Ichi berlari ke arah Shika lalu menendang Shika dengan tendangan putar. Membuat Shika terhuyung jatuh. Shika mengelap darah disudut bibirnya, lalu berusaha untuk berdiri lagi.
Ichi kembali mendekati Shika dan berusaha melayangkan tinju di wajah Shika. Shika berhasil menghindarinya, tetapi Ichi malah menendang perut Shika hingga membuat Shika terjatuh lagi.
Shika mencoba untuk berdiri kembali. Kini Shika berjalan mendekati Ichi.
"Ayokk! Sekarang giliranmu. Kuberi kesempatan untuk menunjukkan kehebatanmu." Ichi tersenyum menakutkan sambil menatap Shika.
Dasar! Shika kan tidak bisa karate! Dia lebih jago kalau soal otak. Kalau seperti ini terus dia bisa kalah telak.
Kali ini Shika berusaha memukuli perut Ichi, tapi Ichi malah tertawa terpingkal-pingkal. Sekuat itukah Ichi? Hingga pukulan dari Shika tak membuatnya merasa sakit sedikitpun.
"Ini geli sekali!" kata Ichi yang masih terus tertawa terpingkal-pingkal. Setelah Shika kehabisan tenaga, Ichi menghantam wajah Shika. Kacamata Shika pun terjatuh. Shika berusaha mencari kacamatanya. Dia meraba-raba lantai untuk mencari kacamatanya.
"Aku tak bisa melihat dengan jelas." kata Shika yang masih terus mencari kacamatanya.
Oh.. Sial! Bagaimana ini? Kalau begini terus, maka cuma tinggal menunggu waktu saja untuk kekalahan Shika. Apa yang harus aku lakukan?
Hhmm, Aku harus melakukan sesuatu! Shika adalah anak jenius yang tidak akan bisa menang melawan orang yang sangat kuat dan berotot jika adu soal kekuatan. Maka Shika harus menggunakan otaknya untuk memenangkan pertandingan kali ini. Tapi bagaimana caranya?
"Kacamatamu disebelah kanan, Shika! Coba sedikit ke kanan!" teriak Igarashi kepada Shika yang masih belum menemukan kacamatanya.
Shika berusaha merayap ke arah kanannya untuk mencari kacamatanya. Namun belum sempat Shika menemukan kacamatanya, Ichi sudah menendangnya lagi. Lagi-lagi Shika terpental dan terjatuh mendekati garis pembatas arena.
"Maju 5 langkah ke depan lalu ke kanan 8 langkah, Shika!" teriak Aso menginstruksi.
Shika berusaha bangkit dan berdiri lalu Shika mengikuti instruksi dari Aso. Dan
akhirnya Shika berhasil menemukan kacamatanya kembali. Tetapi dia terlihat sudah kehilangan banyak tenaganya. Dan terlihat begitu lelah.
"Shika! " teriakku padanya. Dan dia langsung menoleh kearahku. "Dia mungkin lebih kuat darimu. Tapi kau lebih pintar dari dia! Gunakan otakmu, Shika!" teriakku. Semoga saja Shika bisa menemukan celah dan kelemahan Ichi selain kekuatan ototnya. Pasti ada cara! Aku percayakan kepadamu, Shika. Kau pasti bisa mengatasi ini!
Shika menatapku dan mengangguk.
Ichi masih berusaha memukuli Shika dan Shika hanya bisa menghindari serangannya terus.
Kali ini Shika berlari agak menjauh dari Ichi. Lalu Shika berdiri tegap dan berbalik ke menatap Ichi dari jauh.
"Kau sangat bodoh ya! Badan saja yang besar, tapi otakmu sangat kecil." Shika tersenyum mengejek. "Kau bodoh, jelek, dan sangat bau !! Kau sudah berapa hari sih tidak mandi?! Mengapa bisa sebau ini sih?"
Apa ini? Apa yang sedang Shika rencanakan dengan memprovokasi Ichi seperti ini? Mungkinkah memang itu tujuannya? Emosi?
"Kau! Akan kubunuh kau!" 😡😤 Ichi langsung emosi dikatai seperti itu.
"Coba saja kalau bisa. Tangkap dan bunuh aku!" tantang Shika. Shika langsung berlari dan Ichi langsung mengejarnya. Shika berhenti didekat garis pembatas arena lalu berbalik dan tersenyum misterius menatap Ichi.
"Habislah kau..!!" Ichi melompat kearah Shika tetapi Shika dengan cepat berlari ke arah samping sehingga Ichi mendarat diluar arena.
Bruuugggghhh
"Hehe.. Aku berhasil..!!" kata Shika.
"Permainan pertama dimenangkan oleh Shika!" kata Sidho.
"Shika, kau hebat sekali! Tapi bagaimana kau bisa melakukan itu ?" tanya Igarashi.
