Gerbong 6 sekarang penuh dengan goblin.
Dengan langkah kuat seekor goblin yang berukuran besar dengan otot-otot kekar muncul dihadapan Erinka dan Ragna.
Ia merupakan Raja Goblin dikelompok itu, "Berani-beraninya kalian menghajar para bawahanku...!!!!"
"Dia bisa bicara..." gumam Erinka dengan suara pelan.
"Itu artinya dia sangat cerdas..." sahut Ragna dengan suara pelan juga.
Mereka berdua tajam menatap Raja Goblin akan tetapi satu goblin yang berbeda dari yang lainnya muncul.
Ia memiliki tubuhnya agak tinggi, krempeng dan berdiri menggunakan bantuan tongkat, iapun berdiri disamping Raja Goblin, "Khahahaha... tak ku sangka kalian bisa lepas dari sihir ilusi milikku..."
"Jadi ilusi itu milikmu??" Tanya Erinka yang menjadi agak kesal mengingat dirinya makan makanan yang menjijikan.
"Khahahahaha... benar sekali!! Aku ingin tau bagaimana bisa kalian lepas dari sihir ilusiku??"
"Ya, aku tak memakan ramuan sihir jadi aku sama sekali tak pernah terperangkap dalam ilusi..." jelas Ragna
"Apa...!!! Bagaimana bisa?"
"Singkat cerita aku kebelet ke toilet jadi belum sempat memakannya..." jelas Ragna yang merasa beruntung.
Erinka yang kesal berkata pada Ragna, "Hey, kau boleh saja bertarung melawan Raja Goblin tapi aku akan menghabisi goblin penyihir seorang diri karena dia membuatku kesal..."
"Terserah kau saja!! Tapi hati-hati!! Kurasa dalam hal kecerdasan dia lebih unggul dari Raja Goblin"
"Aku sudah tau!!" Jawab Erinka.
Ragna yangat geram pada ulah para goblin berkata dengan sorot mata tajam pada Raja Goblin, "Jadi kau pemimpin para goblin ini, ya?"
Raja Goblin terlihat marah, "Benar sekali dan aku sangat kesal pada kalian yang telah menghabisi para bawahanku..."
"Cih..." Ragna makin emosi, "Dan aku juga kesal padamu karena memimpin goblin untuk membajak kereta ini!! Perbuatan kalian tak bisa dimaafkan..."
Kepalan tangan kanannya terselimuti kegelapan lalu balutan kegelapan itu perlahan berubah berbentuk menjadi sebuah kepalan tangan berukuran besar.
"HIIAA...!!" Ragna tanpa pikir panjang menghantamkan kepalan tinju kegelapan berukuran besar itu, "Jbbllast...!!!"
Raja Goblin terdorong dari tempatnya berpijak akan tetapi ia malah tersenyum menyeringai, "Sihir yang lumayan kuat juga..."
Raja Goblin menarik nafas panjang lalu memberikan perintah para goblin yang lainnya, "Anak-anak!! Lanjutkan tugas kalian untuk membajak kereta dan aku akan mengurus tempat ini...!!"
Tanpa menjawab, para goblin yang terkumpul dalam gerbong ke-6 menggila lagi dan mulai bergerak untuk menjalankan perintah.
Ragna dan Erinka hanya bisa diam ditempat meski para goblin yang lain bergerak pergi.
Mereka berdua menyadari bahwa lebih baik fokus menghadapi dua goblin yang berdiri tepat dihadapan mereka.
"Erinka, hati-hati!! Jika kita lengah sedikit saja maka kita akan tamat..."
"Aku tau!!" Jawab Erinka dengan serius.
Raja Goblin tersenyum menyeringai, ia mengambil senjata gada besi berduri yang ada pada punggungnya, "Apakah kau siap bocah?"
"Tentu saja!!" Teriak Ragna tanpa ragu.
Dengan genggaman eratnya Raja Goblin mengayunkan gada berdurinya sekuat tenaga, "Wuuss...!!!"
"DHUUAARR...!!!" Hantamannya itu begitu cepat dan kuat sehingga menghancurkan dinding gerbong kereta.
Tapi beruntung Ragna mampu menghindar dengan menunduk akan tetapi ia terkejut pada kemampuan Raja Goblin yang mampu menghancurkan dinding gerbong, "Luar biasa!! Tak hanya cerdas tapi dia juga kuat sekali!!"
"Jika saja aku terkena sekali hantama saja maka aku akan terhempas keluar dari kereta..." gumamnya dalam hati yang semakin tak meremehkan lawan.
"Kenapa kau terdiam...!!!" Teriak Raja Goblin dengan mengayunkan gada besi berduri dari atas.
"DYYEESS...!!!" Lantai gerbong menjadi hancur meskipun begitu lagi-lagi Ragna berhasil mengelak dengan melompat ke samping.
Ragna segera membentuk kepalan tangan berukuran besar dengan elemen kegelapan lalu memukul dagu musuh, "Jbbuuak...!!!" Lagi-lagi Raja Goblin terdorong ke belakang hingga sedikit kehilangan keseimbangan.
