Tom and Jerry

Tina sedang kesal dan marah dengan Thomas karena sekenanya menyuruhnya untuk kerja di rumahnya.

“Pria itu benar-benar manusia serakah, egois, dan bermuka tebal dengan semena-menanya dia berdebat denganku, dia terus mengeluarkan alibi jika dirinya adalah bos baginya. Itu namanya tidak prefesional”, gerutu Tina dengan berbagai umpatan kesalnya untuk Thomas.

Ketika Felix sedang tertawa dengan aunty nya Grace melihat Tina terus menggerutu dan Felix menanyakan Tina dan ia menjawab dengan berbagai cerita di kantor.

“Mom!”, panggil Felix saat melihat Tina lewat. Namun dia tidak mendengarkan.

“Tina!”, panggil Grace lalu Tina menoleh dan duduk bersama Felix dan Grace.

“Tina, kamu kenapa dengan ekspresi wajahmu yang memerah?”,tanya Grace.

“uhh...ahh..,” Tina menarik nafas terlebih dahulu.

“Aku itu sedang kesal dengan seorang bos besar di tempat aku kerja..,” dengan mengambil minum milik Grace dan memakan sepotong piza sambil mengunyah, “ sungguh dia itu sangatlah menyebalkan, dia itu sekenanya menyuruhku datang ke rumahnya setelah jam kerja selesai, dia menyuruhku memasak untuknya, lalu dia menggodaku dengan bibir liciknya, aku kesal banget. Menurutku dia itu perlu aku santet karena bikin aku sangat geram sekali, sangat geram, ingin aku bijik-bijik wajah sok tampannya”, cerita Tina tanpa jeda dan menghabiskan minuman milik Grace juga pizanya yang di pesan oleh sahabatnya. Garace juga melihat bantalnya menjadi kumal karena tangannya Tina dari hasil limpahan kekesalannya terhadap bosnya.

“Lebih baik kamu mandi deh, agar suasana hati kamu tidak terlalu panas dan berapi-api”, saran Grace.

“Baiklah”, Tina menuruti saran dari Grace lalu beranjak mandi untuk mencairkan suhu panas dalam hati dan pikirannya.

Ketika ingin menunggu Tina keluar tiba-tiba kekasihnya Jack menghubunginya, “drrt, drrt”, dengan dua kali getaran. Lalu Grace men deal up panggilan dari Jack.

“Hallo Jack, ada apa?”, ucap Grace masih asyik melihat film bersama Felix.

“Sweety, aku merindukanmu. Hari ini aku sangat membutuhkanmu untuk menghilangkan rasa lelahku. Cepatlah pulang ke rumahku”, ucap Jack

“Baiklah, honey. Aku akan pesan taxi dahulu”, ucap Grace

“Tidak perlu sweety, aku sudah menjemputmu. Sekarang aku di bawah. Cobalah kamu tengok dari jendela apartemen di sana”, ucap Jack. Lalu Grace berjalan menuju jendela kamar Felix dan melihat Jack yang sedang melambaikan tangan. Kemudian Grace bergegas mengambil jaket sweater rajut dan pamit kepada Felix yang sedang mengemil pop corn.

“Felix”, panggil Grace lalu ia menoleh, “Ya, aunty”, ucap Felix, “Bilang ke momymu aunty harus segerah bergegas pergi”, ucap Grace sambil mencium kening Felix singkat, “cup”, lalu bergegas pergi setelah mengusap pipi gembil milik Felix. “Bye boy”, pamit Grace. “Bye aunty, hati-hati di jalan”, teriak Felix kemudian lanjut menonton film detective.

Setelah kepergian Grace, Tina baru keluar dari kamar dan tidak melihat keberadaan Grace di samping Felix.

“Felix, aunty Grace kemana?”, tanya Tina sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk namun Felix tidak mendengarkan karena asyik menonton kemudian Tina memanggil Felix kembali dengan suara lebih keras, “Felix!”, panggil Tina lalu Felix menoleh, “ada apa mom?”, tanya Felix yang masih fokus menonton. “Momy tanya, dimana aunty Grace?”, tanya Tina sedikit geram karena Felix tidak memperhatikannya. “Dia sudah pulang mom”, ucap Felix. Tina hanya menjawab beroh ria sambil berjalan menuju dapur dan membuat es capuccino kemudian ikut bergabung dengan Felix menonton film detektif.

“Kring, kring, kring”, suara alarm berbunyi, mengganggu istirahat dua sejoli yang masih asyik bergelung di bawah selimut karena lelah akibat hasil hubungan yang seperti surga dunia.

Jack terbangun karena terganggu suara alarm dan mematikan bunyi alarm. Lalu kembali tertidur dan memeluk Grace yang masih terlelap dengan memberikan kecupan pada bibir manisnya.

Pukul 09.00 pagi Tina terbangun kesiangan dan harus bersiap-siap ke kantor dengan kalang kabut. Dia juga harus mengantar Felix ke sekolah namun dia lupa hingga dia hanya membersihkan wajah dan gosok gigi saja. Kemudian mencari Felix di kamarnya dengan berteriak, “Felix! Felix! Felix!”, namun nihil. Ketika membuka kulkas ada sebuah memo kuning kecil melihat pesan dari Lucas, “Mom, aku berangkat ke sekolah dahulu. Sepertinya momy lelah. Aku juga sudah membuatkan sarapan untukmu di meja makan yang aku tutup dengan tudung saji kecil. I love you mom. Bye Felix”.

Tina kemudian menikmati sarapan lalu la

ngsung melesat ke kantor dengan terburu-buru. Dengan membutuhkan waktu cukup lama Tina baru sampai di depan ruangan milik Thomas karena tempat kerjanya jadi satu dengan Thomas. Lalu dia membuka pintu dengan pelan tetapi tetap terdengar oleh Thomas suara deritan pintu, “dreett”, Thomas yang sedang sibuk dengan dokumennya mengangkat kepala dengan senyuman sinis

Kemudian dia mendapat omelannya bertubi-tubi. “Kamu kemana saja? Kenapa baru samapi ke kantor di jam hampir siang? Apa itu disebut seorang yang profesional? Yang selalu kau bangga-banggakan”, omel Thomas dengan mata masih tertuju pada dokumen di atas meja. Tina mrndengar omelan masih berdiri mematung. Lalu Thomas mengangkat kepalanya dan menghentikan pekerjaannya dalam mengoreksi berbagai laporan yang harus ia tangani. Kemudian beranjak menghampiri Tina yang masih betah berdiri dengan wajah malunya akibat toledor Tina yang bangun kesiangan. Thomas melangkah mengikis jarak dan mengangkat dagu Tina agar melihat tatapan mata elangnya kemudian membisikkan, “tunggulah hukuman kamu yang telat, sweety”, dengan menggigit cuping milik Tina dan membuatnya mengerang.

Thomas kemudian memberi jarak tiga centi terus mrnyuruh Tina untuk membuatkan kopi. “Sweety, buatkan kau kopi hitam jangan terlalu manis dan pahit. Secukupnya dan aku tunggu. Aku masih harus berkutat lembaran-lembaran kertas itu”, perintah Thomas sambil memijat kening dan tangan kirinya berada di saku celana.

Perintah dari Thomas langsung dikerjakan oleh Tina. Dia pergi menuju pantry dengan wajah kesal. Pikiran dan hati Tina terus mendidih jika satu ruang dengan pria licik itu. Ia membuatkan kopi dengan wajah kesal lalu membawakan kopi yang penuh dengan kebencian diberikan kepada Thomas dengan senyum palsunya.

“Ini tuan kopinya”, ucap Tina dengan tersenyum dan menurut pandangan Thomas senyumannya terlihat aneh. Jadi dia berikan kopinya kepada Tina untuk mengincipinya. “Sweety, cobalah kopiku ini. Aku merasa aneh dengan kopi yang kau buat”, ucap Thomas dengan mengerjainya.

“Maksud anda!”, bentak Tina saat mengingat sesuatu bahwa dirinya adalah karyawannya, “tenanglah Tina, sabar. Jika kamu bersabar akan dilimpahkan rezekinya”, ucap suara hati Tina lalu mengembalikan ekspresi dengan senyum, “baik tuan akan saya incipi minuman kopinya”, ucapnya dengan menyeruput kopi buatannya dengan nikmat. Lalu Tina memberitahukan bahwa kopinya tidak masalah dengan wajah senyumnya yang palsu.

