Ibby ?

"Ibby, kita semua sangat merindukanmu." kataku bahagia. "Lalu jasad itu? Jasad siapa?"

"Itu adalah jasad Taro, bawahan Sidho. Saat itu Sidho yang menyelamatkanku dari Mamoru Takuma. Dan yang terbakar itu adalah Taro." Jelas Ibby.

"Lalu kenapa kau tidak menghubungi kita?"

"Aku tidak berhutang penjelasan padamu, Shin! Dan mulai sekarang ikatan kita adalah sebagai musuh."

"Apa? Apa maksudmu, Ibby? Kau bercanda ya?"

"Aku serius. Aku bosan menjadi orang baik."

"Tapi kenapa? Bukanya kau selalu berbuat baik?"

"Sudah kubilang aku bosan menjadi orang baik!" Ibby berteriak. "Aku bosan menjadi bawahanmu yang bisa kau suruh-suruh! Shin, kau tak perlu lagi membubarkan VCPD. Karena kalau kau mati maka VCPD akan berakhir juga. Dan kali ini aku yang akan menghabisimu." Ibby melayangkan samurainya dan mengenai perutku.

"Ibby! Sadarlah! Kau adalah sahabatku." kataku sudah semakin lemah.

"Shin!" Ava menggigit tangan Ichi lalu menendang Yama. Lalu dia berlari ke arahku.

"Shin! Kau tidak apa-apa kan?" Ava menangis sambil menepuk-nepuk pipiku pelan. "Shin, jawab aku!"

Aku tak percaya, bahwa aku akan berakhir ditangan sahabatku sendiri. Ibby, apa yang kau inginkan sebenarnya? Kenapa kau bisa melakukan semua ini?

"Kau bukan Ibby! Kau adalah monster!" Ava berusaha menyerang Ibby tapi Ava malah terkena pedang Ibby. Lengan kanan Ava berlumuran darah.

"Ibby yang dulu sudah mati! Sekarang akulah Ibby yang baru!"

"Ava, kau tidak apa-apa?" aku merayap mendekati Ava yang sudah terjatuh.

"Shin, Ini semua salahku. Maaf."

"Tidak, Ava." kataku.

"Kau tidak akan kumaafkan, Ibby. Kau sudah mengkhianati VCPD!" aku berusaha untuk berdiri kembali.

"Apa lagi yang bisa kau perbuat?" ejek Ibby lalu kembali mengayunkan samurainya. Kali ini dia mengenai kakiku dan pinggangku.

Bruuuukkkk

Aku benar-benar sudah tidak kuat lagi dan kini aku terjatuh.

"Shin!" teriak seorang cewek tiba-tiba lalu dia menghampiriku.

"Iga ..." kataku pelan. Perlahan penglihatanku sudah buram tapi aku masih bisa mendengar mereka samar-samar.

"Ibby! Apa yang kau lakukan?!" bentak Aso.

"Hallo mantan teman-temanku." sapa Ibby sambil tertawa.

"Apa maksudmu, Ibby?" bentak Igarashi yang masih memangku kepalaku.

"Ibby, lebih baik kita segera pergi. Ayo!" kata Sidho lalu pergi diikuti Ichi dan Yama.

"Ja matte ne minna-san ( sampai jumpa semua)." kata Ibby lalu pergi mengikuti mereka.

...***...

Aku membuka mataku perlahan.

Atap putih? Aku dimana? Lalu kulihat disampingku ada Igarashi, Aso, dan Shika. Kenapa ada mereka disini? Bukanya aku sudah mati?

"Shin, kau sudah sadar. Syukurlah." kata Igarashi tersenyum lega menatapku.

Tubuhku penuh dengan perban dan aku merasakan sakit di sekujur tubuhku.

Jadi aku masih hidup ya.

"Dimana, Ava?" tanyaku.

"Dia dirawat diruang sebelah. Dia sedang tertidur. Hakken dan Lee sedang menjaganya." sahut Shika.

"Maaf, aku tak bisa menghentikkan Ibby." kataku penuh dengan penyesalan.

"Tidak perlu merasa bersalah, Shin." Kata Igarashi.

"Tapi Nami masih mereka sandera. Aku harus menyelamatkannya!"

"Siapa Nami?" tanya Aso.

"Sepupu Ava." jawabku

"Soal itu serahkan pada kita. Kau beristirahatlah dulu!" kata Aso.

"Tapi ..."

"Kau masih belum sehat betul, Shin. Kau disini saja !!" kata Igarashi.

"Baru kali ini kau terluka separah ini, Shin. Mungkin ini adalah karena yang menyerangmu adalah orang yang tak ingin kau serang." kata Shika.

Aku benar-benar tak menyangka Ibby yang diharapkan kehadirannya kini malah berpihak pada musuh. Dia berkomplot dengan Sidho. Aku benar-benar tidak habis fikir. Apa yang harus aku lakukan ? Apa aku harus bertarung melawan sahabatku sendiri ?

...***...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***