"Lumayan juga..." Raja Goblin itu malah terlihat menikmati pertarungan, ia mengangkat gada besi berdurinya dengan tangan kanan ke atas lalu emutar-mutar, "Hahahahaha...!!"
Gada besi yang berputar membuat Ragna agak bingung dan mewaspadai datangnya serangan dari atas.
"Rasakan yang ini...!!!"
"Jbbllast...!!!" Hantaman yang kuat dilesatkan dari atas akan tetapi Ragna segera membentuk telapak tangan raksasa dari elemen kegelapan untuk bertahan.
Kuatnya serangan membuat lutut Rikie sampai menyentuh lantai gerbong, "Jika terkena secara langsung pada kepalaku pasti aku seketika akan pingsan atau malahan akan mati..." gumamnya dalam hati yang geram.
Raja Goblin mengangkat senjatanya lagi dan berkata dengan penuh hasrat, "Hahahahaha...!! Sihir kegelapan yang menakjubkan karena dapat digunakan untuk menyerang dan bertahan..."
"Akan tetapi sampai kapan kau mampu melawanku..." ucapnya dengan melesatkan tendangan dari arah samping.
"Jbbuuak!!!" Dengan cepat Ragna menciptakan dinding kegelapan untuk bertahan.
*****
Dilain sisi, Erinka berlari ke gerbong 5 dan diikuti oleh goblin bertubuh tinggi krempeng yang merupakan Goblin Penyihir.
"Sekarang kita bisa bertarung satu lawan satu tanp takut terganggu..." ucap Erinka dengan senyuman semangat.
"Khahahaha... kau berani juga menantangku, gadis kecil..."
Keduanya saling menatap tatapan tajam.
"Kau yang telah membuatku makan cacing dan kotoran hewan tak bisa dimaafkan" Ucap Erinka dengan ekspresi penuh kekesalan.
"Khahahaha... aku tak butuh kata maaf darimu..." Jawab Goblin Penyihir itu tanpa rasa takut, iapun malah tersenyum menyeringai seolah-olah mengejek lawanya.
Erinka memfokuskan energi sihirnya pada lengan kanan sehingga dilengan kanannya itu berkobar api warna merah, "Akan ku hajar kau...!!"
Goblin Penyihir tak memiliki rasa takut sedikitpun, "Sihir dengan atribut api, ya?? Hmm... menarik juga tapi kau tak mungkin menang melawanku..."
"Kita buktikan saja..." ucap Erinka yang sudah terlanjur sangat geram.
Gadis bangsawan itu berlari ke arah lawan secara langsung, iapun mengepalkan tangan lalu memukul, "Apa...!!!" Erinka terkejut karena pukulannya hanya menembus lawan lalu lawannya perlahan menghilang.
Goblin Penyihir mendadak muncul dibelakang Erinka tetapi dengan respon cepat gadis bangsawan itu kembali berbalik dan memukul lagi, "Apa ini...!!" Iapun kembali terkejut karena untuk kedua kalinya pukulannya hanya menembus.
Erinka makin geram, "Sialan!!! Apa-apaan ini!! Jangan jadi pengecut!! Ayo bertarung!!"
Goblin Penyihir muncul dari arah samping kanan kiri dan depan belakang, "Khahahahaha... kau sudah kalah karena telah terjebak dalam ilusiku..."
Meski telah terperangkap dalam ilusi tapi, Erinka hanya terdiam dan mengerutkan dahi tanda ia semakin kesal, "Akan ku bunuh kau goblin sialan...!!!" Ucapnya dalam kepungan empat goblin.
*****
Semua penumpang yang telah berhasil diselamatkan oleh Ragna dan Erinka berkumpul digerbong terakhir yaitu gerbong 9.
Rasa was-was dan khawatir masih menghantui mereka karena belum bebas dari ancaman para goblin yang ada diatas kereta.
Dikereta itu para penumpang yang tersisa hanyalah wanita karena penumpang laki-laki sudah dihabisi oleh para goblin.
Meski selamat mereka sudah mengalami hal yang buruk karena menjadi korban pemerkosaan.
Kekhawatiran mereka terbuktu karena para goblin muncul lagi dari balik pintu pintu penghubung antar gerbong.
"Tidak mungkin!! Bagaimana ini??"
"Mereka pasti akan menghabisi kita!!"
"Aku tak mau mati!!" Ucap histeris mereka.
Disaat yang sama mendadak atap gerbong hancur lalu seorang pria melompat dari atas dan berdiri tepat dihadapan para goblin.
"Hah..." ia menghela nafas panjang, "Tak perlu khawatir lagi karena aku sudah sampai..."
"Dan kalian tak perlu bertanya siapa aku..."
"Aku adalah keturunan pahlawan yang dulu mengalahkan Raja Iblis..."
"Ya, namaku Reynhard Sinaga..." ucapnya dengan nada malas, iapun menarik pedang dan berkata pada para goblin yang muncul, "Bersiaplah!! Akan ku habisi kalian, para makluk sialan...!!!"
Bersambung Ke The Legend Of Ragna Chapter 16 : Selamatkan Kereta Ini!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments