Sebulan sejak kematian Ibby.
Semenjak kepergian Ibby aku memang berubah menjadi sedikit pendiam. Sebulan ini aku masih terus menyalahkan diriku sendiri. Aku masih sangat shock. Tapi Igarashi, Aso, Shika, Lee dan Hakken selalu menghiburku dan selalu mengatakan jika itu bukan salahku.
Ibby, aku merindukanmu.
"Dia melakukannya lagi." bisik Igarashi pada Aso.
"Kurasa Shin benar-benar kehilangan Ibby." kata Aso.
"Bukan cuma dia yang kehilangan Ibby. Kita semua juga." sahut Shika.
"Dia masih terus menyalahkan dirinya sendiri. Kasihan Shin." kudengar Lee berkata.
Mereka semua berjalan mendekatiku yang sedang duduk di kelas sambil melamun memandangi foto VCPD.
"Hai, Shin. Tumben di kelas aja?" sapa Hekken lalu duduk dihadapanku. Aku tersenyum samar.
"Aku cuma sedang teringat kebersamaan VCPD. Dulu kita selalu bersama untuk memecahkan masalah. Saat suka dan duka kita selalu bersama. Tapi sekarang. Ibby sudah pergi." sahutku kembali menatap foto tadi.
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Ibby adalah teman yang baik. Walaupun sekarang Ibby sudah pergi, bukan berarti kita harus melupakannya. Persahabatan adalah seperti Sejarah. Tetap abadi dan dikenang selamanya, walaupun Ibby sudah pergi jauh ke alam lain, tapi dia selalu ada di hati kita." kata Shika yang duduk disebelahku.
"Terima kasih, Shika." kataku.
Tiba-tiba ada banyak orang yang datang ke kelas. Lho, itu kan kru TV di salah satu kota ini. Mau ngapain ya?
"Rheu Mitzuru si Ketua VCPD. Tolong jelaskan bagaimana perasaan anda sebagai pahlawan karena telah berhasil membunuh Mamoru Takuma si pembunuh berantai itu?" seorang reporter menyodorkan microphone kepadaku.
"Perasaanku?"
"Maaf, tapi sekarang kita sedang sibuk. Jadi wawancaranya lain kali saja ya." usir Aso ramah.
"Anda Haru Aso kan? Bagaimana perasaan anda dengan kejadian ini? Kalian berhasil membunuh pembunuh berantai itu tapi salah satu anggota VCPD kalian juga terbunuh. Bisa jelaskan pendapat anda?"
"Maaf, tapi kita tak punya banyak waktu." kata Shika.
"Oke. Kalau 5 menit tak masalah kan?" kata Igarashi.
" Iga!" kata Aso dan Lee. Igarashi nyengir kecil.
"Agar mereka puas dan segera pergi. Oke?" bisik Igarashi sambil mengedipkan satu matanya.
"Kita tidak merasa sebagai pahlawan kok. Menumpas kejahatan adalah tugas kita. Kita senang akhirnya Mamoru Takuma bisa berakhir juga. Dan memang kita kehilangan salah satu anggota kita, Ibby. Tetapi persahabatan kita adalah seperti Sejarah. Tetap abadi dan dikenang selamanya. Ibby akan selalu ada dihati kita." kata Igarashi.
"Heh! Itu kan kata-kataku." tutur Shika
"Oke, wawancara selesai. Sekarang kalian bubar ya." usir Hakken.
"Tapi kita belum selesai." sanggah seorang reporter.
"Maaf, tapi habis ini kita masih ada kelas. Jadi untuk wawancara kali ini cukup sampai disini ya. Terima kasih." kata Aso.
Dengan terpaksa para wartawan tadi pergi.
"Nah, beres deh." kata Igarashi.
...***...
Aku mengendarai motorku menyusuri jalan di taman Kota. Tapi tiba-tiba aku melihat seorang gadis sedang menghajar beberapa preman. Dan aku menghentikkan motorku, dan menyaksikannya.
Wow! Hebat juga cewek itu. Dia memakai topi sehingga aku tak dapat melihat wajahnya.
Oh, tapi sekarang gadis itu dikeroyok. Aku harus membantunya. Aku turun dari motor dan menghampiri mereka.
"Hei, kalian!" teriakku " Apa kalian tak punya nyali sehingga mengkeroyok seorang gadis yang sedang sendirian?"
"Kau siapa? Jangan ikut campur ya!" kata salah satu dari preman itu.
"Kalian semua payah! Beraninya sama cewek. Lawan aku kalau berani!" tantangku.
"Gadis ini teman kita! Kau tak ada urusan dengan kita!" sahut salah satu preman itu.
"Tidak mungkin! Karena teman itu saling melindungi dan bukan menyakiti." sahutku.
"Kau tidak usah ikut campur dengan masalahku, Shin !!" gadis itu mendongak dan menatapku tajam. Ternyata dia Ava Mackenzie. Anak 3F yang galak dan aneh itu.
"Ava, kau kenapa dengan mereka?" tanyaku.
"Sudah kubilang ini bukan urusanmu! Sekarang pergilah!" usir Ava.
Heh! Dasar! Kalau saja aku tau dia Ava pasti tidak akan kutolong. Lebih baik aku pergi saja deh.
Aku berbalik dan hendak pergi.
" Ava! Kau habisi dia!" perintah salah satu dari preman itu.
"Kenapa ? Cowok itu tak ada hubungannya!" bantah Ava.
Aku menghentikkan langkah kakiku.
"Cepat lakukan atau kau bukan teman kita lagi!" ancam pria tadi.
Ava melakukan salto lalu berdiri di depanku.
"Teman itu saling berbagi dan melindungi. Apa kau tidak sadar itu, Ava?"
Kutatap gadis yang sedang berdiri dihadapanku itu. Dia tampak sedang kebingungan.
"Aku tak bisa melawan cewek." kataku.
"Ava cepat kau habisi dia !!" perintah salah satu dari mereka yang sepertinya adalah pentolan dari preman-preman itu.
Sepertinya Ava tampak makin kebingungan. Tapi dia bersiap-siap hendak melayangkan tinjunya. Aku sadar bahwa yang akan menyerangku itu adalah ketiga preman sialan yang ada dibelakangku dan bukan Ava. Aku berbalik dan menangkis serangan preman itu.
"Kau.. Kenapa? Apa kau tidak fokus pada serangan Ava?" tanya preman yang berusaha menyerangku tadi.
"Dia tak akan mungkin menyerangku!" kataku.
"Ava! Sekarang kau bukan teman kita lagi! Ayo guys kita pergi!" kata si boss. Akhirnya ketiga preman tadi pergi meninggalkan kita.
Aku berbalik, kini Ava hanya menunduk. Dia tampak sedang berfikir keras.
"Kenapa? Kenapa kau bisa berfikir aku tak akan menyerangmu, Shin?"
"Ehm, Karena mulai sekarang kita adalah teman. Iya kan?"
Ava mendongak menatapku, matanya sudah berkaca-kaca.
"Benarkah itu? Tapi kenapa kau melakukan ini, Shin?"
" Sudah kubilang kan tadi. Kalau teman itu saling melindungi bukan saling menyakiti. Dan aku ingin menjadi temanmu. Kau mau kan menjadi temanku?"
"Shin.. Ehm, Iya. Aku mau." dia mengangguk dan tersenyum.
Wah! Wah! Bukan seperti Ava yang kulihat biasanya. Mungkinkah selama ini dia salah berteman? Hingga membuatnya menjadi dingin, aneh, dan galak?
"Kau sudah makan? Mau menemaniku makan ramen?"
"Boleh.." jawabnya.
Aku dan dia menuju ke cafe yang tak jauh dari situ dengan menaiki motor.
Setelah sampai kita memesan ramen dan teh hangat.
"Kenapa kau ingin sekali berteman dengan berandalan seperti mereka?" tanyaku sambil memakan ramenku.
