Felix dan Tina bertemu kembali dengan Keenan lalu jalan-jalan ke taman bermain penuh canda tawa.
“Uncle!”, panggil Felix lalu memeluknya
“Hallo boy, kamu sepertinya sangat sehat. Sekarang tambah tampan saja”, puji Keenan dalam gendongannya.
“Kapan uncle datang? Kenapa tidak menghubungi momy?”, tanya Felix bertubi-tubi
“Hanya untuk suprise saja boy”, ucap Keenan.
“ehemm.. Kangen-kangennya di dalam saja”, ucap Tina
“Kamu pasti haus mau minum apa?”, tawar Tina
“Terserah kamu saja”, ucap Keenan
“Baiklah”, ucap Tina dengan berjalan ke dapur. Saat Tina sedang membuat es Capuccino, Felix dan Keenan sedang membongkar belanjaan dari teman-temannya Felix di London dan milik Keenan. Frlix membongkar milik Lauren terdapat sebuah DVD player dan surat darinya, “Felix aku merindukan kamu juga kecerdasanmu. Saat ini aku sedang tekanan darah tinggi. Tolonglah kembali uhmm”, isi surat Laura.
Lalu milik lainnya dengan menulia surat konyol membuat Felix hanya menyengir saja. Kemudian milik Audrey, ia memberikan kado handphone terbaru dan surat berisi, “ pakailah ponsel itu untuk bermain game dan lainnya. Itu lebih canggih. Aku membelikanmu karena aku kalah main dengan orang jenius sepertimu. Bye Audrey”, Felix membuka handphone pengeluaran terbaru lalu mencoba menghidupkan dan mencoba mengaplikasikan ponsel terbarunya.
Tina datang mengantarkan minum ke Keenan dan Felix lalu ia ikut menimbrung membuka hadiah dari tetangganya.
“Wah, ini luar biasa Felix handphone terbaru. Momy saja belum tentu sanggup”, kekehan Tina
“Coba momy buka kali saja dapat yang sama”, ucap Tina yang mendapatkan gelengan dari Keenan.
Saat sedang membuka-buka kado Keenan terus mengajak ngobrol Tina.
“Apa kamu senang tinggal di sini?”
“Tentu, karena negara ini rumahku. Bukan berarti aku tidak suka di London ya. Di sana pun aku juga menyukai banyak hal dari teman, tetangga, dan lainnya”
“Bagaimana dengan pekerjaan kamu selama di sini?”
“Good”, ucap Tina dengan bohong.
Setelah selesai membuka kado seluruhnya. Keenan mengajak Tina dan Felix pergi keluar.
“Bagaimana kalau kalian mengajakku jalan-jalan?” tawar Keenan
“Tidak buruk uncle, kalau begitu kita ajak uncle taman”, saran Felix.
“Baiklah, kita bereskan sampah ini dan barang-barangnya ketempat”, ucap Tina yang diangguki oleh Felix dan Keenan ikut membantu. Tidak butuh lama mereka pergi ke taman bermain dekat seperti saran Felix dengan beriringan.
“Uncle lihatlah lapangan bermain luas untuk kita main sepak bola”, ucap Felix
“Benar Felix, di sana sudah ada gawang kecil juga. Bagaimana kita bermain”, tawar Keenan.
“Setuju!’, teriak Felix lalu ikut bergabung dengan teman-temannya.
“Hei, apa kalian tega meninggalkan aku sendirian!”, suara keras Tina tidak digubris. Lalu Tina dengan kesalnya berjalan ke tempat duduk dan hanya melihat mereka bermain dengan asyik.
“Sungguh kalian tega”, guman Tina
Sedangkan laki-laki yang sedang berada di ujung sana, saat anak buahnya memberikan info tentang aliansinya ia menggebrak meja di tambah lagi ia mendapat info bahwa Tina sekarang ini sedang dengan laki-laki lain dan bergandeng tangan dengan seorang anak kecil membuat otaknya bertambah mendidih.
“Maaf tuan mengganggu”, Ucap Reyhan anak buahnya
“Ada apa?”, dengan wajah dingin dan datar
“Saya ke sini untuk memberikan info tentang aliansi hitam. Mereka telah menargetkan cabang anak perusahaan anda di swiss dengan menelusupkan mata-mata. Ada beberapa kebocoran data yang telah diambil”, ucap Reyhan dan mendapatkan gerbakan meja dari Thomas juga umpatan, “oh, shit”. Saat sedang menegang tiba-tiba Nathan datang dan menambahkan suasana panas setelah menyerahkan dokumen beserta foto saat Tina sedang berjalan dengan laki-laki lain dan anak kecil itu.
“Keluarlah Nathan”, usir Thomas
“dan kamu Reyhan minta kepada Jordhan untuk memulihkan data yang sudah diambil. Bagaimanapun caranya. Bilang ke dia untuk menyiapkan alat penekan untuk mata-mata”, ucap Thomas dengan mata menyalang dan mengusir dengan mengkode lambaian tangan. Reyhan membungkuk mengundurkan diri.
Thomas mengumpat dengan suara keras, “Set*n!”, sambil memegang kepalanya yang hampir pecah.
Tina saat ini sedang menikmati momen bersama Keenan di apartemen hingga malam hari. Mereka bercanda tawa dengan obrolan beberapa hal. Lalu Keenan pamit ke hotel setelah makan malam.
“Bye uncle”, ucap Felix
“Bye”, Keenan berjalan menjauh dari apartemen Tina. Lalu mereka istirahat hingga pagi hari. Dibalik hari bahagia Tina bertemu dengan Keenan kembali. Saat ini Thomas sedang meradang kecemburuan namun ia harus menahan rasa cemburu untuk mengurus masalah anak perusahaan di swiss. Ia pergi dengan helikoptetnya pribadi yang dikawal mulai dua kaki kanan dan lima pengawal lainnya untuk terbang ke Swiss. Thomas mulai mengintetogasi setelah sampai ke Swiss dan mata-mata dari aliansi hitam tanpa babibu Thomas langsung menembakkan ke dada tepat di jantung dengan kejam hingga keluarganya pun dimiskinkan.
Di kantor Tina merasakan hawa dingin yang mencengkam setelah Thomas datang namun Tina mengabaikan wajah liciknya itu dengan berpura-pura mengetik tugas laporan. Thomas yang mengetahui jika Tina saat ini sedang berpura-pura agar tidak di hampiri olehnya namun naas Thomas menghampiri dengan tatapan menyalang lalu mengangkat tubuh Tina ke kamar dan Tina meronta meski agak takut dengan wajah dominan saat ini.
Thomas mengurung di bawahnya dengan menatap bagaikan laser dan Tina tetap meronta.
“Lepasin! Lepasin”
“Diamlah, aku akan bertanya kepadamu. Kemarin kamu pergi dengan laki-laki lain?”
“Terus apa urusan denganmu jika aku pergi dengan pria, kita itu bukan siapa-siapa”
“Oh ya, kita tidur bersama dan bercin*a bersama itu tidak berhubungan apa-apa” bentak Thomas sambil memegang dua pipi milik Tina
“Lepasin! Aku masih punya pekerjaan”
Thomas hanya tersenyum sinis lalu tangan kokohnya menyentuh area sensitif membuat Tina menggelinjang. Saat Tina akn berteriak Thomas sudah menciumu bibirnya dengan dalam hingga oksigen hampir habis. Lalu cekalan tangan Thomas terlepas dan Tina menampar, “plak” kemudian mengumpat, “dasar iblis”, geram Tina.
Ia terbangun dengan mendorong tubuh Thomas lalu beranjak pergi ke tempat duduk dengan merapikan rambut dan kemeja kerjanya. Suasana hati Tina sangat mendidih begitupun dengan otaknya. Tina merasakan sesuatu yang bahkan membuat tububnya tidak nyaman dan Thomas berada di kamar hanya tersenyum licik.
Setelah beberapa menit Thomas menghampiri Tina yang terus tidak karuan dengan tubuhnya yang tidak nyaman dan Thomas membisikkan, “itu hukuman untukmu”, dengan menariknya kembali ke kamar. Ia melakukan aksinya kembali tanpa gangguan karena Thomas telah menyuruh anak buahnya menghalangi orang-orang untuk masuk sebelum ada perintah darinya.
Sementara Felix dan Keenan sedang merakit kabel motor mainannya untuk di jadikan sepetti mesin motor sungguhan dengan lincahnya Felix memasang setelah mendapatkan barang yang dibelikan oleh Keenan dengan serius. lalu memorgamkan motornya yang jadi itu di layar laptop. Waktu menyelesaikan cukup lama jadi mereka hanya dapat menyelesaikan setengah jadi. Jika nanti rakitannya telah sempurna Felix ingin mengumpulkannya ke sekolah dalam ajukan penilaian prakteknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Bude Yahman
sepertinya ceritanya banyak hubungan terlarangnya,,tokoh utamanya lemah
2023-05-08
0
Shuhairi Nafsir
Tina nga tegas Dan lemah sebagai seorang wanita yg nga pandai menjaga harga diri.
2022-06-10
0
Noor Suci
karakter tina tllu gmpngan&murah sebagai cewek
2022-02-09
3