"Kau kemarin kemana saja, Shin?" todong Aso saat di sekolahan " Kakek Kekaishi mencarimu, dia menelponku dan kubilang saja kau menginap di rumahku. Nomormu juga tidak bisa dihubungi."
"Ah kau memang sahabat terbaikku, Aso!" aku memeluk Aso menggodanya.
"Issh kau ini memang!" Aso mendorong tubuhku. Sedangkan aku malah tertawa geli. Terkadang aku suka sekali menggoda sahabatku yang satu ini.
"Memang Shin pergi kemana kemarin?" tanya Igarashi.
"Sebenarnya, semalam aku terjebak di Lab Kimia bersama Ava. Ponselku habis baterai, sedangkan Ava nggak bawa ponsel."
"Apa?" tanya Shika, Aso, Igarashi, Lee, dan Hakken serempak.
"Kalian berduaan semalaman di Lab?" tanya Aso.
"I ... Iya ..." kataku sambil menatap mereka satu persatu.
"Lalu, Kalian tidak melakukan apa-apa kan?" selidik Lee menyipitkan matanya.
"Ehm, Sebenarnya ..." memang ada sih. Ciuman itu.
"Sebenarnya apa?" tanya Igarashi sambil menatapku serius.
"Jangan-jangan semalam kau melakukan itu ya?" Hakken ikut mencurigaiku.
"It ... Itu apa?" tanyaku tergagap.
"Itu tuh ..." Hakken menatapku sambil mengangkat kedua alisnya. "Berduaan semalaman tanpa ada yang mengganggu. Kau dan Ava pasti sudah melakukan sesuatu."
"Apaan sih?! Yang terjadi nggak seperti yang kalian pikirkan ya!" kataku sedikit sewot.
"Jadi apa yang terjadi semalam?" Shika ikut-ikutan curiga juga. Hadeh!
"Yach. Aku dan Ava cuma buat bunga kering kok. Kebetulan aku nemuin silica gel di Lab." jelasku.
"Tidak ada lagi?" selidik Igarashi lagi seolah belum puas mendengar jawabanku barusan.
"Tidak ada! Kalian kenapa sih mencurigaiku seperti itu?!" kataku sedikit kesal.
"Wah, sayang banget. Kalau aku yang terjebak bersama seorang gadis semalaman. Akan kumakan dia malam itu juga. Gyahahaha.." Hakken tertawa terbahak-bahak.
Kulempar tasku kearah Hakken " Dasar otak mesum!" kataku bercanda.
"Tapi Shin, Ngomong-ngomong Ava sudah 3 hari tidak masuk sekolah lho." kata Lee. "Itu yang membuat kita curiga padamu. Anak orang kau apain sampai nggak masuk 3 hari coba?"
"Ava yang tidak masuk, kenapa aku yang dicurigai sih ?" ketusku.
"Hehe. Sory sory. Kita percaya padamu kok." Igarashi menepuk-nepuk bahuku.
Ngomong-ngomong kenapa Ava tidak masuk ya 3 hari ini? Ada apa ya?
"Shin, aku dapat berita aneh." kata Shika dengan wajah serius.
"Berita apaan?" sahutku cuek.
"Kemarin aku ke rumah Ibby. Kakaknya cerita padaku. Dia bilang jasad yang ditemukan itu bukan jasad Ibby." kata Shika pelan.
"Kau jangan mengada-ada ya!" sahut Aso.
"Aku tidak bohong. Kakaknya tentu sangat mengenalinya meskipun jasad itu sudah terbakar." kata Shika lagi.
"Kita cuma ada ber-7 waktu itu. Aku, Igarashi, Lee, Hakken, dan Aso selamat. Sedangkan Ada 2 jasad yang terbakar. Kalau bukan Ibby, lalu jasad siapa itu ? Waktu itu kan Ibby ikut terbakar bersama Mamoru Takuma." kataku menerawang jauh.
Memang begitu berat kenyataan untuk menerima kepergian Ibby. Tapi berita ini sungguh tidak masuk akal.
"Tapi mayat itu tidak memakai kalung berliontin bulan sabit. Kalau itu Ibby pasti kalung itu ada!" kata Shika.
"Tapi ditemukan jam tangan Ibby pada jasad itu. Sudahlah! Ibby sudah tiada. Kau harus bisa menerima ini semua, Shika." kata Aso.
Aku bangkit hendak pergi meninggalkan mereka.
"Kau mau kemana, Shin?" teriak Igarashi.
"Aku ada urusan." sahutku lalu pergi.
Aku berniat pergi ke tempat rahasiaku. Halaman belakang sekolah. Bukan tempat rahasiaku lagi sih, soalnya mereka pasti sudah tau kalau aku suka menghabiskan waktu disini setelah pulang sekolah.
