Elizabeth saat ini sedang merencanakan menyingkirkan Tina untuk meninggalkan Thomas. Sedangkan Brian terus mengganggu bagaikan hantu yang selalu bersarang di sekitar kebahagiaan Tina dan Thomas bersama malaikat kecilnya.
“Tina aku tidak akan menyerah untuk menghilangkan kamu kembali karena Thomas milikku”, gumam Elizabeth sambil menggigit ibu jari.
“Kamu harus mati atau menghilang. Jangan kamu menghalangiku. Bagaimanapun caranya?”, gumam Elizabeth dengan mondar-mandir di ruang kerja.
Setelah mendapatkan ide Elizabeth pergi meninggalkan ruang rias untuk menemui Tina. Pada saat Tina sedang berjalan di salah satu pusat perbelanjaan area gaun tiba-tiba Elizabet menghampiri dengan melakukan berbagai macam ancaman.
“Tina!”, panggilnya
“Aku mau ngomong sama kamu”, ucap Elizabeth.
“Jika mau ngomong di sini saja kali”, sindir Grace
“Tina, kamu punya telinga gak sih dasar j*l*ng”, ucap Elizabeth dengan kasar. Grace yang mendengarkan itu tersulut emosi.
“Bukankah yang j*l*ng itu kamu. Ngaca dong. Pakaian saja sexy begitu kayak ingin digoda oleh para pria”, ucap Grace di samping Tina.
“Ka.mu..!”, Elizabeth tersulut emosi dan hampir menampar pipi milik Grace namun oleh Tina dicegah.
“Kamu itu ingin cari perhatian karena artis. Kamu itu tidak tahu diri”, geram Tina sambil menghempaskan tangannya hingga tubuh Elizabeth terhuyung ke belakang lalu jatuh. Para pengunjung menyaksikan dan mefoto adegan diantara tiga wanita yang beradu mulut. Situasi semakin mencengkam.
“Akan aku buat kalian mendapatkan hujatan dari para netizen. Lihat saja, actingku ini”, batin Elizabeth dengan siasat licik.
“Auch sakit, kalian berdua tega ya sama aku. Padahal aku mau berbincang karean baru bertemu sahabatku lama. Tetapi apalah daya kalian mengeroyoki aku dengan mendorong tubuhku. Kalian sungguh kelewatan”, sedih Elizabet dengan pura-pura.
“Dia pasti lagi membuat siasat liciknya”, batin Tina.
“Oh ya, sungguh kasihan nasib kamu nona Elizabeth”, ucap Grace sambil berjongkok dengan menyamakan tubuhnya.
“Ups..,” terkejutan Tina, “maafkan aku Elizabeth telah menyakitimu. Sungguh ironis sampai kamu tersungkur. Apalah daya tangan ini terlalu kuat mendorong tububmu ini”, ucap Tina dengan mengusap pipi Elizabeth.
“Lihat saja siapa yang mendapatkan tropi itu”, batin Tina dan Grace sambil saling melirik.
“Mereka berdua pasti ingin menghancurkan aku. Sialan kalian berdua”, batin Elizabeth penuh dengan emosi.
“Ayo Eli, bangun biar kami bantuin kamu”, ucap Tina.
“Iya Eli”, ucap Grace mengambil tangan kanannya untuk membantu berdiri dan Tina di tangan kirinya. Mereka membantu lalu menjatuhkan tubuhnya kembali dan Tina bersama Grace meminta maaf.
“Grace, kamu itu bagaimana sih. Kasihan Eli sampai tersungkur kembali. Bagaimana nanti kalau tulang ekornya sampai patah? Akibatnya fatal lho Grace”, ucap Tina dengan marah.
“Kamu itu yang melepaskan pegangan tangan milik Eli!”, Grace menyalahkan Tina.
“Kamu Grace”
“Kamu Tina”
Elizabeth yang berada di pertengkaran antar sahabat lalu berteriak , “Stopp!!!”. Mereka lalu berhenti bertengkar.
Elizabeth akan berdiri dari lantai Grace menawarkan membantu tetapi di tolak.
“Eli, biar aku bantu”, tawar Grace.
“Tidak perlu!”, ketus Elizabeth. Ia berdiri dengan kesusahan karena pakaiannya yang ketat dan high hils yang ia pakai.
“Kalian j*l*ng terkutuk”, umpat Elizabet dengan nada rendah.
