arah Preman itu.
"Br-bro, k-kita per-pergi aja." Ucap Preman satu langsung kabur dengan cepat, di ikuti oleh kedua teman nya.
Akhirnya suasana Warung Nasi Padang pun kembali ceria dan semau orang menatapku dengan rasa penuh kagum. Kenapa sih orang-orang ini? kok serem di tatap begini. Setelah itu Ibu yang membawa bayi berjalan ke arah mejaku.
"Terimaksih Tuan." Ucap Ibu itu sambil menunduk kan kepala.
"Yaaa... mereka mengganggu ketenangan ku, jadi aku mengusirnya." Ucap ku sambil melihat wajah Ibu itu. Ehhhhh... kayaknya gua kenal deh ama ni orang.... Bukanya dia itu Kakak kelasku dulu?.
"Mbak Farisa ya?." Aku pun bertanya, karena gua sangat penasaran.
"Ehhhh... Iya Tuan, kok Tuan tau nama saya?." Jawab Farisa terus bertanya kembali.
"Hahahaha... Duduk sini dulu mbak." Ucapku senang karena bertemu dengan Kakak kelas, setalah Farisa duduk.
"Masak Mbak gk kenal aku?." Ucap ku sambil bertingkah sok keren.
"Hmmmm... Kok kamu mirip Hanza ya? jangan-jangan!." Ucap mbak farisa yang mukanya sudah terkejut.
"Ya mbak, aku Hanza, yang dulu waktu SMP." Ucapku sambil tersenyum.
"Owalah, gk nyangka aku iso ketemu neng kene karo kowe." Ucap Mbka Farisa sambil tersenyum juga.
Akhirnya aku mengobrol dengan Mbak Farisa tentang masa SMP dulu, Gua juga ngenalin Lina dan Luna. Setelah 30 Menit berlalu, gua jadi penasaran lagi ama Bayi yang sedang di gendong Mbak Farisa. Karena udah ada kesempatan bertanya, gua langsung aja bertanya siapa bayi itu.
"Ngomong-ngomong, yang di gendong Mbak itu siapanya?." Aku bertanya sambil ngeliat Bayi di gendongan Mbak Farisa.
"Owhhh... Ini..." Tiba-tiba Mbak Farisa menjadi sedih. Lahhh... Kenapa ni?.
"Ini Anakku, baru dua bulan lalu aku lahiran." Lanjut mbak Farisa.
"Owhhhh... jadi gitu ya, tapi kenapa mbak sedih?." Aku bertanya dengan ekspresi penuh penasaran.
"Ayah dari Bayi ini telah meninggal, atau Suamiku mengalami kecelakaan saat mau melihatku bersalin di rumah sakit." Ucap Mbak Farisa sambil menahan Air mata.
"Waduhhhh... Gwat nih, gua malah ngungkit masalalu Mbak Farisa." Batinku dengan nada bersalah.
"Maaf mbak, Aku gk tau kalau ada kejadian seperti itu." Ucap ku meminta Maaf.
"Gk apa-apa, musibah biarlah berlalu." Ucap Mbak Farisa yang saat ini senyum nya sudah mekar kembali di bibirnya.
"Hehehehe..." Aku hanya tertawa melihat Pengalaman Pahit Mbak Farisa ini. Loh kan gua juga punya pengalaman seperti itu?.
Lina dan Luna dari tadi hanya menyimak pembicaraan ku dan Mbak Farisa.
"Mbak Farisa tinggal dimana?." Aku bertanya, kan menjadi susah/sangat sulit ketika di tinggal Kepala keluarga. Apa lagi saat ini ada Bayi kecil yang harus di besarkan.
"Aku tinggal di kosan deket sini." Jawab Mbak Farisa.
"Kosan? hmmmm jadi begitu ya...." Ucapku sambil memegang dagu.
"Gimana kalau Mbak Farisa ku jadikan aja Pelayan tambahan di Ruamahku? bukanya hanya ada pelayan wanita 10 sama Pelayan Pria 10? Owhhh.. Penjaga nya ada 50, jadi totalnya 70." Batinku memikirkan Mbak Farisa..
