"Hehe ... Maaf deh, Shin." sahutnya lalu melepas pelukannya. "Aku hanya terlalu senang melihat kau sudah membaik." sahutnya lalu kini dia duduk di samping ranjangku.
"Shin, aku pamit pulang dulu ya." kata Ava pamit.
"Eh, Ehm ... Apa nggak apa-apa pulang sendirian?" tanyaku sedikit khawatir.
"Bagaimana kalau kuantar saja? Yach, siapa tau mereka masih mengejarmu." kata Hakken menawarkan diri.
"Oh, tidak usah. Aku bisa jaga diri kok." tolak Ava dengan ramah. "Bye semua!" katanya sambil bergegas pergi.
"Ava!" panggilku.
Dia berhenti dan berbalik menatapku.
"Ya ..."
"Aku cuma mau bilang hati-hati ya." kataku pelan.
"Oke." dia tersenyum padaku lalu bergegas pergi meninggalkan kita semua. Igarashi, Aso, Shika, Lee, dan Hakken menatapku serius.
Mereka kenapa ya?
Apa ada sesuatu yang sedang terjadi?
"Kalian kenapa?" tanyaku sambil menatap mereka secara bergantian.
"Kau dan Ava, ada hubungan apa?" selidik Lee sambil menyipitkan matanya yang sudah sipit.
"Kalian terlihat sangat dekat." tambah Igarashi sedikit mencurigaiku.
"Kau dan dia pacaran ya?" tuduh Aso.
Ah, Apa yang harus aku katakan kepada mereka? Haduh! Aku bingung! Aku masih belum siap untuk mengumbar semuanya dan menceritakannya kepada mereka semua.
"Kenapa kalian bilang seperti itu? Lagian suka-suka aku donk mau pacaran sama siapa aja!" kataku pura-pura cuek.
"Jadi itu benar?" kata Shika menyimpulkan.
"Sudahlah! Kalian kenapa sih?"
"Hhm, Lagian kalian terlihat serasi kok." sahut Aso.
"Apanya sih yang serasi?!" aku masih mengelaknya.
"Ya sudah. Kita tak akan memaksamu untuk mengakuinya kok." kata Shika. "Tapi kita sedang dalam masalah, Shin. Kita belum menemukan tempat persembunyian Sidho dan Ibby."
"Ibby ..." kata Igarashi lirih. "Kenapa dia berubah sih? Seharusnya dia kembali dan memihak kita ! Bukanya malah bergabung dengan Sidho yang jahat itu !" Igarashi terlihat sedikit kesal.
"Aku berjanji !! Aku akan membawa Ibby kembali! Karena selamanya dia adalah teman kita." kataku mengepalkan tanganku. Yeap. Aku akan membawanya kembali!
"Kau benar, Shin. Aku juga tak akan membiarkan dia menjadi lebih parah lagi!" tutur Aso.
"Iya. Kita pasti akan segera menemukan mereka!" kata Lee.
...***...
"Hai, Shin. Apa kabar?" sapaan seseorang membuyarkan lamunanku.
Aku melihat kearah si pemilik suara. Kulihat Ibby sudah berdiri tegap disamping ranjangku. Dia menatapku sambil tersenyum misterius.
"Kau, Aku senang bisa melihatmu lagi." aku tersenyum padanya. "Yach, Seperti yang kau lihat. Aku sudah agak baikan."
Tiba-tiba Ibby menarik samurainya dan tersenyum misterius.
"Selamat tinggal Rheu Mitzuru.Mantan sahabat terbaikku. Hahaha ..." dia berlari ke arahku dan mengayunkan samurainya kearahku.
"Apa yang sedang kau lakukan, Ibby? Hentikkan semua itu Ibby!"
"Ibby!" teriakku saat samurai itu hendak menusuk tubuhku.
"Ibby!"
"Shin, kau baik-baik saja? Kau mimpi buruk ya?" kata seorang gadis. Igarashi sudah berdiri disampingku. Ternyata semuanya itu hanya mimpi.
Ah, seperti nyata saja.
"Iga. Aku mimpi buruk." kataku padanya. "Kau sendirian?" aku celingukan mencari yang lain. Tapi di ruangan ini cuma ada aku dan Igarashi. Kemana yang lainnya?
"Iya. Soalnya mereka sedang sibuk mencari informasi tentang keberadaan Sidho dan Ibby. Shin, hari ini kau sudah boleh pulang." kata Igarashi sambil mengambil semangkok bubur di meja samping ranjangku.
"Benarkah? Wah, Kebetulan sekali. Aku juga sudah mulai bosan disini." sahutku sedikit lega.
"Hhm, Ini. Makanlah dulu!" Igarashi menyodorkan semangkok bubur hangat padaku. Dan aku menerimanya.
"Bolehkan aku memakan ayam goreng saja, Iga?"
