Felix menemui Thomas di kantornya dengan berbagai cara untuk bisa bertemu dengannya. Felix memberikan alasan kepada penjaga di luar kantor bahwa ia ingin bertemu ibunya yang bekerja di sini.
Saat sedang berjalan mereka menghalangi Felix karena tidak memiliki izin untuk memasuki kantor apalagi ia tanpa orang tua. Membuat para penjaga menghalanginya.
“Tunggu, nak. Kamu datang dengan siapa dan keperluan apa?”, ucap salah satu penjaga
“Aku datang sendiri dan ingin menemui tuan Thomas Stefanus”, ucap Felix
“Mohon maaf kamu tidak boleh masuk selain tamu penting dan karyawan perusahaan ini”
“Tapi dia mengenal ibuku juga”
“Ibuku bekerja di sini, kalau tidak salah ia sebagai sekretaris baru”
“Nama ibumu siapa?”
“Momyku bernama Tina Refalino”
“Kami tidak bisa memberi izin”
“Tapi aku harus menemui momyku, minggir kalian”
“Aku akan bilangin kalian pada Thomas Stefanus, amu mengenalnya” sambil mencari celah untuk masuk.
Ketika Felix sedang kewalahan berdebat dengan penjaga di kantor tiba-tiba dari belakang Thomas datang dan berjalan dengan diikuti lima penjaga. Felix memanggilnya untuk bisa bertemu dan membicarakan di kantor.
“Ha, dia sungguh panjang umur datang”, batin Felix saat akan berjalan keluar karena tidak bisa masuk.
“Uncle! Uncle! Thomas!”, panggil Felix dengan melambaikan kedua tangan sambil berlari.
Thomas merasa bingung melihat anak kecil baru ia temui saat di taman, namun sekarang dia berada di kantornya. Thomas mencoba berjongkok.
“Hai, boy”,panggil Thomas mengusap kepalanya
“Uncle, tolongin Felix bertemu dengan momy”, mohon Felix
“Nama momy kamu siapa?”, tanyanya
“Namanya Tina Refalino”. Thomas kaget saat Felix memanggil nama yang sering ia rindukan dan cemburukan.
“Tina Refalino”, untuk memastikan kembali pendengaran Thomas.
“Wajah anak ini mirip denganku, umurnya mungkin sekitar enam tahun. Ketika aku melakukan hubungan intim dengan Tina juga sama dengan usia anak laki-laki ini. Jangan-jangan..,” batin Thomas. Ketika Thomas sedang melamun Felix mencubit pipi Thomas dan memanggilnya, “Uncle! Uncle”, dua kali panggilan Thomas kembali dari lamunannya.
“O..oh ya, nama kamu siapa?”, tanya Thomas
“Aku Felix, uncle”, ucapnya
“Baiklah, uncle akan bawa kamu ke momymu”, sambil menggendong Felix melewati para penjaga tang tadinya menghalang sekarang sedang memberi hormat pada bosnya.
Felix dan Thomas sedang menuju ke ruangan bertemu dengan Tina
Mereka menaiki lift dengan diikuti dua penjaga hingga sampailah di ruangan Thomas.
Setelah memasuki arena ruang kantor milik Thomas ia langsung melihat ibunya dan memanggil dengan suara keras.
“Momy!’, panggil Felix
“Momy!”, panggil dua kali dari Felix sambil berlari
Tina terkejut melihat Felix berada di kantornya.
“Felix”, suara lirih Tina yang masih terdengar oleh Felix.
“Iya, mom. Ini Felix”, ucapnya.
“Gawat, jika Thomas tahu kalau dia anaknya”, batin Tina.
“Mom!”, panggil Felix
“Kenapa kamu kesini?”, tanya Tina berbisik.
“Emang kenapa?”, tanya Felix balik dengan wajah pura-pura polos.
“Sayang, momy itu sedang kerja. Jadi, jika ada sesuatu yang perlu kau ceritakan di rumah saja”, bisik Tina yang memangku Felix
Lalu Thomas mencerca berbagai pertanyaan namun Tina terus menyangkal dan akhirnya Thomas mengambil keputusan untuk melakukan tes DNA jika Felix memiliki hubungan darah dengannya.
“ehemm..,” suara deheman dari Thomas.
“Siapa dia?”,
“Aku Felix uncle”, ucap Felix menyahut
“No boy, uncle bertanya dengan momy kamu”
“So, apakah kamu bisa jelaskan?”, tanya kembali Thomas
“Dia anak aku tuan”
“Dia berumur berapa?” tanya Thomaa namun Tina terdiam
“aku berumur enam tahun”, sahut Felix. Thomas terkejut, jika benar dugaannya Thomas tidak punya alasan lain untuk tidak menikahinya.
“Apakah dia anak dari hasil hubungan kita?”
