Erinka dan Ragna keluar dari hutan belantara yang perlahan memasuki perkotaan.
Semua tatapan mata penduduk tertuju pada mereka berdua pasalnya Erinka merupakan gadis yang cantik dengan pakaian minim ketat dan mengenakan celana pendek berjalan bersama Ragna yang hanya seorang lelaki hutan dengan pakaian yang didapat dari merampok petualang.
"Apa ini pertama kalinya kau keluar hutan?"
"Yap..." jawab Ragna singkat tanda ia bersemangat.
Erinka agak kesal dan bergumam dalam hati,"Menyebalkan!! Aku seperti berjalan dengan monyet saja..."
Sebagai seorang bangsawan kini Erinka merasa kebingungan karena biasanya memiliki banyak uang dan bisa melakukan berbagai hal sekarang tak punya apapun, iapun harus memutar otak untuk menghadapi masalah yang ada, "Duh, harus gimana ni?" Pikirnya.
Dilain sisi, Ragna seolah tanpa beban karena memang biasanya tak punya apapun dan tinggal ditengah-tengah hutan, ia sekarang ini tengah menikmati bangun-bangunan megah yang ada dikota, "Hmm... bisakah kita masuk ke dalam sana?"
"Tidak bisa!! Kita tak punya uang jadi tak bisa kemana-mana...!!" Teriak Erinka tanpa sengaja dan teriakannya itu membuat dirinya semakin menjadi pusat perhatian, "Ups..." ia secara refleks langsung menutup mulut dan kemudian menarik lengan Ragna
Erinka membawa Ragna ke tempat yang sepi dan menjelaskan situasi yang ada.
"Biar ku perjelas lagi!! Kita tidak punya apa-apa!! Jadi jangan harap bisa pergi ke sembarang tempat seenaknya..." ucap Erinka dengan nada sedikit marah, "Kehidupan kota jadi sangat mengenaskan saat kau tak punya apa-apa!!" Ia memperjelas keadaannya pada Ragna.
"Hmm... sebenarnya aku sudah tau kok!!" Ragna merespon dengan datar, "Aku tak punya rasa khawatir meski tak punya uang..."
"Pepatah mengatakan 'Hidup senang meski tak punya uang' dan aku berpegang pada pepatah itu saat ini..."
"Cih..." Erinka jadi kesal karena Rikie memiliki sifat bertolak belakang dengan dirinya, "Gi mana sih caranya hidup senang meski tak ada uang??"
"Anu... kalau itu sih?" Ragna kebingungan menjawab.
"Kau dibodohi oleh pepatah itu..." ucap Erinka yang terlihat kesal
Setelahnya mereka berdua kembali menyusuri kota dengan memikirkan cara untuk keluar dari kota tersebut tanpa menggunakan biaya.
Lalu disaat nyaris putus asa tiba-tiba dalam benak pikiran Erinka terbesit sebuah ide cemerlang ketika melihat barang-barang yang dibawa Ragna dipunggung, "Aha... aku ada ide...!!!"
"Hah??" Ragna menoleh kebelakang, "Ide??"
"Hehehe..." Erinka tertawa, "Bagaimana kalau kita jual perlengkapan yang kau punya itu??"
"Heeehh...!!!! Kenapa aku harus menjualnya??" Ragna terkejut dan nampak tak setuju.
Erinka agak kesal, "Diamlah dan turuti kata-kataku!! Lagi pula barang-barang itu kau dapatkan dari para petualang yang memasuki hutan, 'kan?"
"..." Rikie terdiam.
"Tenang saja aku akan membelikannya lagi saat sudah sampai rumah!! Saat ini yang terpenting kita punya uang dulu..." Erinka yang biasanya angkuh kini berusaha merayu.
Ragna terdiam dan tak punya alasan untuk menolak, "Baiklah, kau boleh menjualnya!! Tapi ingat janjimu, ya?"
"Tentu saja..." ucap Erinka dengan tersenyum manis sambil memejamkan satu mata.
Ya, karena telah menemukan ide untuk mendapatkan uang maka keduanya segera mencari tempat untuk menjual perlengkapan milik Ragna.
Dan tak berselang waktu lama mereka berdua menemukan sebuah bar yang berisikan para petualang.
Ditempat itu terdapat banyak sekali petualang dan mereka terlihat menyeramkan.
Lalu seluruh tatapan tajam tertuju pada Erink yang sebelumnya di tempat itu membuat masalah.
Mereka masih agak kesal pada Erinka karena kejadian 5 hari yang lalu sebelum ia memasuki hutan.
"Aneh?? Entah mengapa aku merasa tatapan mata mereka tertuju pada kita dan mereka terlihat marah pada kita..." ucap Ragna yang tak mengerti.
Erinka berkata dengan suara pelan, "Abaikan saja mereka!! Anggap saja mereka batu jadi kau tak perlu menganggap mereka ada..."
Ragna bukanlah orang bodoh terlebih ia sudah mengetahui sifat Erinka yang angkuh, "Sebenarnya apa yang telah dia lakukan sebelumnya?" Pikirnya atas sorot mata tajam yang tertuju padanya.
"Hey, apa sebelumnya kau pernah kemari?"
"Jujur saja, sebelum aku masuk ke hutan 5 hari yang lalu aku mampir ke tempat ini dan disinilah aku mengalami masalah kecil...."
"Masalah kecil?" Ucap Ragna pelan.
"Yap, itu hanya masalah kecil jadi tak perlu dipikirkan lagi..." ucap Erinka dengan entengnya.
Ragna menjadi semakin khawatir dan bergumam dalam hati, "Dia pasti punya banyak musuh diberbagai tempat..."
Erinka benar-benar mengabaikan semua orang yang ada ditempat itu, iapun berjalan menuju ke tempat pelayan, "Aku mau menjual beberapa barang yang ku temukan didalam hutan..."
Pelayan itu sedikit takut karena beberapa hari yang lalu Erinka membuat masalah di tempat itu, "Anu... barang-barang yang kau temukan ini sudah sangat usang jadi harganya tak begitu memiliki nilai..." iapun berbohong dan berharap Erinka segera pergi.
"Ya, tak masalah!! Aku tetap mau menjualnya!! Meski murah tapi selama laku aku tetap ingin menjualnya..." ucap Erinka yang tak mempedulikan keadaan, ia seakan lupa pada kejadian kemarin.
Dari kerumunan pelanggan, seorang petualang yang kemarin bermasalah dengan Erinka berjalan mendekat, "Hahahaha... ini dia nona bangsawan yang kemarin!! Ya, apa kau sekarang seorang pemulung yang sekarang mengumpulkan rongsokan hutan..."
Erinka terdiam karen tak ingin cari masalah terlebih sekarang ini ia dalam keadaan miskin dan dilain sisi Ragna yang mengetahui keadaan mulai tak beres memilih menjauh agar tak terlibat masalah.
Pria itu berkata lagi, "Hahahaha... menyedihkan sekali!! Apa kau jatuh miskin? Ya, jika kau miskin tak masalah kau cukup minta uang padaku tak perlu menjual rongsokan hutan..."
"Tetapi ada syaratnya yaitu kau harus jadi milikku..." ucapnya dengan tersenyum menyeringai lalu diiringi tawa lepas rekan-rekannya.
Kesabaran Erinka mulai habis dan sifat angkuhnya kembali, ia sudah tak bisa menahan diri lagi.
Erinka mengambil botol minuman yang ada dimeja dan tanpa ragu memukulkannya, "Cthaarr...!!!" Pencahan kaca berserakan dilantai dan sekali lagi orang itu basah kuyup.
"Sialan...!!! Kemarin aku menahan diri atas semua penghinaan yang telah kau lakukan tapi sekarang kesabaranku sudah habis...!!!!"
Erinka malah bertambah kesal dan emosinya memuncak, "Ya, kesabaranku juga sudah habis dan sekarang ayo bergelud...!!"
Gadis bangsawan angkuh itu malah menantang dan membuat keributan di tempat itu lalu bukan hanya keduanya saja tapi secara perlahan keributan menyebar ke seluruh pengunjung yang ada di bar itu.
Ragna yang melihat kejadian itu memilih keluar dan membiarkan Erinka bertarung, "Hadeh, aku tak mau terlibat dalam masalah ini..." ucapnya dengan nada agak malas.
Tak butuh waktu lama keributan menimbulkan kekacauan yang luar biasa sehingga membuat pihak keamanan kota bergerak memasuki bar itu, "DOORR...!!!" Mereka menembakan tembakan peringatan, "Hentikan semua ini...!!!"
Semuanya terdiam.
"Siapa yang memulai keributan ditempat ini...!!!"
Semua orang yang ada disana menunjuk secara spontan menunjuk ke arah Erinka, "Hey, aku tak bersalah...!!!" Protes gadis bangsawan angkuh itu.
"Jangan banyak alasan!! Angkut dia...!!! Jika kau ingin menjelaskan maka dikantor saja..." Para pasukan keamanan langsung membawa Erinka pergi.
"Sudah ku bilang aku tak bersalah...!!! Dan kenapa hanya aku yang ditahan...!!!" Protes Erinka
"Tutup mulutmu dan biarkan pengadilan kota yang memutuskan kau bersalah atau tidak besok..." ucap mereka yang membawanya pergi.
Pada akhirnya Erinka dijebloskan ke penjara setempat sebelum diadili besok, iapun masih berteriak-teriak tak jelas merasa benar sendiri, "Keluarkan aku dari sini...!! Aku tak bersalah...!!!" Ia berteriak-teriak berulang kali sepanjang hari hingga malam tiba.
Ia menekuk lututnya karena sudah putus asa, Erinka bisa saja menggunakan kekuatannya akan tetapi hal itu mungkin malah menimbulkan keributan baru yang mungkin mencemarkan nama baik bangsawan.
Lalu disaat ia putus asa, Ragna muncul dihadapannya dengan menyamar menjadi salah satu petugas keamanan, "Hadeh, disuruh mencari duit malah membuat keributan!! Kau ini benar-benar tak bisa diandalkan...!!"
"Eehh...!!!" Erinka terkejut pada kemunculan Ragna.
"Tak ada waktu untuk terkejut!! Kita harus segera keluar tempat ini dan menuju ke pelabuhan lalu berlayar..." ucap Ragna.
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 8 : Masalah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Oi Min
bknkah Erinka mirip Arashi?? pembuat masalah??
2022-10-04
0