Aku berbaring diatas rerumputan di bawah sebuah pohon yang lumayan besar. Aku menatap awan di langit. Langit hari ini sangat cerah sekali. Suasana seperti ini terkadang membuatku mengantuk.
Aku kembali teringat dengan perkataan Shika tadi.
Apa sih yang Shika katakan? Ibby masih hidup? Yang benar saja?
Tapi bagaimana kalau itu memang benar? Hah, Ya aku tentunya sangat senang donk. Tapi itu mustahil! Ibby sudah pergi. Dan aku yakin dia bahagia disana. Karena berkat dia, Mamoru Takuma berakhir.
Aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku. "Sudah jam 5 lebih ya?" aku bangkit dan hendak pergi meninggalkan tempat itu Tapi tiba-tiba ada yang memanggilku dari arah belakang.
"Shin!" teriaknya.
Aku menghentikkan langkahku dan menoleh kebelakang. Kulihat Ava sudah berdiri tegap di hadapanku yang berjarak kira-kira 5 meter.
Kemudian dia berlari ke arahku dan tiba-tiba memelukku. Apa yang terjadi ? Aku yang dipeluk begitu aja sangat merasa kaget dan kebingungan.
"Ava. Kau kemana saja? Kau sudah 3 hari tidak masuk sekolah. Kau membuatku khawatir tau." kuelus dam kucium rambutnya yang wangi itu.
"Shin, aku boleh meminta sesuatu darimu?" katanya yang masih memelukku.
"Apa? Katakanlah!" kataku pelan.
"Aku ingin kau bubarkan VCPD!" dia melepas pelukannya dan menatapku serius. Ini membuatku sangat kaget dan juga bingung sekali.
"Apa yang kau bicarakan, Va?" tanyaku tak mengerti akan permintaannya itu.
"Bubarkan VCPD!" katanya pelan. "Kau mau melakukannya untukku kan, Shin?"
Sungguh ini benar-benar membuatku sangat bingung. Aku tak akan bisa semudah itu melakukannya. Tapi, Sebenarnya apa tujuan Ava melakukan ini?
"Kau mau kan Shin melakukannya untukku?" Ava mengulang pertanyaannya dan menunjukkan mata kucingnya padaku. Aku benar-benar tak tau apa yang harus aku perbuat saat ini.
"Ava, aku tak akan bisa semudah itu melakukannya. Karena VCPD itu dibawah kendali kakek." kataku akhirnya. Memang benar. Kakek-lah yang sepenuhnya berwenang atas VCPD.
"Jadi kau tak mau melakukannya ya?" katanya seperti orang putus asa. Ava menunduk dan matanya sudah berkaca-kaca.
"Buk ... Bukannya begitu. Tapi ..."
"Oke, sekarang aku punya 2 opsi untukmu. Kau bubarkan VCPD atau aku yang akan menghabisimu?"
Aku sempat sangat kaget mendengar apa yang dia katakan barusan. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Kau pilih yang mana, Shin?" tanyanya lagi.
"Ava, sebenarnya ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kau begini?"
"Kau cukup berjanji padaku akan bubarkan VCPD. Itu saja!" teriaknya.
"Ava, tenanglah!"
"Baiklah kalau kau memang tidak mau." Ava mengusap air matanya. Lalu dia sangat cepat melakukan salto dan dia sudah berada dibelakangku. Dia melayangkan sebuah pisau dan mengenai lengan kiriku.
Aku benar-benar tidak mengerti dengannya. Dan kenapa aku tidak bisa melawannya?
"Arghh! Lakukan saja semaumu!" teriakku. Dia melakukan salto lagi dan berhasil melukai perutku.
"Kau benar-benar akan berakhir ditanganku Shin." Ava kembali melayangkan pisaunya dan melukai bahu kiriku. Begitulah dia terus menyerangku, sementara aku tidak melawan bahkan tak menghindarinya.
"Lakukan saja jika itu memang kemauanmu." kataku pelan.
Pada serangan berikutnya, kulihat dia seperti ragu-ragu. Dia hendak menyerangku lagi, tapi tidak jadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🅲🅰🅷🅰🆈🅰﷽🌹 ⃞⃝⃟꧂
apakah benar jika ibby, masih hidup, wuaaah, aku senang jika itu benar.. 😁
tapi apa yang sedang ava lakukan terhadap Shin... kenapa dia begitu.. 🤔🤔
2022-09-15
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ada apa dgn cinta,eh typo Ava?Siapa yg mengancam dia,sampai Ava melukai Shin karena dia tdk bisa membubarkan VCPD🤔
2022-08-24
2
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
ava kenapa lagi sih elu?bikin puyeng aja ni si ava 😪
2022-05-28
2