Namun Thomas tetap mengerjainya dengan alasan, “kopi itu sudah kamu minum, so, kamu harus mrmbuatkan aku kopinya kembali. Tidak mungkinkan seorang bos terkenal ini meminum kopi bekas dari karyawan”, ucap Thomas dengan melihat ekspresi Tina yang sedang kesal.

Kemudian Tina harus berbolak-balik menuju pantry dengan lima kali olahraga akibat dikerjain oleh Thomas. Dan pada akhirnya ia meminum bekas kopi dari bibir Tina sambil menggodanya.

“Tina coba kamu minum kopi itu”, perintah Thomas dan langsung dikabulkan perintahnya. Tina mrnyeruput lalu dengan kesalnya menaruh kopi itu dengan tidak sopan.

“Minumlah kopi itu, jika tidak bapak buat sendiri minuman itu. Saya sudah muak dengan anda yang telah lewat batas”, geram Tina sambil berjalan menuju meja kerjanya dan Thomas tersenyum tipis.

Lalu ia meminum kopi buatan Tina dengan menyeruput bagaikan godaan yang sedang dia buat.

“Wahh, manis juga kopinya karena berbalutan dengan lipstik bibir yang tertinggal di cangkir. Aku menikmatinya apalagi jika bersentuhan secara lansung pasti akan lebih manis dan nikmat”, goda Thomas sambil melirik kearah Tina yang berpura-pura sibuk menyusun jadwal dan rancangan lainnya. Padahal ia sedang menguping ucapan Thomas membuat pipinya berubah warna merona dan Tina memegang pipinya dengan tangan kanan bergantian sedangkan tangan kiri memegang lembaran kertas rancangan. Thomas yang melihatnya tersenyum dengan reaksi Tina dan berlanjut berkutat dokumen hingga jam istirahat dengan suasana hening.

Sebelum waktu jam istirahat Thomas pergi meninggalkan ruangan kerjanya tanpa pesan sesuatu ataupun pamit kepada Tina. Ia pergi ke markas gudang dimana musuh tertangkap dan dibekap disana. Kaki tangan Thomas mempersilahkan lalu melajukan mobil BMW 17 dengan membutuhkan waktu tidak cukup lama. Thomas telah sampai dan turun dari mobil dengan pakaian rapinya dengan disuguhkan hormat dari pengawalnya yang ia bayar dan terpercaya.

“Tuan dia tidak mau mengaku, namun kami menemukan info dari ponselnya dan ini kartu memorinya”, ucap Reyhan dengan menjelaskan sambil mengikuti langkah Thomas.

Kemudian Thomas meminta penjelasan namun dia terkekeh dengan terbahak-bahak dan wajah penuh lebam juga mengeluarkan darah dari rongga mulutnya. Seketika membuat darah mendidih milik Thomas dan langsung menghunus dengan sekali tembakan, “dorr”. Lalu pengawal memberikan sapu tangannya untuk membersihkan darah yang mengenai jasnya dan wajah dingin Thomas. Dia membuang sapu tangan dan jasnya ke tong sampah lalu menggulung kemeja putihnya.

Setelah selesai urusan dengan para cecunguk. Thomas meminta menghentikan laju mobil ke raman bermain sekedar bernafas dan mencari hembusan angin. Thomas sedang berjalan ke taman melihat seorang anak kecil yang berlarian membuatnya sangat senang. Apalagi ada seorang anak kecil yang mengambil bolanya di depan Thomas. Felix mengambil dengan sopan dari tangan Thomas.

“Maaf tuan, bolehkah aku meminta bola milik kami yang kau pegang”,ucap Felix

Lalu mereka saling pandang dan bergelut dalam pikirannya masing-masing dengan mengatakan dia mirip denganku.

“O..oh, tentu boy”, ucap Thomas dengan memberikan bolanya dan mengusap kepala anak kecil itu.

Ketika Felix kembali bersama temannya ada salah satu teman Felix yang bernama Lucas mengatakan bahwa dia dengan uncle itu begitu mirip seperti editan sangat serupa. Namun Felix pura-pura menyangkal omongan bocah itu, “masa sih, aku aja tidak mengenalnya. Mungkin kebetulan saja”, ucapnya.

“Ayo kita lanjut main saja”, ajak Felix dengan menghentikan pembicaraan yang menyinggung tentang dirinya.

