"Mamoru Takuma adalah seorang psikopatik yang lahir di Osaka, yang juga tersangka pembunuhan berantai paling terkenal di Jepang, Osaka School Masacre. Ia juga mengidap Macdonalds Triad yaitu sebuah indikator psikopatik yang dibuat oleh seorang psikolog terkenal dunia, JM MacDonald.
Gejala Macdonalds Triad yaitu bertindak kejam terhadap hewan, menyukai membakar sesuatu, dan kebiasaan mengompol di usia atas 5 tahun. Tiga kebiasaan ini dipercaya akan muncul pada seseorang yang berpotensi menjadi pembunuh berantai sejak usianya masih kecil.
Karena kelainan yang ia derita, ia pernah masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tahun 2001, namun melarikan diri sehari kemudian. Pada Juni 2001, ia lepas kendali dan mengamuk dengan bersenjatakan pisau menyerang Ikeda Elementary School serta berhasil menusuk 8 anak kelas 1 dan 2 SD hingga tewas dan melukai 13 anak dan dua guru. Dia berhasil meloloskan diri lagi. Setelah itu dia belajar ilmu kekebalan, dan belum ada yang bisa menangkapnya. Baru-baru ini pihak kepolisian menemukan tempat persembunyiannya. Kebetulan lokasinya daerah Tokyo. Jadi Kakek mempercayakan tugas ini pada kalian, VCPD." kata kakek panjang lebar.
"Kita pasti akan menangkapnya, Kakek." kataku percaya diri.
"Dia bukan pembunuh biasa, Shin. Dia sangat mengerikan. Dia suka memotong kepala korban dengan pisau kesayangannya." tutur Lee.
"Lee benar, Shin." sahut Igarashi. "Mendengar namanya saja aku sudah merinding."
"Ayo kita tangkap dia dan selamatkan Kota!" kata Hakken bersemangat.
"Tidak semudah itu." tutur Shika." Kita harus menyiapkan strategi untuk menangkap atau bahkan membunuhnya."
"Shika benar." sahut Aso " Sudah tak menjadi rahasia lagi kalau dia tak bisa dibunuh dengan mudah?"
"Jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya Ibby.
"Aku akan mempersiapkan strategi. Besok malam kita berangkat ke tempat persembunyiannya." kataku.
"Tapi besok malam aku harus mengantar kakak ke Rumah sakit. Jadi mungkin aku akan sedikit terlambat." kata Aso.
"Daijoubu. Biar aku, Hakken, Ibby, dan Lee yang kesana. Shika dan Igarashi mengawasi navigator saja. Karena polisi berniat memasang CCTV di tempat tersebut sebisanya tanpa sepengetahuan Mamoru Takuma." kataku.
"Oke!" sahut mereka kecuali Igarashi.
"Tidak! Aku akan ikut dengan kalian." kata Igarashi.
"Memang apa yang bisa kau lakukan disana? Lebih baik kau di rumah saja deh. Daripada ngrepotin." kata Ibby.
"Pokoknya aku ikut! Biar Shika yang mengawasi dari markas. Aku tak mau berdiam diri saja. Ini juga tugasku." kata Igarashi ngeyel.
"Iga, lebih baik kau bersama Shika saja di markas. Disana sangat berbahaya untukmu." kataku.
"Aku tetap pada pendirianku!"
"Hmm ya sudahlah. Apa boleh buat. Cewek memang selalu benar." kataku nyerah.
...***...
Kita berangkat berlima. Aku, Ibby, Igarashi, Lee, dan Hakken. Masing-masing dari kita membawa Handy talky dan kamera kecil yang terpasang di topi maupun perlengkapan lainnya yang kita bawa. Sedangkan Shika mengawasi dari rumahnya.
"Tempat macam apa ini? Kotor dan bau sekali." komentar Lee.
"Terlihat seperti lama tak dihuni." sahut Hakken.
"Shika, apa kau melihat dia?" tanyaku pada Shika melalui handy talky.
"Belum terlihat sampai sekarang, Shin". jawabnya dari seberang.
"Oke." aku menyimpan HTku lagi. "Kita berpencar. Ibby dan Hakken, kalian ke lantai atas! Igarashi dan Lee kalian ke ruang bawah tanah! Aku akan di menyusuri sekitar sini." perintahku.
"Baik." kata mereka serempak.
Selain kotor dan bau rumah ini juga terlihat menakutkan sekali. Banyak tulang-tulang di sana sini. Aku menyusuri ruangan demi ruangan dan aku menemukan sebuah pisau di laci meja. Apa ini pisau yang selalu dia gunakan untuk membunuh korbannya ya? Hmm cukup besar juga seperi pisau untuk mencincang daging.
Sudah satu jam aku berjalan-jalan menyusuri rumah ini tapi tak kutemukan tanda-tanda keberadaan Mamoru Takuma.
Dan aku mulai bosan.
Tiba-tiba ada yang menabrakku dari belakang...
Aku bersiap dengan pistolku.
"Hwaa ..." teriaknya. Sepertinya aku kenal suara ini. Tapi masa iya Mamoru Takuma adalah seorang gadis? Kusorotkan lampu senter ke wajahnya. Ternyata Igarashi.
"Hei, Lee mana?" tanyaku.
"Baru kutinggal mengangkat telpon sebentar dia sudah menghilang." jawabnya.
"Aku menemukan ini. Apa ini pisau yang biasa dia pakai? " aku memperlihatkan pisau yang baru saja kutemukan tadi.
"Kukira bukan. Pisau itu selalu dia bawa kemana-mana."
"Tes! Tes! Shin, kau dengar aku?" terdengar suara Shika dari HT.
"Yeap, kau melihat sesuatu?" tanyaku.
"Aku melihat seseorang lagi selain kalian di rumah itu. Di ruang bawah tanah ada 1 orang. Di lantai 1 ada 2 orang. Dan di lantai atas ada 3 orang. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena keterbatasan cahaya. Sangat gelap." jelas Shika.
Jika Lee masih di bawah tanah, aku dan Igarashi dilantai 1, Ibby dan Hakken dilantai atas. Sedangkan Shika bilang ada 3 orang di lantai atas. Itu berarti Mamoru Takuma sedang berada di lantai atas.
"Ibby, Hakken! Kalian dengar aku?" aku menghubungi mereka dari HT.
"Ya, Shin." sahut Ibby dari seberang.
" Kalian berhati-hatilah! Dia ada di lantai atas. Aku akan segera kesana."
"Oke!"
Aku dan Igarashi bergegas ke lantai atas. Dan kita hanya bertemu dengan Ibby saja.
"Hakken mana?" tanyaku pada Ibby.
"Aku juga tak tau. Tadi dia berjalan di belakangku, tapi tiba-tiba saja dia menghilang. Lee mana?" Ibby berbalik bertanya.
"Igarashi terpisah saat di ruang bawah tanah. Bahkan dia tak bisa dihubungi dari HT." jawabku.
"Aku malah menemukan HT yang Hakken bawa. Sepertinya terjatuh." kata Ibby sambil menunjukkan sebuah HT milik Hakken yang terjatuh.
"Kyaaa ... Shin ... Ibby ... Tolong!" teriak Igarashi histeris. Kulihat seorang pria menyeret dan menjambak Igarashi. Dia membawa sebuah pisau. Mungkinkah dia Mamoru Takuma? "Tolong..!!"
"Hiathhh ..." Ibby menendangnya dan mengenai kepala Mamoru Takuma. Igarashi terlepas dan berlari ke arahku. Sedangkan Mamoru Takuma berjalan mendekati Ibby.
Ibby menghujani Mamoru Takuma dengan tendangannya.
" Ibby! Minggir!" perintahku.
Tar ... Tar ... Tar ...Tar ...
Empat peluru meluncur dari M13ku. Tapi Mamoru tak apa-apa. Ternyata benar rumor itu. Dia tak bisa dibunuh dengan pistol.
Kali ini Mamoru berjalan kearahku.
Tar ... Tar ... Tar ... Tar ...
Kutembak dia lagi. Dan dia tetap baik-baik saja. Dia semakin dekat denganku.
Bugghh ...
Ibby memukul tengkuk Mamoru dengan sebuah kayu. Perhatiannya kini ke arah Ibby.
"Kalian lakukan sesuai rencana! Serahkan dia padaku. Aku akan mengulur waktu." kata Ibby.
"Kau bicara apa? Kita datang bersama-sama. Keluar juga harus bersama-sama !!" kataku.
"Pergilah dan percayakan padaku! Aku akan baik-baik saja. Aku akan keluar tepat waktu." jawab Ibby.
Yah, rencana kita adalah kita akan menangkap pembunuh berantai itu. Dan jika memang tak bisa ditangkap, bahkan pistol tidak mempan. Maka kita akan membakar tempat ini. Kita sudah menyiram sekeliling tempat ini dengan bahan bakar.
Tapi masalahnya Hakken, Lee dan Ibby masih ada di dalam tempat ini. Jika aku membakar tempat ini sekarang ini juga akan membahayakan mereka.
"Kuharap kau bisa tepat waktu, Ibby. Aku menunggumu. Jadi cepatlah menyusul!" kataku pada Ibby lalu aku dan Igarashi bergegas pergi.
"Iga kau cari Hakken di lantai 1. Sementara aku akan mencari Lee di bawah tanah. Jika sudah menemukannya segera bergegas keluar dari tempat ini! Kita tak boleh mengulur waktu. Cepat!" kataku pada Igarashi.
"Baik, Shin."
Aku segera pergi ke ruang bawah tanah untuk mencari Lee. Dan aku menemukannya. Aku bertemu Aso saat hendak keluar dari tempat ini. Igarashi dan Hakken sudah berhasil keluar juga.
Diluar sudah ada petugas kepolisian Kanagawa, ambulans, dan pemadam kebakaran bersiap. Shika juga sudah berada disini.
"Maaf aku terlambat." kata Aso.
"Its Oke." kataku.
Aku merogoh HTku "Ibby, kau dengar aku?" kataku untuk memastikan keadaan Ibby.
"Ibby, kau dengar aku? Apa kau baik-baik saja?" ulangku lagi karena tak ada jawaban.
Beberapa saat.
"Shin, bakar sekarang!" kata Ibby dari seberang.
"Oke. Kau cepatlah keluar!"
Tak ada jawaban lagi. Aku ragu saat hendak menyalakan api. Keluarlah tepat waktu, Ibby!
Aku melempar api ke dalam rumah yang sudah kami sirami dengan bahan bakar tadi.
Kobaran api membakar rumah tersebut.Semakin besar, dan semakin besar.
Ibby, Kau dimana? Aku mulai gelisah. Tak kulihat tanda-tanda kedatangan Ibby, sementara api semakin membesar.
Ibby kau sudah berjanji akan menyusul!
Sudah 2 jam api itu berkobar. Akhirnya pihak pemadam kebakaran memadamkan apinya.
Dan sampai saat ini Ibby belum datang. Ibby, kalau sampai sesuatu terjadi padamu aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri.
Setelah api padam, pihak kepolisian Kanagawa mencari jenazah Mamoru di dalam rumah yang sudah terbakar tadi. Dan ternyata mereka menemukan 2 jenazah.
Aku terduduk lemas melihat jenazah yang sudah ditutup kain itu.
IBBY!
Aku telah membunuh sahabatku sendiri! Tidak! Tak sadar aku sudah menangis saja.
Aso jongkok didekatku dan memelukku.
"Aku sudah membunuh Ibby! Aku yang membakarnya!"
"Ini bukan salahmu, Shin."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ibby? semoga dapat diselamatkan.
2024-01-13
0
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🅲🅰🅷🅰🆈🅰﷽🌹 ⃞⃝⃟꧂
aku berharap, mereka semua selamat jangan ada yang pergi, semoga itu bukan tim Shin.. 🤧🤧🤧
2022-09-02
1
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
wah...Ibby meninggal karena terbakar di dalam rumah itu...gada lagi sahabat mereka yg rada somplak dan lucu...
tp keren banget loh...Ibby meninggal ketika melaksanakan tugas negara...RIP Ibby😇
2022-08-24
4