"Yuko, apa yang terjadi?" tanyaku pelan.
"Kak Rheu, maafkan aku." dia kembali terisak.
Aku benar-benar tidak mengerti dengannya. Kuraih dia lalu kupeluk.
"Tenanglah, aku ada disampingmu!"
Yuko tak berhenti menangis. Aku sudah tak fokus lagi dengan perampokan itu. Aku lembek sekali didekat Yuko.
Tiba-tiba aku sudah dikepung begitu saja sama segerombolan preman.
"Kau sudah terkepung, Rheu Mitzuru. Hahahaha ..." kata salah satu dari mereka.
Kulepas Yuko dari pelukanku. Aku maju selangkah untuk melindungi Yuko dari para preman itu.
"Kau akan berakhir disini. Dan setelah itu tidak akan ada lagi VCPD. Gadis ini sedang membodohimu. Bodoh sekali kamu!"
"Yuko! Kau! Apa kau?" aku berbalik menatapnya tak percaya.
Yuko masih menangis, dia mengangguk pelan.
"Maaf kak Rheu ..."
"Sial! Harusnya aku tak tertipu olehmu. Kau sama saja dengan gadis lain. Brengsek dan penjilat." Makiku. "Bahkan mungkin kau sudah mereka pakai. Dibayar berapa kau, Yuko!" aku tak percaya aku marah-marah pada Yuko.
"Kak Rheu, maaf aku tak bermaksud melakukannya!" kata Yuko masih beruraian air mata.
"Sudahlah! Aku tak percaya lagi padamu!" bentakku. Aku sungguh kecewa padamu Yuko.
"Ironis sekali. 60 menit lagi tempat ini akan hancur. Kalian akan berakhir disini. Hahahaha ..." segerombolan penjahat tadi pergi. Mereka membawa berlian dan mengunci tempat ini.
Aku tak bisa menghentikkan mereka? Polisi macam apa aku ini! Kurogoh ponselkuku dan kuhubungi Ibby.
"Hallo." sahut Ibby dari seberang. "Kulihat segerombolan orang keluar dari World Jawelry Maxim. Apa yang harus kita lakukan, Shin?"
"Kalian kejar mereka! Aku akan berusaha keluar dari sini setelah menemukan peledak itu. Aku hanya punya waktu 60 menit."
"Oke. Apa kau butuh bantuan? Bisa kukirim Igarashi, Shika, atau Aso."
"Mereka punya tugas sendiri. Aku buru-buru. Bye." kututup Hp ku. Kutatap gadis di depanku yang terduduk lemah. Aku tak peduli lagi dengannya.
Sekarang yang terpenting, bagaimana aku bisa menemukan alat peledak di tempat seluas ini? Aku hanya punya waktu 60 menit. Kalau aku gagal, tempat ini akan hancur. Merepotkan saja para berandalan itu.
"Kak Rheu ..." Yuko memanggilku. Entah kenapa aku jadi kesal sekali dengannya. Aku jongkok di depannya lalu kuangkat dagunya.
"Kau dibayar berapa?" tuduhku.
"Tidak kak ..."
"Kau sudah terbiasa kan melayani mereka?!" hardikku.
"Tidak kak!" dia menggeleng masih menangis.
"Tak berguna! Aku bisa saja memakanmu saat ini. Tapi aku tak punya banyak waktu untuk meladenimu." aku berdiri bergegas meninggalkannya.
"Kak Rheu, tunggu!"
"Tugasmu memperlambatku kan?" sindirku.
"Peledak itu, aku tau dimana mereka menaruhnya. Peledak itu ada di lantai atas. Tapi aku tak tau dimana pastinya."
"Aku tak percaya padamu!"
"Aku nggak bohong, Kak. Dan aku juga tidak bermaksud bohongi kakak. Karena aku, Aku suka kakak."
Degghh..
Tidak! Aku tak boleh terkecoh! Yuko adalah kaki tangan para penjahat itu. Aku tak menghiraukannya. Aku pergi ke lantai atas dan mencari alat peledak itu. Dimana ya?
Aku mencarinya disetiap ruangan.
Gawat, tinggal 15 menit lagi. Kalau tidak segera kutemukan tempat ini akan hancur. Tiba- tiba Hpku berdering. Shika menelponku.
"Hallo, apa kau temukan sesuatu, Shika ?"
"Aku melihat ada sesuatu yang aneh di gudang."
"Dimana lokasinya?"
"Lantai 3, ruang paling pojok dari kiri."
"Oke. Thanks." kututup Hpku lalu aku bergegas mencari gudang itu.
"Kak Rheu!" teriakan Yuko dibelakangku. Aku berbalik dan ...
Tar ...
Yuko sudah tertembak lengan kanannya. Ternyata dia melindungiku dari penjahat ini. Kurogoh M13ku lalu.
Tar .. Tar ...
Dua peluru meluncur dari pistolku dan mengenai penjahat itu.
Yuko terduduk sambil memegangi lengan kanannya yang berlumuran darah.
"Yuko. Kau baik-baik saja?" aku mendekatinya.
"Aku tidak apa-apa kak. Cepat kakak cari alat peledak itu! Kalau tidak tempat ini bisa hancur, Kak."
"Lalu kau?"
"Aku tidak apa-apa, Kak."
Kurogoh Hpku dan kuhubungi Igarashi.
"Hallo, Shin."
"Iga, tolong kamu kesini! Yuko tertembak."
"Kau masih di World Jawelry Maxim?"
" Iya, cepat! Aku tak punya banyak waktu." kututup Hpku.
"Kau tunggu disini saja. Igarashi akan segera datang." Aku kembali bergegas menuju gudang.
Gawat, tinggal 5 menit lagi! Aku mengobrak-abrik gudang ini dan aku akhirnya menemukan peledak itu.
"Ketemu kau!" aku tersenyum penuh kemenangan. Kuputus salah satu kabel peledak itu agar tidak berfungsi. Tugasku selesai. Sekarang tinggal meringkus para perampok itu. Aku melihat Igarashi dan Yuko.
"Iga, kau bawa Yuko ke rumah sakit! Aku akan menyusul Ibby dan yang lainnya." perintahku.
"Oke!" sahut Igarashi.
Ternyata Shika sudah diluar menunguku. Kita menyusul Ibby dan Aso. Ternyata benar kata kakek, merepotkan juga kalau cuma berlima. Oke, besok akan kuadakan audisi penerimaan anggota baru. Sepertinya akan menarik.
Aku menghubungi Aso.
"Kalian dimana?"
"Para penjahat itu sepertinya mau melarikan diri. Mereka menaiki Pier 10." sahut Aso.
"Kalian ada di pelabuhan?"
"Iya. Tapi kami belum berhasil menangkap mereka."
"Oke, aku akan segera kesana." kututup Hpku. "Shika, kita ke pelabuhan sekarang!" perintahku.
"Oke." sahutnya.
Tiba-tiba diperjalanan kita dihadang seseorang. Bukan penjahat sih, tapi orang yang suka ikut campur. Dia adalah Lee Narasigawa.
"Apa yang kau lakukan? Aku hampir saja menabrakmu tadi!" ketus Shika.
"Maaf, tapi aku hanya ingin membantu kalian." Lee langsung masuk ke dalam mobil.
"Siapa yang mengijinkanmu? Kau bahkan bukan anggota VCPD tau!" ketus Shika
"Aku hanya ingin membantu. Ayo cepat jalan! Nanti keburu kabur loh mereka."
Shika melirikku, meminta persetujuanku.
"Ayo kita pergi!" perintahku.
"Tapi, Shin." protes Shika.
"Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi." kataku.
Kuijinkan Lee ikut karena selama ini dia memang suka ikut campur untuk meringkus penjahat. Kerjanya bagus juga. Sebenarnya dia bukan anggota VCPD. Tapi, Sudahlah!
Kita berhasil sampai di pelabuhan. Kulihat kapal Pier 10 yang besar itu. Wow ... Bagaimana aku menemukan mereka?
"Shin, kita harus cepat. Kalau tidak, kapal ini akan segera berlayar dan mungkin juga para penumpang dalam keadaan bahaya." Kata Shika.
Kuhubungi Aso lagi.
"Ya, Shin!" sahut Aso dari seberang.
"Kalian dimana? Aku sudah di pelabuhan."
"Aku berhasil masuk di Pier 10. Kita sedang berada di Bridge." sahutnya.
"Oke, aku akan meminjam interkom untuk menurunkan semua penumpang dulu. Kalian tetap berjaga di dalam."
"Oke." sahutnya lalu kututup Hpku.
Aku pergi ke tempat pelayanan diikuti Shika dan Lee. Aku meminta ijin untuk memakai interkom. Awalnya mereka tidak mengijinkan. Tapi setelah menunjukkan lencana VCPD akhirnya diperbolehkan juga.
"Perhatian! Dimohon untuk para penumpang agar segerq turun dari kapal! Karena akan ada perubahan jadwal keberangkatannya. Terima kasih." kataku dari interkom.
" Thanks." kataku pada gadis penjaga interkom sambil mengedipkan mata. Gadis tadi hanya tersipu malu. Haha..
"Shika, Lee kalian berjaga di pintu masuk kapal. Penumpang akan segera turun dari kapal. Kalian awasi apakah perampok itu ikut turun dari kapal atau tidak." perintahku.
"Oke. Serahkan pada kita." sahut Lee.
Selanjutnya aku memasuki kapal Pier 10 dari pintu darurat. Aku bertemu Ibby dan Aso di dalam. Beberapa saat Hpku berdering. Shika menelponku.
"Bagaimana?" tanyaku pada Shika.
"Aku tak melihat mereka keluar dari kapal. Mungkin mereka masih di dalam."
"Kalian tetap berjaga disitu! Aku akan mencarinya di dalam." kataku lalu kututup Hpku.
"Kita berpencar!! Aku yakin mereka ada disini." perintahku. Kita bertiga berpencar. Kapal ini lumayan besar. Jadi agak susah juga menemukan mereka. Aku pergi ke ruangan monitoring CCTV dalam kapal ini. Dan akhirnya kita bisa menemukan mereka.
Kita berhasil menangkap mereka semua dan menyerahkannya pada kepolisian Kanagawa.
Tapi Aso tertembak lengan kirinya.
Oke! Misi selesai.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
xelyn_
lo yang bego anjr. dibilang jebakan, masih aja maju. giliran kena malah ngamuk, yeuh 👊
2025-01-23
0
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ada yuko juga, tapi temannya Shin. bukan haku.
2024-01-13
0
⧗⃟ᷢʷ
keren visual nya ada police Korea
2022-09-27
2