Erinka terperangkap dalam dunia mimpi penuh ilusi sementara itu didunia nyata Ragna yang sudah keluar dari kamar kecil langsung panik begitu melihat seluruh penumpang dalam kondisi tidur.
"Sialan, apa yang terjadi selama aku ditoilet? Mengapa semuanya tertidur?" Ragna kemudian berjalan ke arah Erinka, "Cih, sebagai penyihir dia terkena perangkap musuh juga..." ucapnya ketika melihat Erinka tertidur pulas.
Saat tidur secara mendadak Erinka tersenyum lebar lalu tertawa terbahak-bahak dan hal itupun membuat Ragna terheran-heran, "Sialan, dia mengigau!! Ku yakin dia saat ini mimpi indah..."
Ragna menarik nafas panjang lalu berteriak dengan lantang, "Woiy, Erinka!! Bangunlah, kita dalam masalah sekarang...!!!"
Ia menggoyang-goyangkan tubuh rekannya itu agar tersadar, "Cih, dia tak sadar juga!! Apa yang harus ku lakukan sekarang?"
Dilain sisi para goblin mulai masuk ke dalam gerbong kereta.
Ragna menatap tajam pada kemunculan mereka, "Sekarang aku tau alasan mengapa mereka semua tertidur!! Ya, dalangnya adalah para goblin itu!!"
Ragna menatap ke arah rekannya lagi, "Satu-satunya cara menyadarkan Erinka adalah dengan mengalirkan energi sihirku padanya..." Ragna menarik nafas panjang-panjang, "Ku harap dia tak marah..." iapun membuka mulut Erinka yang tak sadarkan diri lebar-lebar dan memberikan nafas buatan.
"Aku akan mengalirkan energi sihir lewat mulut...!!" Pikir Ragna yang terus memberikan nafas buatan berulang kali.
Berualang kali Ragna memberikan nafas buatan sampai ia kelelahan didalam melakukannya lalu usahanya terlihat membuahkan hasil karena secara perlahan Erinka membuka mata, "Ugh..."
"Kau tak apa-apa??" Ragna menutup mulut atas apa yang dia lakukan.
Erinka yang baru saja sadar langsung marah, "Kenapa lama sekali, bodoh..."
"Setidaknya ucapkan terima kasih padaku, gadis angkuh...
"Bodoh ah!! Padahal aku tadi dalam mimpi yang sangat indah..."
"Cih, kalau tau begitu aku tak akan pernah membangunkanmu..." Ragna agak kesal.
"Ngomong-ngomong bagaimana caranya kau nyadarkanku?"
Ragna berkata dengan nada datar, "Yah, aku menyadarkan dirimu dengan memberikan nafas buatan..."
"Apa!!!!"
"Hmm... apa itu masalah?"
"Jbbuuak...!!!" Erinka langsung memukul wajah Ragna begitu mendengarnya, "Tentu saja itu masalah besar!! Kau benar-benar kriminal bejat!! Sebelum kau melucuti pakaianku saat aku pingsan dan sekarang kau mencuri ciuman pertamaku!!" Gadis bangsawan angkuh itu menjadi marah-marah tak jelas dan mengomel-ngomel.
Ragna juga menjadi kesal, "Anjir!! Kenapa sekarang aku yang disalahkan!!!"
"Bukankah salahmu sendiri terperangkap dalam ilusi musuh!!!"
"Cih..." Erinka tak bisa beralasan dan iapun menyadari bahwa semua terjadi atas keteledorannya.
Ragna yang masih kesal bertanya, "Bagaimana bisa dirimu terkena ilusi?"
Erinka kebingungan untuk menjelaskan dan ia nampak malu-malu, "Anu... Yah... sepertinya itu karena aku memakan mie ayam dan bakso yang disediakan..."
"Mie ayam? Bakso?" Ragna menatap dua mangkuk yang ada dihadapan Erinka, "Kau pasti sedang gila??" Iapun jijik ketika melihat sisa-sisa makanan milik Erinka.
Sisa-sisa Mie ayam berubah menjadi cacing sementara itu baksonya berubah menjadi kepalan kotoran.
"Uwweek...!!!!!!" Erinka berteriak seakan ingin muntah saat menyadari apa yang telah ia makan dan ia menyesali keserakahan dirinya itu.
Ragna bergumam dalam hati, "Sukurin!!! Ingin rasanya ku tertawa!!"
Para goblin muncul dihadapan mereka dan jumlah mereka ada 15.
"Jika tebakanku benar semua masalah ini sudah direncanakan oleh para goblin ini..." ucap Ragna yang waspada dan sangat berhati-hati.
Erinka yang emosinya sudah meledak-ledak langsung melesat ke arah para goblin tanpa pikir panjang, "Jbbllast...!!" Dengan sekali tendangan seekor goblin terlempar dari kereta.
"Akan ku habisi kalian...!!!" Erinka yang baru tersadar dari ilusi mimpi langsung menggila dengan menyerang membabi-buta begitu mengetahui telah memakan semangkuk cacing yang dikira mie ayam dan kepalan kotoran yang dikira bakso.
Dengan pukulan ataupun tendangan penuh amarah si gadis bangsawan angkuh itu menumbangkan para goblin dalam sekejap.
Ragna hanya terdiam dan memilih tak ikut campur dalam pertarungan mereka, "Yah, daripada aku mengurus goblin yang sudah diatasi oleh Erinka mendingan aku mengurus para penumpang lain yang masih tak sadarkan diri..."
Iapun memutuskan untuk menyadarkan para penumpang lain dengan mengalirkan energi mana sihir pada mereka secara bergantian.
Lalu satu per satu para penumpang tersadar dan begitu tersadar dari ilusi mimpi mereka nampak ketakutan saat melihat beberapa goblin yang ada diatas kereta.
Ragna mencoba menenangkan mereka, "Sudahlah, kalian tak perlu panik karena ada kami berdua yang merupakan penyihir dari Guild White Tiger!! Kami akan mengalahkan semua goblin dan menyelamatkan kalian semua!!"
Kata-kata tersebut tak begitu meyakinkan mereka dan para penumpang tetap panik, "Bagaimana mungkin kau bisa berkata seperti itu!!"
"Benar, kita sedang diserang goblin!!"
"Goblin makluk berbahaya yang tak memiliki akal dan mereka tak ragu membunuh...!!"
Ragna terdiam dan tak mampu menjawab kepanikan mereka akan tetapi Erinka yang sudah berhasil mengalahkan 15 goblin membentak mereka yang panik, "Dam!! Apa kalian ingin dilempar keluar dari tempat ini??"
Seketika gerbong kereta yang semula berisik dalam kepanikan kini menjadi berubah dalam hening dan sunyi.
Mereka menganggap teriakan Erinka dan ancamannya lebih berbahaya dari para goblin karena telah mengalahkan 15 goblin.
Erinka menatap Ragna dan melayangkan protes, "Sialan, kau!! Bukankah kau menyadarkan mereka dengan mudah tapi untukku kenapa kak harus menciumku?? Hah?? Jelaskan padaku...!!!" Iapun terlihat marah.
"Hadeh..." Ragna terlihat malas untuk menjelaskan, "Seperti yang kau lihat para penumpang lain begitu mencicipi makanan langsung pingsan dan cukup dengan mengalirkan sedikit mana sihir untuk menyadarkan mereka..."
"Tetapi untuk dirimu berbeda!! Kau memakan 2 porsi makanan yang membuatmu mabuk berat ilusi dan hal itu membuat dirimu sulit disadarkan..." jelas Ragna dan membuat Erinka terdiam tak mampu beralasan lagi.
Erinka terdiam akan tetapi Ragna berkata lagi, "Kesampingkan emosimu dulu dan amati masalah yang tengah menimpa kita..."
"Apa maksudmu?"
"Ini tentang para goblin, dihutan para goblin bagaikan kera yang punya akal dan biasanya mereka hidup digua-gua!!"
"Mereka hidup berpisah-pisah dan kalau mereka hidup lebih dari tiga biasanya ada seorang pemimpin diantara mereka..." jelas Ragna dengan serius.
"Kau benar..." Erinka terlihat setuju pada pendapat Ragna, "Sepertinya jumlah mereka lebih dari 15 yang artinya pemimpin mereka sangat cerdas dan tentu saja kuat..."
Ragna berkata, "Menurut asumsiku pemimpin mereka merupakan goblin yang berulang kali selamat dari para pemburu..."
"Dan meski tanpa akal tapi para goblin sangat suka belajar dari pengalaman jadi kita harus sangat berhati-hati..."
"Ya..." sahut Erinka, "Mereka telah menjebak kita dan juga mampu menggunakan sihir ilusi yang artinya kita harus sangat berhati-hati..."
Salah satu penumpang kereta yang ketakutan bertanya, "Anu... kami hanya penduduk sipil yang terjebak dalam masalah ini jadi apa yang harus kami lakukan sekarang?"
Erinka berkata, "Sebagai seorang penyihir aku memerintahkan kalian tetap digerbong ini karena disini sudah aman..."
"Ya, dan kami akan mencoba mengalahkan para goblin..." ucap Ragna
"Baik..." tanpa pikir panjang para penumpang yang tak berdaya mengikuti arahan dari Ragna dan Erinka
*****
Sementara itu sang pemimpin goblin yang berada disalah satu gerbong berteriak, "Apa semuanya sudah selesai ditaklukan!!!"
"Belum yang mulia!! Dari 9 gerbong yang ada hanya gerbong ketujuh yang belum melaporkan..."
"Hahahaha...!! Aku ingin pekerjaan ini cepat selesai..." ucap goblin pemimpin yang tertawa lepas, ia merupakan goblin bertubuh besar, kekar dan penuh bekas luka ditubuhnya.
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 14 : Raja Goblin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments