Thomas sedang menghadiri kompetisi anaknya Felix dalam merancang robotik. Thomas sebagai ayahnya sangat bangga dengan kecerdasannya dan tangan mungil yang terampil merakit kabel kecil juga lincah membuat program untuk robotiknya. Tidak hanya sekedar kebanggaan baginya namun sangat bersyukur dia selalu menjadi malaikat di hidupnya dan Tina.
Saat ini ia sedang berjalan di tengah para orang tua yang menatapnya penuh kekaguman karena ia terkenal dalam membangun usaha. Jadi tidak dapat di pungkiri.
Thomas duduk di sebelah Tina dengan tubuhnya yang menegang ketika melihat Felix merakit bersama kelompoknya.
“Tina relakskan tubuhmu, jangan terlalu tegang”, ucap Thomas.
“Iya”, jawab Tina namun dadanya tetap saja terus berdebar dag, dig, dug.
“Percayakan saja pada anak kita, dia pasti bisa sebab dia memiliki IQ seperti ayahnya”, puji Thomas di dengan bangga.
“Jadi, menurut kamu, ibunya tidak pintar gitu!”, kesal Tina.
“Bukan seperti itu sweety”, bingung Thomas
“Terus maksud kamu.., oh aku mengerti kalau IQ ku di rata-rata atau bawah rata-rata. Kamu tega ya Thomas sama ibunya Felix ini”, amarah Tina
“Sweety, bukan begitu”, gelagapan Thomas untuk menjelaskan detail agar Tina tidak marah.
“Terus, apa?”, tanyanya.
“Pokoknya kamu itu pintar tapi dibidang fasion lain sayang. Maksud aku Felix mirip aku dan kami memiliki fashion yang sama”, jelas Thomas untuk istrinya.
“Aku mengerti maksud kamu..”, ucap Tina dengan masih marah.
“Sweety!”, bisik Thomas namun tidak di gubris.
“Sweety”, panggil Thomas tetapi masih diabaikan.
“Sweet...”, lontaran kalimat Thomas dihentikan dengan telunjuk jari Tina dengan mengatakan, ssstttt, jangan berisik takut akan ada protes dari para orang tua yang sedang menikmati presentasi anaknya”, bisik Tina. Thomas lalu memegang tangannya yang akan menjauh dari bibirnya dan mencium sambil dik*l*m membuat Tina mendelik dengan mengumpat, “mes*m”. Wajah Tina saat ini merah merona sedangkan Thomas telah menikmati jari telunjuk milik Tina.
Akhirnya presentasi Felix dan semua kelompok telah usai dan mereka istirahat bersama orang tua di luar sambil menunggu hasil penilaian. Para panitia lomba telah menyediakan ruang untuk semua wali beristirahat bersama anaknya sesuai dengan pembagian kelompok. Thomas , Tina dan Felix duduk di pojokan area belakang di sebuah ruang gedung olahraga. Mereka menikmati waktu istirahatnya dengan obrolan.
“Boy, daddy bangga pada kamu dari mulai presentasi, menjawab, dan hasil rakitan yang kamu hadirkan ke para juri”, puji Thomas sambil mengusap kepalanya.
“Anaknya siapa dahulu”, bangga Tina
“Iya, aku anaknya momy”, ucap Felix
“Hanya momy?”, tanya Thomas tidak terima.
“Iyalah, dia kan anakku, aku yang mengadung dan melahirkannya”, sahut Tina
“No sweety, tanpa benihku kamu tida bisa mengandung”, bantah Thomas
“Oh ya...”, ejek Tina
“Tentu”, ucap Thomas
“Menurut kamu, daddy benar kan?”, tanya Thomas kepada Felix.
Felix mendapatkan pertanyaan itu menyengir, “i..iya, semua ini juga dukungan dari daddy”, ucap Felix melanjutkan makanannya dan Tina mendengus.
“Dua orang dewasa yang aku pikirkan lebih baik tetapi tingkah mereka seperti anak kecil”, batin Felix sambil mengamati pertengkaran mereka.
Setengah jam kemudian para juri memberitahukan kemenangannya setelah seluruh para wali dan peserta lomba berkumpul ke gedung. Mereka menunggu momen yang mendebarkan. Perasaan Tina saat ini begitu campur aduk namun beda dengan Thomas karena ia percaya bahwa anaknya akan menangkan lomba kontens robotik ini.
Salah seorang MC sedang membacakan selisih penilaian untuk para siswa terlebih dahulu setelah itu dia mengumkan pemenangnya.
“Para hadirin yang saya muliakan acaran perakitan robotik tidak semudah begitu saja, mereka harus pintar dalam. Hal fisika dan matematika yang pastinya. Selisih penilaian ini berdasarkan dengan kecanggihan robotik yang mereka buat, presentasi setiap detail yang mereka berika, dan kedetailan dalam merakit robotik juga pemrograman aplikasi untuk robotik yang dapat di pasarkan. So, saya akan bacakan untuk setiap kelompok A-Z dalam perlombaan ini.
Kelompok Megratron dewan juri menyatakan bahwa robotnya sangat unik, bagus, tapi ada beberapa kendala di pemrograman setelah di telisik lalu presentasinya mereka masih kurang.
Kelompok XZ-3 dewan juri menyatakan robotnya bagus namun harus di perbaiki kembali dalam permendayaan dalam program karena saat dewan juri mencoba menyetel robotik tersebut tiba-tiba berhenti dan sedikit mengeluarkan asap
Kelompok ESAD hampir sama permasalahannya dengan kelompok CAT yaitu pada pemrograman dan penyetelan robotik.
Kelompok WILS dan Rocko cukup baik dalam pengembangan robotik baik dalam pemrograman, presentasi, dan kelincahan merakit robotik yang begitu ruwet menurut juri tetapi ada sedikit kendala yaitu terlalu memakan banya daya tetapi bisa di ulang sedikit.
Jadi pemenang dalam lomba kali ini milik Megathron sebagai juara 3...., kelompok Wils juara 2 dan juara satu yaitu.............. diberikan....... untuk kelompok.....rocko...”, semua orang bertepuk meriah untuk semua pemenang peserta lomba robotik. Apalagi Tina yang lebih merasa bahagia karena Felix bersama kelompoknya menang juara satu dengan memeluk Thomas.
“Thomas, aku tidak percaya...hhhuhhhu”, ucap Tina dengan menangis karena bahagia.
“Sayang, kau harus percaya, sebab dia anak kita”, ucap Thomas penuh bangga.
“Iya, hhhuhhhuhh”, ucap Tina dengan sesenggukan membuat Thomas terkekeh karena ekspresi istrinya.
“Sweety, ayo kita hampiri Felix dan memberikan pelukan selamat lalu berfoto untuk momen bahagia Felix”, ucap Thomas sambil bergandengan dengan Tina.
“Boy, selamat. Daddy bangga sekali dengan kamu”, ucap Thomas
“Thank you dad”, ucap Felix.
“Momy juga bangga dengan kamu”,ucap Tina yang tidak berhenti menangis karena bahagia.
“Thank you mom”, ucap Felix sambil mengusap punggung Tina yang tidak berhenti menangis.
“Baiklah, kita sudahi pelukkan dan tangisan kamu sweety, kita perlu berfoto bersama untuk membuat moment”, ucap Thomas
“Kamu benar Thomas”, ucap Tina
Setelah mereka berfoto dengan beberapa wali dan teman-teman Felix, Thomas lalu mengajak mereka makan ke sebuah restoran mahal yang di pesan oleh Thomas dengan sewaan penuh. Membuat Tina sedikit marah karena Thomas terlalu boros. Sedangkan Felix hanya biasa saja. Mereka makan dengan penuh bahagia dan bersyukur. Tina yang tadinya mengomeli Thomas, dia juga menikmati semua hidangan menu di restoran ini.
Pagi-pagi Tina berada di kamar Grace memberikan selamat, kecupan dipipinya, dan pelukan hangat.
“Selamat ya Grace, aku tidak percaya kamu secepat ini menikah. Pasti hamil dahuluan”, ucap Tina yang langsung menusuk dadanya. Grace hanya menyengir.
“Upssss.., jangan-jangan..oh my god..Grace”, terkejut Tina langsung memberikan pelukan dan selamat untuk sahabatnya atas kehamilan.
“Kamu pasti terpengaruh denganku... Hahaha”, ucap Tina dengan tertawa lepas.
“Tapi..kamu lebih baik di banding aku Grace. Saat ini kamu hamil langsung dapat dipinang. Sedangkan aku..,” sedih Tina
“Yak, Thomas itu sudah tanggung jawab, hanya kamunya aja yang terlalu memanjangkan urusan”, ucap Grace dengan marah.
“Bukan begitu Grace, kita menikah tidak hanya sekedar tanggung jawab, tetapi wajib dapat restu orang tua sebab dari do’a orang tua kita biar dapat keberkahan”, lirih Tina.
“Ya sudah deh, maaf. Tapi ngomong-ngomong selamat ya, untuk Felix yang menang juara satu”, ucap Grace sambil mengalihkan kesedihan Tina.
“Iya, thank you”, ucap Tina
“Tin, kamu tetap di sini sampai acaraku datang”, ucap Grace
“Tidak bisa, Thomas menyuruhku pulang dahulu baru ke sini kembali dan menjemput Felix”, ucap Tina
“Ya deh..coba senyum sahabat kecilku”, tawa Grace dan Tina.
“Aku pergi dahulu ya, bye”, ucap perpisahan untuk Grace
“Bye”, ucap Grace
Ketika kehadiran Keenan di acara meriahkan pernikahan Grace dan Jack, Thomas merasa tidak nyaman. Lalu ia memeluk pinggang Tina dengan possesive. Tina yang melihat reaksi Thomas hanya jengah dan menggelengkan kepala.
“Kenapa dia ada di pernikahan Grace? Apakah mereka sudah saling kenal sehingga mengundangnya? Aku tidak mau jika Tina diambil olehnya walaupun dia dahulu telah menyelamatkan Tina dan Felix”, batin Thomas sambil memegang pinggang Tina dengan possesive seolah tidak ada yang boleh menyentuh dan merebut miliknya.
“Apaan sih kamu Thomas”, jengah Tina. Tetapi Thomas hanya merespon dengan mengedikkan bahu.
Thomas juga tidak menyukai jika ia sedang dekat dengan putranya yaitu Felix. Rasa cemburu dibenak Thomas terlalu berlebihan sehingga Tina harus menghindarkan dari Felix diantara dua orang dewasa melakukan adu sengitnya layaknya seperti anak kecil.
“Boy, putraku”, panggil Thomas dengan tangan masih bertengger di pinggang Tina secara possesive. Felix menoleh dan Keenan juga.
“Ada apa daddy?”, tanya Felix
“Apa kamu tidak bermain dengan anak lain?”,tanya Thomas.
“Tidak dad, aku sedang menikmati obrolan dengan uncle Keenan”, ucap Felix.
“Harusnya kamu itu main dengan anak sepantaran dengan kamu”, ucap Thomas
“Anda kenapa sih, terserah Felix akan main dengan sepantaran atau dengan lainnya”, sahut Keenan
“Begitukah, saya rasa jika Felix lebih baik bermain dengan sepantaran diumurnya”, ucap Thomas dengan mengibarkan pertarungan sengit
Tina menengahi dengan membisikkan, “kamu terlalu berlebihan Thomas. Kamu jangan mengacau pesta orang lain”, ujarnya
“Masalah anda dengan saya itu apa? Saya juga tidak pernah memaksa Felix untuk berbicara dengan saya”, ucap Keenan
Ketika mereka sedang adu sengit Tina mengajak Felix pergi meninggalkan mereka.
“Felix, ayo pergi”, lirih Tina sambil menggandeng tangan Felix.
Keenan dan Thomas masih adu sengit.
“Anda lebih baik jangan terlalu mendekati istri dan anak saya”, ucap Thomas dengan tegas
“Saya dengar anda belum menikahi Tina, so, saya masih memiliki kesempatan”, ucap Keenan dengan senyum sinis.
“Ingat baik-baik tuan Keenan, anda jangan macam-macam pada saya dan aku juga mengetahui bahwa anda sedang gundah mengenai perusahaan yang hampir melengser sebagai bantuannya tolong hindari Tina”, ancam Thomas sambil pergi meninggalkan Keenan yang sedang emosi dan mengepalkan tangannya.
“Brengsek kau Thomas, suatu saat jika aku melihat kamu sering menyakiti Tina, akan aku bawa dia pergi dan menghilang dari hadapan kamu”, gumam Keenan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Uchi Hafiz
lanjut
2021-09-16
3
Umi Ningsih Mujung
❤️❤️
2021-09-16
2