"Selama ini aku tidak punya teman. Aku sering pindah-pindah sekolah karena orang tuaku sering ditugaskan disana-sini. Makanya, untuk mendapatkan teman sejati itu sangatlah susah." Ava menerawang keluar jendela. "Mereka adalah teman pertamaku saat di Yokohama. Tapi sepertinya mereka cuma memanfaatkanku."
"Memanfaatkan?" Memanfaatkan bagaimana maksudnya? Jangan-jangan Ava dijadikan p*lacur atau apa?
"Yah. Aku kan jago karate. Aku dimanfaatkan untuk berkelahi."
" Oh. Begitu ya. Aku kira apaan. Hehehe ..."
"Kudengar VCPD berhasil mengakhiri Mamoru Takuma ya? Wah.. Hebat sekali." kata Ava bersemangat.
"Ah, Biasa saja kok!" aku jadi malu.
"Lalu ada yang terbunuh juga ya katanya?"
"Hmm. Ibby juga ikut terbunuh saat kebakaran itu."
Ah! Aku jadi teringat Ibby. "Tapi aku sudah cukup tenang sekarang karena Mamoru sudah tiada. Dan ini berkat Ibby."
"Shin! Apa yang kau lakukan disini?" tiba-tiba Igarashi, Aso, Shika, Hakken, dan Lee datang.
"Kenapa bersama dia?" Igarashi berbisik padaku.
"Ehm, Kebetulan tadi kita bertemu." sahutku. "Eh, Hei! Tapi kenapa kalian semua pergi tanpaku? Dan cuma aku yang nggak kalian undang ya?!" candaku pada mereka pura-pura marah.
"Kau mematikan ponselmu?" sindir Aso.
"Tidak." sahutku.
"Lalu kenapa tak menjawab panggilan kami?!" ketus Lee.
Aku merogoh ponselku. Dan benar saja ada 5 panggilan tak terjawab dari Aso dan Igarashi.
"Aku hanya tak sempat mengangkatnya." sahutku.
"Tak sempat apa tak mau diganggu?" sindir Hakken.
"Bicara apa kalian? Sana cepat pesan makanan dan aku yang traktir kali ini!" kataku agar mereka tak ribut lagi.
"Wah, Serius nih? Leader kita sedang dalam keadaan hati bahagia sepertinya." goda Lee "Ayoo makan sepuasnya!"
"Yeyy ..."
"Maaf menyela. Tapi aku ijin pergi dulu ya. Terima kasih ya, Shin." Ava tersenyum. "Permisi."
"Ah, Oh ... Tunggu Ava!" teriakku.
"Ya, Shin."
"Hubungi aku kalau mereka masih mengganggumu!"
Ava hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu dia pergi.
"Apa yang terjadi? Kenapa mendadak kau akrab dengannya?" selidik Aso.
"Iya, dia kan cewek aneh di sekolah kita." tambah Igarashi.
"Kasihan dia. Dia tak punya teman. Dan mulai sekarang dia adalah teman kita."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ava, teman saling menjaga bukan Menjerumuskan
2024-01-13
0
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🅲🅰🅷🅰🆈🅰﷽🌹 ⃞⃝⃟꧂
🥺🥺🥺🥺🥺
aku koq sedih ya, bacanya.. 🤧🤧🤧
kehilangan sahabat dikarenakan pindah dan masih bisa berkirim kabar aja rasanya sedih, sakit, nyesek.. 🥺🥺🥺
apa lagi pergi untuk selama-lamanya, tidak bisa bersenda gurau lagi, pasti rasanya gak tau bilang lah 😭😭😭😭
2022-09-06
1
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🅲🅰🅷🅰🆈🅰﷽🌹 ⃞⃝⃟꧂
tentu saja perasaannya campur aduk menjadi satu, ada kesedihan dan ada kebanggaan, sedih karena kehilangan sahabat yang selama ini selalu berjuang bersama-sama, dan bahagianya berhasil melakukan misi untuk memusnahkan penjahat. 🤧🤧🤧
2022-09-06
0