“Aku menghampiri kamu untuk memperingatkan. Jauhi Thomas”, bisik Elizabeth di wajah Tina lalu pergi meninggalkan mereka dengan kesal dan emosi. Ia pergi melewati para pengunjung di pusat perbelanjaan. Setelah Elizabeth pergi para pengunjung semuanya bubar dan Tina bersama Grace tertawa kemudian melanjutkan jalan-jalannya di pusat perbelanjaan dengan hati puas.
Elizabeth pulang dengan ekspresi wajah yang penuh dengan emosi. Ia langsung pergi melesat ke toilet dengan membanting semua barang di kamar mandinya untuk pusat pelampiasan dan mencuci wajah dengan kasar.
“J*l*ngggggg!!!”, teriak Elizabeth
“Lihat saja, akan aku balas kalian”, gumam Elizabeth sambil berkaca.
Sementara Tina dan Grace kembali ke apartemen lama milik Tina yang sudah lama ia tempati dengan tertawa dan menceritakan ekspresi Elizabeth sewaktu di pusat perbelanjaan. Felix di samping mereka tidak menggubris.
“Tina aku sangat puas, setelah sekian lama tidak dapat membalikkan situasi balas dendam untuk Elizabeth”, tawa Grace yang menggema.
“Benar kamu Grace, aku tadinya tidak ingin menggubris karena malas tetapi dengan sedikit main ternyata menyenangkan”, ucap Tina di samping Grace dengan menyeruput es kopi susu yang telah ia buat.
Tawa mereka berubah menjadi serius.
“Tin, Elizabeth pasti akan melakukan aksi licik kembali untuk mendapatkan sesuatu hingga ia dapat”, ucap Grace.
“Iya juga, dia tidak akan sampai di sini. Aku harus perlu waspada dengannya”, ucap Tina
Felix saat bermain menguping pembicaraan mereka untuk mendengarkan tentang musuh mommy nya.
“Ternyata Elizabeth itu lebih licik dari Brian waktu di Cafe yang aku temui”, batin Felix
“Tenang mom, aku akan memberikan pelajaran untuk mereka”, batin Felix yang penuh dengan rencana dan ide untuk membela Tina.
Ketika asyik menonton tv detective conan tiba-tiba terdengar suara ketukan, “tok, tok, tok”, lalu Tina beranjak dari duduk di sofa dan membukakkan pintu, “cklek”. Saat pintunya terbuka Tina terkejut dengan kedatangan Elizabeth.
“Kenapa kamu kesini?’, tanya Tina dengan ketus
“Aku sudah bilangkan, bahwa aku akan selalu mengganggumu jika tidak menjauhi Thomas”, ucap Elizabeth bermuka tebal.
“Pergilah”, usir Tina dengan menutup pintu tetapi di cegah dengan kaki Elizabet.
Elizabeth membuka dengan kasar lalu menampar, “plak”, pipi kiri Tina dengan mengatakan, “ini peringatan untuk j*l*ng seperti kamu”, ucap Elizabeth. Tina membalas perlakuan Elizabeth, “plak”, dengan mengatakan, “ini balasan untuk seorang j*l*ng bermuka tebal”, sinis Tina.
“Ka.mu”, emosi Elizabet dengan memberikan serangan menjambak rambutnya dan Tina membalas. Felix yang sedang menikmati tontonan detektif conan mendengar keributan lalu ia beranjak keluar. Felix melihat aksi gila dua wanita dewasa yang menjadi pusat perhatian para penghuni apartemen. Felix mencar cara untuk membela mommynya. Setelah ide itu muncul, Felix pergi mencari tembakan listrik lalu menyetrumkan tubuh wanita jelek itu, “crittt”, ia jatuh tersungkur dan Felix membantu Tina berdiri dan membawa masuk.
Elizabeth masih kuat berdiri dengan mengikuti Tina masuk lalu kembali menarik rambut milik Tina.
Felix mencari benda untuk membela ibunya dengan aksi liciknya.
Felix lalu mencari penyetrum ruangan dan kena tepat di tubuhnya membuat Elizabeth kesakitan lalu ia menutupi wajahnya di bawah bantalnya dan menduduki. Tina duduk tersungkur karena lelah berkelahi dengan aksi heroik Elizabeth.
Felix kemudian menanyakan keadaan momynya.
"Are you ok, mom", khawatir Felix.
"Ya, momy baik-baik saja sayang", ucap Tina.
"Thank you telah menolong momy kembali", ucap tulus Tina sambil memberikan senyuman hangat dan mengusap tangan mungilnya.
"Jangan katakan pada Thomas, ok Felix", ucap Tina yang diangguki oleh Felix.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Supartini
anak pinter selaku bantu mammy
2024-02-18
0
Tien Tamaili
katanya pintr bela diri.
2022-02-22
1