Ragna dan Erinka sampai distasiun dan sesuatu yang janggal dirasakan keduanya yaitu stasiun terlihat sepi padahal sedang ada promosi mencurigakan.
Meski mencurigakan tapi pada akhirnya mereka berdua menaiki kereta itu.
"Hmm... sekilas tiada yang aneh dengan perjalanan ini!! Semuanya lancar tanpa kendala..." ucap Ragna yang mengamati keluar jendela.
Erinka tetap tenang dan santai meski agak mencurigakan, "Sudahlah!! Kau tak perlu memikirkan hal-hal yang tak penting karena dikereta ini kita bisa bersantai sejenak..." ucapnya dengan membenarkan duduknya dan mulai memejamkan mata.
"Santai sekali!!" Ragna agak kesal karena rekannya sangat lengah, "Bagaimana jika mereka mengalihkan kereta ini ke markas para bandit lalu menjadikan kita sebagai sandera?"
"Kau terlalu risau!! Yah, jika hal itu terjadi kita cukup menghajar mereka dan semua masalah akan selesai..."
"Hmm... kalau itu terjadi mungkin kita akan dapat penghargaan dan uang karena sudah membantu menangkap beberapa kriminal..." Erinka menanggapi dengan malas dan bersikap simpel, "Aku adalah orang yang selalu berfikir positif jadi aku akan tenang diatas kereta uap ini..."
"Cih...!!" Ragna menjadi kesal dan iapun berdiri tegak lalu bergegas pergi.
"Hey, kau mau kemana?"
"Aku mau pergi ke toilet..."
"Owh..." Erinka jadi terdiam akan tetapi dalam hati ia berkata, "Yah, paling-paling dia mau berkeliling tempat ini..."
Erinka tetap bersandar ditempat dan memilih bersantai, "Hmm... kurasa aku akan duduk disini saja sambil menunggu makanan gratisnya tiba..."
Dan benar saja, Ragna bergerak menuju ke toilet sambil berkeliling akan tetapi Erinka tetap duduk ditempat dan memilih bersantai.
Waktu berjalan dan tak butuh waktu lama makanan gratis datang kepada Erinka dengan dibawa oleh pelayan kereta, "Selamat menikmati..." ucapnya saat meletakan dua porsi makanan, satu untuk Erinka dan satunya untuk Ragna.
"Ya, terima kasih..." jawab gadis bangsawan itu dengan tersenyum lebar.
Erinka membuka hidangan itu yang ternyata adalah Mie Ayam, "WAH...!!!!" Iapun menatap dengan sorot mata berbinar-binar.
Iapun memakan makanan yang ada tepat dihadapannya tanpa menaruh rasa curiga,"Ini enak sekali...!!! Mie ayam memang enak dimakan pada saat panas..." Ucapnya yang terlihat sangat menikmati.
Ia sangat lapar dan dengan cepatnya mampu menghabiskan semangkuk mie ayam itu, "Eehh...!!! Kok cepat habis sih??" Erinka bahkan terkejut saat menyadari mie ayam miliknya telah habis.
Iapun melirik hidangan yang ada dihadapannya, hidangan yang disediakan untuk Ragna, "Hmm... aku ingin tau apa isinya?" Gadis bangsawan yang kepo itu menjadi rakus dan membuka penutup hidangan lalu terkejut lagi, "WAH..."
"Ternyata bakso!! Sial, si lelaki hutan itu benar-benar curang!! Dia mendapatkan bakso sementara aku hanya mie ayam..." gerutu Erinka.
"Aku sangat suka bakso..." ucapnya yang agak iri.
Iapun mendapatkan niatan jahat, "Khihihi... dia lama sekali ditoilet jadi akan ku makan saja bakso ini dan berbohong padanya jika tidak ada makanan gratis ditempat ini..."
"Kami kan teman jadi tak masalah jika aku sedikit jahat padanya..."
Erinka yang serakah memakan makanan rekannya dengan lahap dan tak mempedulikannya.
Lalu setelah menghabiskan semangkuk Mie Ayam dan semangku Bakso terjadi hal aneh pada Erinka yaitu kepalanya mulai pusing dan pandangannya mulai kabur, "Apa yang terjadi pada kepalaku?" Ucapnya ketika melihat ruangan kereta seakan berputar-putar.
Dua mangkuk makanan yang sudah disediakan telah dicampurkan dengan ramuan sihir yang efeknya membuat seseorang pingsan.
*****
Beberapa saat kemudian Erinka tersadar akan tetapi ia sudah tak lagi berada di dalam kereta melainkan berada ditanah lapang dengan sinar terang,"Dimana aku sekarang??"
Ia kemudian berdiri tegak dan menatap ke atas, "Sinar Matahari? Disini sangat panas padahal aku ingat betul bahwa diriku sedang berada dikereta tadi??" Iapun bertanya-tanya.
Erinka berjalan memeriksa daerah asing yang tak ia kenal itu, "Ragna...!!! Kau ada dimana...!!!" Iapun berteriak-teriak tak jelas mencari rekannya yang terpisah.
"Hmm... apa yang sebenarnya terjadi?" Pikirnya yang kebingungan dengan mengingat kejadian sebelumnya.
Erinka tak mendapatkan jawaban dan ia menatap ke arah hutan yang letaknya agak jauh, "Hmm... mungkin dia berada disana!! Yah, dia kan lelaki hutan..."
Lalu dengan langkah perlahan, Erinka memutuskan untuk berjalan mendekati hutan itu.
"Aku tak tau sedang ada dimana dan hal ini sangat aneh..." ucap gadis bangsawan itu yang setapak demi setapak melangkah.
Ia terus melangkahkan kaki tetapi tak kunjung sampai pada hutan yang ada dikejauhan.
"Aneh... padahal aku sudah berjalan cukup lama tapi mengapa tak kunjung sampai juga?? Bahkan sepertinya jaraknya tak berkurang sedikitpun juga?" Erinka merasa ada yang tak beres akan tetapi tiada pilihan lain selain berjalan dan terus maju.
Pada akhirnya iapun tersadar bahwa dirinya tak pernah bergerak dari tempatnya awal, "Apa-apaan ini...!!" Erinka menjadi panik.
Iapun mencoba tetap tenang dalam keluar dari masalah yang tengah menimpa dirinya, "Sepertinya ada yang menahan diriku untuk pergi ke hutan itu...!!"
Erinka lalu berbalik arah, "Kalau begitu aku akan menuju ke danau itu saja..." ia merubah arah tujuan dengan berlari secepat mungkin ke danau yang letaknya dibelakang.
Tetapi meski mencoba dengan berlari gadis itu tak kunjung juga sampai, Erinka menjadi jengkel, "Sial, aku terperangkap dalam ilusi..."
"Tapi kapan tepatnya aku terkena ilusi??" Iapun terdiam.
Erinka berfikir dengan tenang agar bisa keluar dari perangkap ilusi akan tetapi disaat ia tengah berdiam diri secara mendadak tanah bergetar seolah-olah sebuah langkah kaki mendekat, "WOOAARRGH...!!!" Seekor dinosaurus bertipe T-rex muncul dari hutan yang letaknya dikejauhan.
Makluk itu meraung dengan membuka gigi taringnya yang lebar, "KYYAA...!!!" Erinka menjerit ketakutan dan panik, "Apa yang harus ku lakukan??"
T-rex itu menatap tajam ke arah Erinka dan menganggapnya sebagai mangsa buruan.
"Aku harus lari...!!!" Jerit Erinka saat dirinya menjadi incaran T-rex
Meski Erinka berlari secepat mungkin akan tetapi hal itu tak membuat diri beranjak dari tempatnya berdiri.
T-rex semakin mendekat dan membuka mulutnya lebar-lebar berniat mengoyak tubuh gadis bangsawan itu, "KYYAA...!!" Iapun menjerit sampai-sampai membuka mata.
Dan setelahnya iapun membuka mata dan tak ada yang terjadi pada tubuhnya, "Eehh...!!" Erinka terkejut.
"T-rex barusan juga ilusi, rupanya?" Ia jadi tenang dan mencubit pipinya sendiri, "Tidak sakit yang artinya aku terperangkap dalam ilusi tipe seperti mimpi..."
"Ya, ilusi seperti ini adalah yang paling merepotkan karena aku harus menunggu bantuan dari luar agar bisa keluar dari ilusi ini..." pikir Erinka yang sekarang sudah tenang.
Mendadak ada meteor lalu berganti badai ataupun gempa bumi akan tetapi Erinka yang sudah mengetahui semua hanya ilusi tetap tenang dan malah rebahan, "Yah, tiada pilihan lain selain bergantung pada Ragna...." ucapnya dengan santai.
Seluruh penumpang kereta tertidur dalam ilusi mimpi sementara itu satu persatu makluk kerdil dengan telinga runcing dan sorot mata tajam mulai memasuki gerbong.
Makluk itu memiliki bau menyengat, kotor dan terlihat menjijikan.
Ya, para makluk mistis itu adalah goblin
Sebuah masalah telah muncul!!
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 13 : Sekawanan Goblin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Oi Min
maap ye mak otor..... aq berhenti disini. g bsa lanjutin bacanya. maap ye
2022-10-04
1
Oi Min
cih..... menyebalkan, dia yg selalu buat masalah, Ragna yg selalu menyelesaikan tp dia jga yg di salahin ma gadis g tau diri ini
2022-10-04
0
Oi Min
Erinka bner2 bikin jengkel
2022-10-04
0