"Makanlah itu dulu! Kau sedang menjalani masa pemulihan. Tidak boleh makan sembarangan." kata Igarashi sambil sibuk dengan ponselnya.
"Ah, baiklah Miss Cerewet." kataku sedikit kesal lalu mulai memakan buburku.
"Untung saja kau sedang sakit ya. Kalau tidak udah kuhajar kau!" canda Igarashi.
"Oh ya? Bagaimana caranya kau menghajarku? Dengan rayuan mautmu itu? Ah, Maaf saja ya. Tapi aku tidak seperti Yama yang mudah tergoda ya!" kataku menggodanya.
"Isshh! Kau ini menyebalkan sekali!" Igarashi mengacak-acak rambutku.
"Hoi, Iga! Hentikkan! "
Beginilah pertemanan kami. Saling mengolok-olok dan saling membuat kesal satu sama lain. Tapi percayalah, ini salah satu yang aku sukai saat bersama mereka.
Hari ini Igarashi menemaniku dan mengantarku pulang ke rumah.
...***...
Sore ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah Ava. Soalnya aku kangen sama dia sih.
Wow ... Lumayan besar juga rumahnya. Halaman rumahnya juga sangat luas. Di halaman rumahnya begitu banyak tanaman hias yang sangat cantik.
Aku mulai memasuki halaman rumahnya. Aku sedikit terkejut, tiba-tiba ada seekor anjing yang terus menyalakiku. Untungnya dia tidak mengejar dan menggigitku. Anjing manis!
Aku memencet bel rumah Ava. Tak lama kemudian pintu terbuka. Terlihat seorang gadis di balik pintu. Dia memakai T-Shirt putih dipadukan dengan bawahan hotpants denim. Terlihat manis sekali dia. Dia terlihat keheranan saat melihatku.
"Hai, manis." sapaku sambil tersenyum manis padanya.
"Shin, kau sudah keluar dari rumah sakit? Kenapa tidak bilang padaku?" tanya Ava.
"Aku mau buat sureprise sama sama kamu." aku tersenyum padanya. "Eh, itu anjing nakal banget sih. Masa menyalakiku terus."
Ava hanya tertawa kecil "Maafin Carberoz ya. Carberoz! Come in!" Ava memanggil anjing yang tadi terus menyalakiku.
"Carberoz?" aku tak percaya anjing itu langsung mendatangi Ava begitu saja.
"Iya. Dia hewan kesayanganku." Ava mengelus-elus kepala Carberoz.
Wow, gadis semanis Ava siapa sangka punya hewan peliharaan anjing. Gadis unik. Setidaknya kucing, hamster, kelinci, atau apalah.
"Dia adalah hadiah dari Nami saat aku ulang tahun tahun lalu." tiba-tiba dia kembali melamun. Pasti dia sedang teringat Nami deh. Tapi aku sendiri belum menemukan markas Sidho dan Ibby. Hhm.. Apa yang harus aku lakukan ya?
"Ava!" teriak seorang gadis tiba-tiba. Kami berdua menoleh ke arahnya. Terlihat seorang gadis yang masih mengenakan Uniform sekolah dengan lengkap. Siapa dia?
"Nami, Kaukah itu?" Ava segera berlari kearah gadis yang dipanggilnya Nami itu lalu memeluknya.
"Nami?" bukannya dia masih diculik? Kenapa tiba-tiba dia sudah berada disini? Apa dia berhasil meloloskan diri dari preman-preman itu? Atau Sidho membebaskannya begitu saja?
"Ava, aku kangen banget sama kamu." kata Nami yang masih memeluk Ava.
"Aku juga. Maaf ya waktu itu aku belum bisa menyelamatkanmu." sahut Ava yang yang terlihat sedikit menyesal.Aku mulai berjalan mendekati mereka berdua.
"Kenapa Sidho membebaskanmu dengan mudah?" tanyaku sedikit curiga.
"Ehm, Sebenarnya bukan Sidho yang membebaskanku." kata Nami sedikit menunduk.
"Lalu siapa?" tanyaku penasaran.
"Ehhmm ..."
Sepertinya Nami sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi apa itu?
"Ayo katakan padaku!" desakku.
"Baiklah." kata Nami pelan. Sebenarnya ada seorang cowok. Ehm, Salah satu dari mereka yang diam-diam membebaskanku. Ehm, Sebenarnya aku tak boleh mengatakan hal ini pada siapapun." katanya sedikit terbata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
jadi penasaran siapakah yang membebaskas nami ya.... ,🤔🤔
2022-06-30
2
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
ibby ya yg nyelamatin nami
2022-05-28
1
☠ᵏᵋᶜᶟMisty_
mampir juga, ceritanya bagus
btw siapa yg bakal bebasin namy🤔
2022-03-29
1