Ragna yang telah berhasil menyingkirkan goblin penyihir segera bergegas terbang ke arah gerbong kereta utama.
Iapun meliliti kereta dengan jaring-jaring kegelapan dan menarik kereta itu agar berjalan melambat, "Sialan...!!!" Ragna berjuang sekuat tenaga.
"Berhentilah...!!" Teriaknya sekeras-kerasnya sampai serak yang seakan pita suaranya hampir putus, iapun menarik sekuat tenaga hingga terlihat otot-otot dikening kepalanya.
Ragna tau betul bahwa jika dirinya tak bisa menghentikan laju kereta itu maka akan terjadi kecelakaan yaitu kereta akan menghantam stasiun yang saat itu ramai penduduk beraktifitas.
*****
Sementara itu Reynhard dan Erinka bergerak sangat cepat dengan menunggangi kuda putih yang merupakan milik 'Si Keturunan Pahlawan' Reynhard.
Mereka berdua berniat memberikan kabar peringatan pada penduduk yang sedang berlalu-lalang dan beraktifitas distasiun.
Begitu sampai distasiun, Reynhard langsung memarkirkan kudanya disuatu tempat yaitu tempat masuk ke dalam stasiun, "Fiuh... syukurlah, kita belum terlambat!!" Ucapnya dengan lega.
Erinka tanpa mengucapkan sepatah katapun langsung melompat turun dari kereta dan bergegas masuk ke dalam stasiun.
Seorang penjaga stasiun langsung berlari ke arah mereka, "Kalian tak boleh meletakan kuda ditempat ini...!!" Teriaknya dengan lantang dari kejauahan.
Erinka maupun Reynhard tak mempedulikan teriakan dari penjaga keamanan stasiun itu.
Mereka berpacu dengan waktu dan semakin cepat bertindak maka akan semakin banyak nyawa yang akan terselamatkan.
Dan begitu sampai didalam stasiun, Erinka yang merupakan bangsawan langsung berteriak dengan lantang, "Semuanya segera tinggalkan tempat ini...!! Sebuah kereta melaju tak terkendali dan akan menghantam tempat ini...!!!!"
Teriakannya terdengar oleh beberapa orang yang ada didekatnya dan sukses membuatnya menjadi pusat perhatian akan tetapi para penduduk cenderung tak memperhatikan, "Hey, apa yang dia katakan?"
"Dia pasti hanya orang yang ingin menimbulkan kepanikan!!"
"Aku harus kerja!!"
"Aku harus berdagang!!"
Teriakan Erinka memang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian sejenak akan tetapi para penduduk cenderung tak percaya padanya.
Ya, dan karena tempat itu cukup luas bahkan sebagaian penduduk tak bisa mendengarkan teriakan Erinka.
"Ku bilang pergi dari sini...!!!!"
"Tempat ini sangat berbahaya...!!" Teriak Erinka sekali lagi akan tetapi seakan tiada yang mendengarkan.
Mereka menganggap teriakan Erinka hanya sebuah keusilan, "Hah... hah... hah..." iapun mencoba mengatur nafas dan terlihat sangat kesal, "Sial, tiada yang mendengarkan kata-kataku..."
Reynhard berkata dengan tegas sambil menarik pedangnya, "Jika mereka tak mau mendengarkan sebuah kata-kata peringatan maka buat mereka mendengarkan melalui sebuah tindakan..."
"Sllash...!!!" Sllash...!!!" Pria pengguna pedang itu menggunakan pedangnya untuk memotong tiang-tiang penyangga atap bangunan, "Buat mereka panik agar segera meninggalkan tempat ini...!!"
"Mmm..." Erinka mengangguk dan setuju, iapun segera memfokuskan energi sihir pada lengan kanan dan lengan kanannya terlapisi kobaran api.
Erinka membakar stasiun itu sementara itu bangunan akan roboh karena perbuatan Reynhard.
Meski tindakan keduanya gila akan tetapi mereka berhasil membuat keributan yang memicu kepanikan luar biasa.
Ya, para penduduk yang panik meninggalkan stasiun itu.
"Meski kita menghancurkan stasiun tapi setidaknya kita menyelamatkan nyawa penduduk..." ucap si gadis bangsawan, Erinka.
Reynhard yang merupakan keturunan pahlawan berkata, "Kita juga harus segera meninggalkan tempat yang terbakar ini..."
"Ya, aku tau..." sahut Erinka.
Waktupun terus berjalan, pagipun datang dan tak terasa stasiun pemberhentian sudah didepan mata.
Ragna tak menyerah dan iapun masih berjuang sekuat tenaga, "Sialan, aku akan gagal!!" Iapun melepaskan lilitan kegelapan dan bersiap dengan benturan.
"DHHUUAARR...!!!" Ragna gagal menghentikan kereta itu dan terciptalah ledakan besar yang membakar stasiun tersebut akibat dari kereta yang membentur stasiun.
Ragna bisa selamat karena ia terlindungi dalam sebuah bola elemen kegelapan, "Sial..." iapun berjalan keluar menembus kobaran api dengan langkah perlahan.
Saat berjalan keluar, Ragna bisa bertahan dengan seluruh tubuhnya juga terlapisi elemen kegelapan, "Aku gagal menghentikan tabrakan keretanya..." ucapnya dengan menoleh kebelakang dimana stasiun terbakar hebat.
Ragna yang menyesal dan merasa gagal terkejut saat mendapati dirinya dipeluk dari belakang oleh Erinka, "Kau selamat..."
"Ya, tapi aku gagal..." ucap Ragna dengan wajah tertunduk.
Erinka yang biasanya bringas dan kejam tersenyum tipis yang semakin membuat dirinya manis, "Kau memang gagal tapi kita berhasil..." iapun melepaskan pelukan dari belakang, "Lihatlah itu..."
Ragna sekali lagi berbalik dan dibelakang punggung Erinka telah berdiri ribuan penduduk yang selamat, "Apa...!!" Iapun terkejut dengan mulut menganga, "Sebenarnya apa yang terjadi disini?"
"Khihihi..." Erinka tertawa, "Kami berhasil mengevakuasi para penduduk dan semua ini karena dirimu yang berhasil mengulur waktu..."
Ragna masih terdiam dan tak percaya karena apa yang menurutnya gagal ternyata adalah sebuah kesuksesan besar.
Erinka berkata lagi, "Jika bukan karena dirimu pasti kereta akan menabrak stasiun sebelum kami sempat melakukan evakuasi dan pastinya akan ada banyak korban jiwa..."
"Kau adalah penyelamat!! Kau hebat, Ragna!!
Ragna masih terdiam dan bergumam, "Aku adalah penyelamat..." iapun merasa tak melakukan apapun tapi berdampak luar biasa.
Erinka menggandeng tangan Ragna dan mengajaknya mendekat pada kerumunan.
Ragna dan kedua rekannya mendapatkan sorak-sorak meriah dan tepuk tangan dari seluruh penduduk yang telah diselamatkannya.
"Dia pahlawan!!"
"Dia pemberani!!"
"Nyawa kita selamat karena dia!!"
"Kita berhutang budi pada mereka..." teriak para penduduk dari orang tua sampai anak-anak yang telah selamat.
Reynhard berdiri tegak dengan menyilangkan dua lengan didepan dadanya saat melihat kemunculan Rikie, "Tindakan gilamu sangat berbahaya tapi kami tak akan berhasil karena dirimu..." ucapnya dengan tersenyum.
"Tapi aku merasa tak berbuat banyak..." ucap Ragna dengan rendah hati.
Walau terjadi kecelakaan tapi sorak-sorak warga terdengar meriah menyabut tiga orang pemuda yang menjadi penyelamat.
Ya, mereka adalah Kurogami Rikie, Kagami Erinka dan Reynhard Sinaga.
Kejadian itu sangat menghebohkan dan terjadi pada pagi hari dimana para penduduk sedang beraktifitas seperti biasa.
Meski terlambat tapi petugas keamanan kota mulai muncul mendatangi tempat itu, "Minggir, kami datang untuk melakukan investigasi!!"
"Biarkan kami berkerja!!"
Para penduduk yang berkerumun memberikan jalan pada petugas kota yang datang.
"Hmm... apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Ragna yang melihat otoritas setempat muncul.
Reynhard menjawab dengan datar, "Kita cukup menjelaskan apa adanya!! Ya, lagi pula kita menjalankan misi resmi bukan ilegal jadi tiada yang perlu dikhawatirkan..."
"Secara hukum kita dijalan yang benar..."
"Oh..." Ragna bisa bernafas tenang, iapun melirik ke arah Erinka yang terlihat girang.
"Aku bisa menghitung berapa keuntungan yang akan kita dapat!! Ini misi resmi dan kita akan kaya...!!"
Reynhard maupun Ragna bergumam dalam hati secara bersamaan, "Dasar wanita mata duitan...!!!!"
Ya, begitulah semuanya berjalan dengan baik tanpa adanya korban jiwa.
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 21 : Selamat Datang Di White Tiger
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments