"Ikutlah denganku kekota!!" Ajak Erinka yang sibuk makan, iapun terlihat belepotan.
"Hmm... biarkan aku memikirkannya..."
"Hey, aku ini serius ingin mengajakmu..."
Ragna terdiam lalu menjawab, "Yah, kalau begitu aku menolak ajakanmu itu..."
Erinka menghentikan makan sejenak dan merasa agak kesal, "Hey, kau ini!! Setidaknya pikirkan dulu tawaranku!! Hidup sendirian di tengah-tengah hutan apakah kau tak punya keluarga dan apakah mereka tak khawatir padamu?"
Ragna menjawab dengan datar dan seakan tak peduli, "Asal kau tau saja!! Aku menikmati hidupku meski ditengah-tengah hutan belantara dan juga aku kehilangan ingatanku..."
"Yang ku ingat hanya namaku sendiri dan sebuah nama lain yaitu Kurogami Ai, ia sepertinya adalah adikku..."
"Aku sudah terlalu nyama dengan tempat ini jadi aku tak ada niat untuk pergi...""
"Cih..." Erinka agak kesal dengan sikap acuh Ragna tetapi ia merasa sedikit simpati, "Apa kau tak ingin mengetahui masa lalumu dan juga apa kau tak peduli dengan adikmu, Kurogami Ai itu?"
Ragna terdiam lalu menjawab, "Sebenarnya aku menginginkan ingatanku kembali tapi aku bingung harus memulainya darimana?"
"Yosh...!!!" Erinka nampak bersemangat, "Ikutlah denganku dan aku akan memandumu didunia luar!! Bergabunglah dengan guild yang sama denganku dan kita bisa mencari orang yang bernama adikmu bersama-sama..."
"Mari kita berpetualang!!!" Ucap gadis bangsawan itu dengan semangat.
Ragna terdiam lagi dan sekarang pemikirannya berubah menjadi bimbang antara menerima ajakan wanita asing yang baru saja ditemuinya atau tidak.
Ia kemudian berkata, "Yap, aku akan ikut denganmu selama 1 tahun dan jika tak membuahkan hasil maka aku akan kembali ke tempat ini lagi...!!"
"Siiippp...!!!!!!" Jawab Erinka dengan senyuman semangat.
Ragna yang melihatnya sedikit heran dan bergumam dalam hati, "Meski dia angkuh tapi senyuman tulusnya manis juga..." iapun lalu berkata, "Yah, kau juga tak bisa pergi dari tempat ini tanpaku...!!"
"...???" Erinka tak mengerti dan bertanya-tanya, "Apa maksudmu ucapanmu itu??"
"Hmm..." Ragna terdiam sejenak dan berusaha menjelaskan dengan hati-hati agar Erinka tidak shock, "Sebenarnya alasan kau bisa menyegel Burung Api Phoenix karena aku memberikan energiku pada lengan kirimu sehingga kekuatan makluk legendaris itu bisa stabil dan jika aku berada jauh darimu maka efek dari energiku akan hilang..."
"Dirimu akan meledak karena api biru dan Burung Api Phoenix akan lepas lagi..."
"Heeeh...!!!" Erinka pada akhirnya shock berat setelah mendengar hal itu, "Benarkah itu?"
"Setidaknya tiada kebohongan dalam kata-kataku itu!! Lalu lenganmu dulu juga pernah putus 'kan?"
"Ya..." jawab Erinka yang masih shock, "Memang ada apa?"
"Aku menyambungkan kembali dengan energi kegelapan milikku dan juga kemampuan itu akan hilang jika kau jauh-jauh dariku...!!"
"Heeeh...!!!" Erinka semakin shock berat, "Itu artinya apakah lenganku akan putus lagi?"
"Yap...!!!"
"Tiiddaakk...!!!" Teriak Erinka yang benar-benar shock karena harus selalu dekat dengan Ragna, "Kau pasti bohong!!!"
"Aku sama sekali tak bohong dan aku bisa membuktikannya..." ucap Ragna yang dengan tangan kirinya mengupil dan secara tak sadar Erinka ikut mengupil.
"Eeehh??" Erinka terkejut.
"Lihat dengan energiku dalam lengan kirimu membuatku dapat mengendalikannya..."
Erinka menjadi sangat shock, "Sialan!! Mengapa hal ini terjadi padaku!!"
Ya, keduanya sekarang saling membutuhkan satu sama lainnya dan siap memulai petualangan bersama akan tetapi sebelum mereka keluar dari hutan keduanya bergerak menuju kota terlebih dahulu keduanya pergi ke tempat dimana Erinka meninggalkan tas punggungnya.
Mereka menuju ke tepian sebuah tebing, didalam tas punggung Erinkaterdapat semua perlengkapan berpetualangan miliknya termasuk pakaian, uang dan barang berharga lainnya.
"Eehh?? Aku ingat betul tas punggungku ku letakkan disini tapi sekarang kenapa tak ada?" Ucap Erinka yang kebingungan dalam mencari.
Ragna mengamati daerah sekitar yang merupakan tebing bebatuan, "Hmm... kau sudah pingsan selama 3 hari dan 2 hari totalnya 5 hari jika dilihat waktunya sudah cukup lama jadi sepertinya semua barang-barangmu telah jatuh ke dalam tebing..."
"Tiiddaak....!!!" Erinka sontak shock lagi, ia merasa kesialan menimpa dirinya lagi.
Ragna yang tak mengerti akan apa yang dirasakan oleh Erinka berkata dengan santai, "Kenapa kau panik sekali?? Bukankah dirimu bangsawan jadi mendapatkan sesuatu barang lagi dikota bukankah masalah besar..."
Erinka agak kesal karena Ragna tak peka, "Kau lelaki hutan memang tak paham apapun juga!! Kota ini terlalu terpencil!! Tiada yang kenal pada keluarga bangsawan kecuali kau punya lambang khusus kerajaan dan lambang itu ada didalam tasku..."
"Owh..." Ragna merespon dengan santai karena dia bukan orang yang kehilangan terlebih lagi ia yang tinggal ditengah-tengah hutan sudah terbiasa tak memiliki apapun.
"Plak!!" Erinka mengeplak kepala Ragna dari belakang, "sikapmu yang santai membuatku kesal..."
"Hehehe... maaf..." ucap Ragna dengan senyuman lebar yang membuat Erinka semakin jengkel.
Si gadis bangsawan itu menjadi shock berat dan ngelantur tak jelas seakan jadi orang stres karena kehilangan semua barang berharganya, "Aku sekarang tak punya apa-apa!! Aku miskin!! Aku tak punya uang!! Apa yang harus ku makan nanti?"
Ragna yang melihat perubahan sikap Erinka yang semula angkuh dan sombong menjadi sangat terheran-heran, iapun bergumam dalam hati, "Yah, jadi seperti inikah tingkah wanita ketika tak punya apa-apa!!"
"Mereka seperti kesurupan saja!! Dasar wanita angkuh mata duitan..." Ragna seolah tak mau berteman dengan Erinka.
Iapun bertanya dengan nada malas pada Erinka yang masih shock, "Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang? Mencari tas punggungmu atau langsung menuju ke kota?"
Erinka langsung melirik dengan tatapan tajam dan membentak, "Dasar bodoh!! Aku pingsan selama 5 hari dan jika tas punggungku jatuh ke jurang pasti sudah hilang terbawa arus sungai!!!"
"Mencarinya akan butuh waktu dan itupun belum tentu hasilnya...!!!!"
"Kita langsung saja pergi ke kota tapi semua ini salahmu...!!!"
"Pokoknya salahmu!! Kau tak bisa membela diri sekarang...!!!" Bentak Erinka dengan ngomel-ngomel tak jelas.
Ragna menjadi semakin terheran-heran dan bergumam dalam hati, "Aku menyelamatkannya!! Aku memberi dia makan!! Membantunya menaklukan Sang Phoenix!!"
"Ya, dan gara-gara tas punggungnya hilang sendiri dia jadi menyalahkan diriku..."
"Memang salahku dimana?? Hadeh, dasar wanita memang makluk yang egois...." dalam hati Ragna mengatai Erinka tapi nggan mengatakannya karena tak mau terlibat masalah.
Meski sekarang tak memiliki apapun tapi keduanya memutuskan segera bergerak, mereka berdua secara perlahan keluar dari hutan belantara menuju Kota Aldias.
Kota Aldias adalah sebuah kota kecil yang cukup ramai karena letaknya ditepi pantai dan dikelilingi hutan belantara yang membuat kota kecil itu sebagai kota perdagangan hasil laut dan hasil bumi.
Tak butuh waktu lama, Erinka dan Ragna keluar dari hutan belantara yang perlahan memasuki perkotaan.
Semua tatapan tertuju pada mereka berdua pasalnya Erinka merupakan gadis yang cantik dengan pakaian minim ketat dan mengenakan celana pendek sedangkan Ragna hanya seorang lelaki hutan yang pakaiannya didapat dari merampok petualang yang memasuki hutan.
Keduanya berjalan dikeramaian dengan santai, meski pandangan mata penduduk terutama para lelaki terlihat iri pada Rikie tapi hal itu bukan masalah baginya.
Ragna sedang kagum pada keindahan kota, "WAAH...!!" Ia memancarkan sorot mata yang berbinar-binar karena baru pertama kali keluar hutan dan pergi ke kota.
Erinka menjadi sangat malu pada sikap dan tingkah laku Ragna yang terkesan kampungan, "Ayo cepat...!!!!" Yang berjalan didepan.
"Iya, aku datang...!!" Ucap Ragna yang terlihat bersemangat.
Petualangan mereka baru saja dimulai...!!!!
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 7 : Ke Pelabuhan Dan Berlayar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
hitam putih
hajar up
2021-11-06
2