Mereka kembali bermain sedangkan Thomas diam-diam mengambil gambar anak yang mirip dengannya untuk mencari data informasi anak kecil itu.

Terpopuler

Comments

Desii Bune Arka

Desii Bune Arka

tambahhan ya kak... pas pindah cerita di kasih tanda kak.. misal bintang to di hotel apa lah...

baru bahas tina sama fellix kok tiba2 langsung ke hotell..misal

........

di hotel

kring kring... suara alarm mengagetkan sejoli yg masih asik.....

biar enak aja ya kak..
maaf ya kalo aku terlalu ngritik karya kakak... moga cerita selanjutnya bis lebih baik lagi.

2022-06-22

0

Desii Bune Arka

Desii Bune Arka

revisi juga kak jangan trlalu panjang misal

ada apa mom ucap feliix

aunty grace kemana tanya mom sambil ......

uda itu aja sih kak..
kalo cerita uda bagus ya cupa itu..

makasih udah ngehibur ...

2022-06-22

0

Desii Bune Arka

Desii Bune Arka

revisi kak.. setiap percakapan jangan di gabung kyak gt kak.. walo sedikit di kasih jeda biar enak bacanya gak datar

2022-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran yang Menyakitkan
2 Aku Bahagia dengan Malaikat Kecilku
3 Pertemuan Kembali
4 Tom and Jerry
5 CEO Mafia & Tina
6 Jealous
7 DNA
8 Bertemu Mantan Licik
9 Hasil Tes DNA
10 Bertemu Wanita Licik
11 Lomba Robotik Felix
12 Perkelahian Dengan Wanita Licik
13 Menumpas Hacker
14 Penculikan
15 Berita Hoax
16 Putus Sebelum Menjalin Setelah Acara Lamaran
17 Membuat Musuh K.O
18 Kecelakaan yang Menimpa Tina
19 Amnesia
20 Api Kecemburuan
21 Rapat bersama Aliansi
22 Paket Ancaman
23 Perseteruan Dunia Bisnis Dengan Ayahnya
24 Perseteruan Dunia Bisnis dengan Ayahnya 1
25 Perseteruan Dunia Bisnis Dengan Ayahnya 2
26 Perang Akan Dimulai
27 Pertarungan Sengit yang Diberikan Wily
28 Mencapai Kesepakatan dengan Gideon
29 Hari Kelahiran sang Putra Garce dan Jack
30 Siasat Lauren untuk Memisahkan Thomas dan Tina
31 Perseteruan yang Dimenangkan oleh Thomas
32 Akan Ada Badai yang Mengusik di kehidupan Tina
33 Badai yang Mengusik Kehidupan Tina
34 Usaha Thomas untuk Menaklukkan Kembali Tina
35 Sebentar Lagi Akan Berkumpul Kembali
36 Sebentar Lagi Berkumpul Kembali 1
37 Berkumpul Kembali
38 Berkumpul Kembali Namun Restu Terhalang Karena Masa Lalu
39 Restu Terhalang Oleh Masa Lalu
40 Restu Terhalang Oleh Masa Lalu 1
41 Restu Terhalang oleh Masa Lalu 2
42 Restu Terhalang oleh Masa Lalu 3
43 Restu Terhalang oleh Masa Lalu 4
44 Restu Terhalang Oleh Masa Lalu 5
45 Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 6
46 Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 7
47 Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 8
48 Restu Dari Keluarga Tina
49 Kemurkaan Stefanus
50 Feeling Seorang Istri
51 Skandal Stefanus
52 Skandal Stefanus dan Lauren
53 Frustrasi Stefanus
54 Reuni
55 Perceraian Herlena dan Stefanus
56 Perceraian Herlena dan Stefanus 1
57 Perceraian Herlena dan Stefanus 2
58 Surat sidang Perceraian
59 Proses perceraian
60 Keputusan Hakim
61 Rasa Bahagia Terpancar di wajah Herlena
62 Pesta Syukuran Herlena
63 Kejahatan Di Balas Dengan Kejahatan
64 Kejahatan dibalas dengan Kejahatan 1
65 Kejahatan dibalas dengan kejahatan 2
66 Kejahatan Dibalas Dengan Kejahatan 3
67 Keromantisan Thomas
68 Keromantisan Thomas 1
69 Keromantisan Thomas 2
70 Berkumpul Dengan Orang Terdekat
71 Pernikahan
72 Pernikahan 1
73 Siasat dari Brian
74 Terusik
75 Terusik 1
76 Terusik 2
77 Terusik 3
78 Terusik 4
79 Terusik 5
80 Terusik 6
81 Terusik 7
82 Membalikkan Keadaan
83 Membalikkan keadaan 1
84 Pengumuman
85 Insiden
86 Menangkap Hama
87 Kehebohan dari Sang Pengusaha
88 Ending
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Kehancuran yang Menyakitkan
2
Aku Bahagia dengan Malaikat Kecilku
3
Pertemuan Kembali
4
Tom and Jerry
5
CEO Mafia & Tina
6
Jealous
7
DNA
8
Bertemu Mantan Licik
9
Hasil Tes DNA
10
Bertemu Wanita Licik
11
Lomba Robotik Felix
12
Perkelahian Dengan Wanita Licik
13
Menumpas Hacker
14
Penculikan
15
Berita Hoax
16
Putus Sebelum Menjalin Setelah Acara Lamaran
17
Membuat Musuh K.O
18
Kecelakaan yang Menimpa Tina
19
Amnesia
20
Api Kecemburuan
21
Rapat bersama Aliansi
22
Paket Ancaman
23
Perseteruan Dunia Bisnis Dengan Ayahnya
24
Perseteruan Dunia Bisnis dengan Ayahnya 1
25
Perseteruan Dunia Bisnis Dengan Ayahnya 2
26
Perang Akan Dimulai
27
Pertarungan Sengit yang Diberikan Wily
28
Mencapai Kesepakatan dengan Gideon
29
Hari Kelahiran sang Putra Garce dan Jack
30
Siasat Lauren untuk Memisahkan Thomas dan Tina
31
Perseteruan yang Dimenangkan oleh Thomas
32
Akan Ada Badai yang Mengusik di kehidupan Tina
33
Badai yang Mengusik Kehidupan Tina
34
Usaha Thomas untuk Menaklukkan Kembali Tina
35
Sebentar Lagi Akan Berkumpul Kembali
36
Sebentar Lagi Berkumpul Kembali 1
37
Berkumpul Kembali
38
Berkumpul Kembali Namun Restu Terhalang Karena Masa Lalu
39
Restu Terhalang Oleh Masa Lalu
40
Restu Terhalang Oleh Masa Lalu 1
41
Restu Terhalang oleh Masa Lalu 2
42
Restu Terhalang oleh Masa Lalu 3
43
Restu Terhalang oleh Masa Lalu 4
44
Restu Terhalang Oleh Masa Lalu 5
45
Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 6
46
Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 7
47
Restu Yang Terhalang Oleh Masa Lalu 8
48
Restu Dari Keluarga Tina
49
Kemurkaan Stefanus
50
Feeling Seorang Istri
51
Skandal Stefanus
52
Skandal Stefanus dan Lauren
53
Frustrasi Stefanus
54
Reuni
55
Perceraian Herlena dan Stefanus
56
Perceraian Herlena dan Stefanus 1
57
Perceraian Herlena dan Stefanus 2
58
Surat sidang Perceraian
59
Proses perceraian
60
Keputusan Hakim
61
Rasa Bahagia Terpancar di wajah Herlena
62
Pesta Syukuran Herlena
63
Kejahatan Di Balas Dengan Kejahatan
64
Kejahatan dibalas dengan Kejahatan 1
65
Kejahatan dibalas dengan kejahatan 2
66
Kejahatan Dibalas Dengan Kejahatan 3
67
Keromantisan Thomas
68
Keromantisan Thomas 1
69
Keromantisan Thomas 2
70
Berkumpul Dengan Orang Terdekat
71
Pernikahan
72
Pernikahan 1
73
Siasat dari Brian
74
Terusik
75
Terusik 1
76
Terusik 2
77
Terusik 3
78
Terusik 4
79
Terusik 5
80
Terusik 6
81
Terusik 7
82
Membalikkan Keadaan
83
Membalikkan keadaan 1
84
Pengumuman
85
Insiden
86
Menangkap Hama
87
Kehebohan dari Sang Pengusaha
88
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!