Perdebatan sengit antara uncle Keenan dan daddy nya membuat Felix menepuk jidat di tengah Tina yang sedang sakit.
“Daddy!”, panggil Felix saat datang ke ruang inap bersama Keenan.
“Hallo son”, ucap Thomas sambil mengusap kepala mungil dan mengecup kening anaknya.
“Kamu datang dengan siapa?”, tanya Thomas.
“Uncle Keenan”, ucap Felix sambil memberitahu dengan telunjuk tangan mengarah kepada Keenan. Thomas mengerang dan marah saat musuh perebutan cinta datang.
“Tina, kenapa kamu bisa seperti ini?”, tanya Keenan menhampiri tanpa menggubris tatapan tajam Thomas.
“Ngapain kamu kesini?”, tanya Thomas sambil menurunkan Felix.
“Aku menjenguk Tina”, ucap Keenan sambil menyentuh pipi Tina yang duduk di kepala ranjang rumah sakit.
“Kamu jangan menyentuh istriku!”, kesal Thomas sambil menghempaskan tangan Keenan dari pipi Tina.
“ Istri?”, decak Keenan, “sejak kapan dia jadi istri kamu? Kamu tidak perlu melucu”, ucap Keenan.
“Dia belum tentu mau dengan kamu. Kamu sudah membuat dia seperti ini masih ingin mengharapkan dia untuk bersama dengan kamu”, ucap Keenan.
“Itu bukan urusan kamu, lebih baik pulanglah kamu ke negaramu”, ucap Thomas tidak mau terkalahkan.
“ Iya, aku berniat pergi namun bersama Tina dan Felix”, ucap Keenan
“Kamu”, kesal Thomas dengan mata melotot sambil menarik kerah kemeja. Ketika Thomas akan beradu jotos, Grace tiba-tiba datang bersama Jack suaminya dengan suara teriakan, “stop!!”, membuat semua orang menoleh. Lalu Grace menghampiri mereka dengan memisahkan pertengkaran mereka di hadapan Tina.
“Kalian itu apaan sih, ada orang sedang sakit malah berantem di sini. Hentikan pertengkaran kalian kasihan Tina dan Felix. Kalian berwujud dewasa namun tingkah laku kalian mirip bocah kecil”, omel Grace di tengah Thomas dan Keenan lalu menarik mereka pergi dari ruang rawat inap, “pergilah”, usir Grace.
Keenan dan Thomas saat ini sedang terduduk di lorong ruang rawat inap Tina dengan adu pandang sengit lalu mereka membuang muka dan menghela nafas bersama, “haaah”.
Keenan terus kembali mengancam Thomas karena Tina yang selalu bertubi-tubi mengalami luka saat bersama dengan Thomas.
“Aku sungguh menyayangkan dengan keluarga kamu sehingga Tina harus merasakan luka yang tidak harus ia alami”, ucap Keenan dengan kepala menunduk di lantai.
“Aku lebih bahagia jika ia tidak bersama kamu”, ucap kembali Keenan sambil berdecak dan tersenyum sinis.
“Maksud kamu, yang lebih pantas itu untuk jadi pasangan itu kamu!”, emosi Thomas
“Jika menurut kamu, aku terima saja daripada dia berada di samping kamu selalu mendapatkan luka bertubi-tubi”, ucap Keenan dengan tatapan sengit.
“Ka..mu!”, Thomas beranjak dan menarik kerah kemeja Keenan dengan melayangkan tinju, “bugh”.
“Br*ngs*k”, umpat Keenan dengan membalas pukulan yang diberikan Thomas lalu Grace yang mendengarkan kegaduhan di luar ia lalu keluar ruangan dan menghentikan kegaduhan itu.
“Stop!!”, teriak Grace. Dokter disekitar keributan itu memanggil pengaman untuk menghentikan kegaduhan.
“Kalian apaan sih, kalian itu mengganggu para pasien di sini”, bisik Grace.
Mereka lalu berhenti perkelahian saat petugas pengamanan tiba. Thomas dan Keenan melimpahkan kekesalan dengan mengusap wajah dengan kasar dan menarik nafas kasar, “uhhh...ahh...”.
Keenan mengalah pergi dari rumah sakit dengan mengancam Thomas, “awas saja, jika kamu tidak bisa melindunginya akan aku bawa Tina dan Felix dari hidupmu sampai kamu tidak bisa menemukan jejak kami”, sambil menunjukkan jari tengah dan berjalan pergi. Thomas yang melihat ancaman Keenan hanya berdecak dan tersenyum sinis.
Setelah selesai perkelahian dan perginya Keenan, semua orang bubar dan Thomas juga pergi dan menitipkan Felix dan Tina menjaganya di rumah sakit.