“Bukan, aku memiliki laki-laki lain, jadi dia bukan anak kamu”, sangkal Tina.
“Oh, ya”,Thomas tidak percaya.
“Kamu jangan berharap tuan. Hubungan kita hanya one night stand saja”
“Dia putraku Tina”
“Bukan”
“Ck”, decak Thomas. Lalu mencoba mendekati Felux dari jarak dekat di pangkuan Tina. “Lihatlah wajahnya terlihat sepertiku, sweety”, ucap Thomas dengan berjongkok.
“Itu hanya kebetulan saja, kamu jangan mencoba mengarang Thomas”, sangkal Tina dengan kekeh
“Mereka berdebat soal aku,” cengir Felix dengan menyuarakan isi batinnya.
“Jika kamu tidak percaya, kita bisa mencoba tes DNA”, ucap Thomas.
“Tidak perlu”
“Berarti dia secara sah putraku, jika kamu tidak mengizinkan aku untuk tes DNA”
“Bukan begitu..,”
“Aku akan tes DNA untuk membuktikannya”, ucap Thomas mengambil alih Felix dalan gendongan.
“Thomas!”,
Sebenarnya tidak perlu tes DNA saja mereka sudah pasti anak dan ayahnya. Namun untuk menghilangkan sangkalan dari Tina, ia melakukan tes DNA. Saat ini Thomas berjalan menyusuri setiap langkah lorong kantor untuk keluar dan membawa Felix ke rumah sakit. Dengan diikuti Tina yang melangkah sedikit lari karena langkah Thomas cara berjalan terlalu cepat.
Sampainya di rumah sakit Thomas langsung masuk ke ruang dokter yang sudah dipercaya dalam keluarganya.
“Permisi Mrs. Aku kesini untuk memastikan bahwa dia anakku”, ucap Thomas
“Tidak perlu dokter”, ucap Tina ingin merebut Felix dari gendongan Thomas sayang tidak bisa karena kalah tinggi.
“Betul kata istri kamu Thomas tidak perlu tes DNA. Cobalah kalian duduk dahulu biar enak berbicara”, saran Mrs. Eugene
“Thomas kamu tidak perlu tes DNA karena wajah kalian duplikat dan nyata jika kalian itu ayah dan anak”, ucap Mrs. Eugene yang sudah melihat wajah Felix sekilas dalam gendongan Thomas
“ Aku hanya perlu membuktikan pada calon istri Mrs.Eugene”, ucap Thomas
“Dia terus saja menyangkal, Jadi, bisakah kamu melakukannya. Ini perintah”, ucap Thomas dengan tegas. Sedangkan Tina hanya duduk meremas kain roknya.
“Baiklah, aku hanya perlu sedikit darah atau rambut”
Mrs. Eugene memanggil suster untuk menyiapkan barang yang dibutuhkan untuk tes DNA.
“Tolong ambilkan wadah dan jarum untuk ambil darah milik Thomas dan anak itu”
“baik dok”, sambil berlalu mengambil peralatan yang di perintahkan Mrs.Eugene
Setelah selesai mengambil sample darah Mrs.Eugene memberitahu bahwa tes DNA mereka akan keluar dalam waktu tiga atau satu minggu. Kemudian Thomas mengangguk lalu meninggalkan ruangan dokter dengan masih Felux dalam gendongan Thomas. Tina masih diam dengan pikiran berkecamuk untuk membawa Felix agar tidak direbut oleh Thomas.
Thomas berjalan ke parkiran dan mendudukan Felix di jok belakang lalu Thomas memanggil Tina yang sedang melamun.
“Tina!”, panggil Thomas lalu ia menengok ke depan
“Kamu mau ikut atau pergi ke kantor sendirian?”, tanya Thomas dengan suara keras.
Tina masih bingung lalu lengannya di tarik oleh Thomas untuk masuk ke mobil. Kemudian Thomas melajukan mobilnya kembali ke kantor bersama Tina dan Felix. Beberapa lama kemudian mereka telah sampai di kantor sambil berjalan bersama .
Tina masih kesal sejak tadi saat di mobil menuju kantor untuk mengantar Felix pulang ke apartemen dahulu namun Thomas terus memaksa untuk membawa Felix. Sementara Felix merasa senang karena daddynya menang dari debat momynya. Jadi, ia bisa menunjukkan rasa bahagia yang selama ini ingin menyatukan Thomas dan Tina akhirnya akan tercapai sesuai trik Felux yang dirancang sejak jauh hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Supartini
felix hebat
2024-02-17
0
NurHafni
Si Felix yg ngejebak Mami nya sendiri brsama Ayah nya...Anak Jenius.
2021-12-25
0
pat_pat
boomlike semangat terus 🔥
mampir juga yuk ke Cinta Satu Malam Ceo 🤗
2021-09-10
2