"Kerja nya apa Mbak?." Aku bertanya sekali lagi.
"Belum dapet kerjaan sih Hehehehe..." Balas Mbak Farisa sambil cenggengesan.
"Owhhhh... Kebetulan Mbak, ada lowongan kerja di tempatku, Mbak mau?." Ucapku sambil menawarkan Lowongan Kerja ke Mbak Farisa.
"Ehhhh... bener?." Tanya Mbak Farisa.
"1000% Pasti Bener." Balas lu sambil tersenyum.
"Kalai begitu, aku mau telepon orang Rumah dulu." Lanjutku sambil Menelepon Sabas, aku agak menjauh dari meja makan.
"Halo, ada yang bisa saya kerjakan Tuan?." Tanya Sabas..
"Sabas tolong bawakan Mobil ke Warung Nasi Padang deket Rumah." Suruhku.
"Baik Tuan." Balas Sabas.
Aku langsung menutup telepon, dan berjalan ke arah meja makan yang kutampati tadi. Setelah itu aku mengobrol kembali dengan Mbak Farisa, kadang-kadang aku juga bermain dengan Bayi nya Mbak Farisa, Luna yang dari tadi hanya diam saja. Tiba-tiba mengajak Bayi Kecil untuk bermain denganya. Tak Butuh waktu yang lama, sabas sudah datang dengan membawa Mobil Vaneno ku, ia langsung menghampiriku.
"Tuan saya sudah membawa Mobil yang Tuan suruh tadi." Ucap Sabas sambil meninduk.
"Baiklah, ajak Mbak Farisa pulang, dan tempatkan Mbak Farisa di kamar Khsus." Perintahku sambil menunjuk ke Mbak Farisa.
"Baik Tuan." Balas Sabas dan membawa Mbak Farisa yang sudah kebingungan dari saat Sabas muncul.
"Luna, Lina, ayo Pulang." Ajak ku kepada Adik ku.
"Apa gk jadi jalan-jalan?." Lina bertanya.
"Benar, apa kita gk jadi jalan-jalan Kak?." Luna juga bertanya.
"Kakak akan membawa Kalian jalan-jalan bukan menaiki mobil." Ucap ku sambil berjalan ke kasir.
"Lah terus naik apa?." Luna bertanya.
"Naik Heli." Jawab ku menyerahkan Uang Tiga Ratus Ribu ke Responis.
"Ambil kembalianya." Lanjutku.
"Terimakasih Mas."Ucap Responis.
Akhirnya Aku Luna dan Lina berjalan keluar Warung Nasi Padang, setelah tiba di parkiran. Mobil ku sudah di kerumuni Orang yang sedang berfoto-foto dengan Mobil ltu, kerena gk mau repot. Gua langsung membuka kunci mobil.
Tin* Tin*
Kerumunan orang itu langsung bubar, setelah mendemgar suara dari mobil. Aku berjalan ke pintu Mobil dan membuknya, Luna berada di samping kemudi, sedangkan Lina berada di pangkuanku. Buggati ini kursinya hanya dua saja, jadi maklum kalau Luna harus berpangkuan dengan ku. Sebenarnya bisa saja Luna di pangku sama Lina, tapi Lunya mau sama aku dan begitudeh.
Author: maaf para pembaca, karena gk bisa Up dua Chp. Aku tadi sehabis pulang sekolah langsung di ajak Mamak pergi ke Luar Kota, ehhhh... ternyata ngunjungi kerabat yang sangat jauh, apa lagi rumahnya berada di perbukitan. Jalan disana sangat rusak parah, aku yang hanya mengendarai Motor jadinya badan ku pegel semua. Saat ini aku sudah mau tidur. Jadi Bye~ Bye~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
~𝗭𝗲𝗻~
Udah es anget pula....🗿
2022-03-22
0
mr. Lucifer
pp
2022-01-03
0
∅Sang Penjelajah∅
wtf sejak kapan ada es twh anget?
2021-11-29
2