“Grace, aku pergi dahulu, ada beberapa persoalan yang harus aku atasi. Aku titip mereka”, ucap Thomas dengan berlalu pergi.
Thomas merasa cemburu di tengah obrolan Keenan dan Tina. Ia tertawa terbahak-bahak di sekitar Keenan membuat rasa cemburu membuncah.
Malamnya Keenan kembali ke rumah sakit bersama Felix menemui Tina lalu mereka bercerita penuh sambil tertawa.
“Hai Tin, aku membawakan kamu camilan buah-buahan dan makanan kesukaan kamu yaitu kebab isi daging sapi”, ucap Keenan
“Thank you”, ucap tulus Tina
“Mom, Felix juga bawain momy susu kocok kesukaan momy juga”, ucap Felix sambil naik ke atas ranjang.
“Waow, thank you boy”, ucap Tina dengan mengulas senyum hangat.
“Momen ini mengingatkan, dimana kita melewati kebahagiaan yang tidak bisa kita lewatkan saat pertama kali aku melihat Felix dan menggendongnya. Kamu terus marah-marah ketika aku menggoda Felix masih bayi sampai dia menangis, tanpa malunya saat kamu menyusui aku melihat itu sampai kamu bilang jika aku mesum. Tidak hanya itu aku mengingat ketika kamu terlempar bola...”, ucap Keenan
“Iya uncle aku ingat, sampai wajah momy merah dan hidungnya keluar darah”, sahut Felix
“Felix juga ingat ketika momy ikut membantu menanam padi di sawah wajahnya penuh lumpur”, tawa Felix diikuti Keenan dan Tina meski Tina belum mengingatnya namun seperti merasakan momen saat dahulu sebelum anmesia.
Thomas yang dari pintu masuk melihat moment itu merasa terbakar hatinya sehingga ia berteriak, “apaan ini!”, dengan ekspresi marahnya. Lalu mereka kaget dan menoleh.
“Keenan sudah aku bilang kan, jangan pernah dekat-dekat anakku dan istriku”, ucap Thomas.
“Laki-laki ini sungguh tempramennya tinggi”, batin Keenan.
“Aku ke sini karena menemani Felix dan Tina”, ucap Keenan.
“Iya Thomas, seharusnya kamu tidak perlu marah-marah. Keenan juga di suruh oleh Grace untuk menemaniku saat dia akan pulang”, ucap Tina.
“Tapi sweety..,” ucapan Thomas terpotong.
“Tidak ada tapi-tapian”, sahut Tina yang membola
“Iya dad, uncle kesini karena Felix yang meminta”, ucap Felix agar daddy nya tidak terus menyalahkan uncle Keenan
“Si*l, hari ini anak aku dan Tina membela Keenan”, batin Thomas sambil mengumpat dan dua tangan mengepal dengan erat.
Beberapa lama kemudian Keenan pamit kepada Tina karena mendapatkan pesan dari sekretaris jika ia harus menyelesaikan tugas kantornya untuk bahan meeting yang harus ia selesaikan.
“Tina, Felix, aku pergi dulu, aku harus menyelesaikan bahan meeting untuk besok”, ucap Keenan dengan beranjak berdiri.
“Hati-hati uncle”, ucap Felix
“Hati-hati, Keenan”, ucap Tina dan membuat Thomas membola.
Setelah Keenan pergi, Thomas menghentikan pekerjaannya dan menghampiri Tina.
“Sweety, kamu sepertinya sudah sehat”, ucap Thomas dengan memberikan kasih untuk Tina.
“Iya, aku sudah merasa sehat sekarang. Oh ya, Thomas kapan aku bisa keluar. Aku sangat bosan di sini dan hanya berbaring di rumah sakit”, ucap Tina.
“Tunggulah, sampai hasil pemeriksaan keluar jika kamu sudah sembuh total”, ucap Thomas lalu beranjak memindahkan tubuh Felix yang tertidur di ranjang sempit Tina ke sofa lebih empuk dan menyelimuti tubuh mungilnya.
“Bilanglah kepada dokter Thomas, aku ingin cepat keluar”, cemberut Tina.
“Baiklah, sweety. Aku akan kabulkan permintaan kamu tetapi kamu harus berjanji untuk tidak terlalu lelah bekerja”, ucap Thomas dan diangguki oleh Tina, “ya”.
“Tidurlah ini sudah malam”, ucap Thomas dengan memberikan kecupan pada keningnya dan mengingat Ayahnya selalu menekan padanya untuk meninggalkan Tina tetapi Thomas tetap kekeh akan selalu bersama Tina dan melindungi Felix.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Supartini
dah sembuh tina
2024-02-18
0
Umi Ningsih Mujung
🥰
2021-09-24
2