"Titik lemah konsentrasi seseorang itu adalah saat emosi mereka tidak stabil. Gimana? Aku hebat kan? Hehe.."
"Kau sangat hebat, Shika!" Aso menepuk-nepuk Shika bangga.
"Pertandingan kedua akan segera kita mulai." kata Sidho lalu memutar slotnya. "Dari team kalian yang akan maju adalah Igarashi dan akan melawan Yama. Silakan masuk ke arena!"
"Apa? Aku harus melawan Yama yang bertubuh besar dan kekar seperti itu? Kyaa! Aku bisa mati! Aku takut!" rengek Igarashi.
"Kasusmu sama seperti Shika! Gunakan saja otakmu!" bisikku.
"Tapi ..."
"Sudah sana! Kau pasti bisa, Iga! Ganbatte!" kata Aso.
Dengan mimik wajah ketakutan Igarashi memasuki arena pertandingan.
Kau pasti bisa Iga!
"Jadi yang akan melawanku adalah kau ya, manis?" kata Yama menyeringai.
Igarashi melakukan salto dan dia sudah di belakang Yama. Dia menendang tubuh Yama dari belakang. Tetapi Yama masih berdiri dengan tegap. Yama berbalik dan Igarashi terus menendang dan mengayunkan tinjunya ditubuh Yama.
"Manis, itu hanya akan menguras tenagamu saja."
"Sial! Tenagaku sudah mau habis!" kata Igarashi.
"Baik, sekarang giliranku ya." kata Yama sambil tersenyum. Lalu dia mulai berjalan mendekat kearah Igarashi. Dan Igarashi melangkah mundur.
Terlihat mimik wajah Igarashi yang waspada dan sedikit menahan rasa takut. Tapi kuacungi jempol karena untuk ukuran cewek dia cukup berani dan keren.
"Iga!" teriakku. Dia menoleh kearahku."Kau pasti bisa!!"
Igarashi hanya mengangguk, seakan dia sedang memikirkan sebuah rencana.
"Yama, Tunggu! Apa kau tau ... Kau sebenarnya ehm ..." kata Igarashi sambil berjalan mendekat kearah Yama. Dia berjalan berlenggak lenggok dengan senyuman yang bisa melelehkan cowok. Dan ekspresi Yama pun sedikit berubah.
"Kalau kuperhatikan, ternyata kau tampan juga ya. Dan kau sangat menawan." kini Igarashi sudah berjarak 1 meter dari Yama.
"Benarkah? Oh, Itu sudah daridulu aku tampan sih. Hahahaha ..."
"Yah, Kau benar-benar menawan. Apalagi kau punya otot yang besar. Kau sangat sexy." Igarashi menyentuh perlahan lengan Yama yang sangat berotot.
"Kau menyukainya?"
"Tentu. Aku suka pria kuat." kini Igarashi merangkulkan kedua tangannya ke leher Yama. Igarashi hendak mencium Yama. Tapi..
"Yama! Dia sedang bersandiwara!" teriak Sidho.
" Tidak, Yama. Bagiku kau memang sangat mempesona. Jangan dengarkan Sidho, Yama!"
Kali ini Igarashi benar-benar mencium Yama. Perlahan dia menggiring Yama mendekati perbatasan garis. Saat sudah dekat dengan garis perbatasan arena pertandingan, Igarashi mendorong tubuh Yama keluar arena.
Wah, Igarashi hebat juga ternyata. Haha ...
"Pertandingan kedua dimenangkan oleh Igarashi." kata Sidho mengumumkan. "Kau payah, Yama!"
"Wow, Kau keren sekali, Iga." godaku.
"Ah! Jangan dibicarakan lagi! Aku malu!"
"Kau hebat, Iga. Tapi sepertinya Yama beneran jatuh cinta padamu deh. Tuh lihat dia kemari." kata Aso.
"Apa? Aku shock!" kata Igarashi.
"Hai, manis. Kau mau kan hidup bersamaku selamanya? Dan melahirkan anak-anakku?" rengek Yama.
"What?" kata Igarashi sangat shock. Begitupula aku, Aso, dan Shika juga sangat kaget mendengarnya.
"Mau ya! Mau ya, manis!" rengek Yama.
"Tidak apa-apa, Iga. Kalian berdua terlihat serasi kok." sahut Aso. Aku, Aso, dan Shika tertawa kecil melihat semua ini. Lucu ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
gimana iga gak shok,yama langsung bilang 'mau kan melahirkan anak² ku' 😂😂🙈🙈
2022-06-05
1
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
gimana gak klepek-klepek kalau dicium cewek cantik dan bohay eaaa
2022-03-29
1
🎀 Kirania 🎀🖤
di mana2 otak yang menang lah Thor, otot cuma mengandalkan kekuatan sedangkan otak untuk berfikir
2022-03-29
0