Hasutan

Sarra mengalami demam sepanjang malam ia mengigau Adam setia di samping gadis itu tanpa beranjak sedikit pun dari sisi Sarra

Kakek Surya dan sang istri mulai mencurigai ada sesuatu antara cucu dan pemilik perkebunan itu apalagi Bi Sumi juga menceritakan kejadian dipasar bagaimana Adam begitu melindungi Sarra

keesokan harinya demam Sarra mulai menurun gadis itu perlahan membuka matanya melihat sekeliling kamar yang ia tempati juga Adam yang tertidur dengan bersandar pada bahunya sendiri dengan posisi terduduk di sampingnya tangan Sarra terulur perlahan mengelus rambut Adam

( Mas, kau pria yang sangat baik, entah perasaanku untukmu ini nyata atau tidak yang aku tau aku sangat bahagia saat kau ada di sisiku kau selalu melindungiku, apakah yang kurasakan ini ya Tuhan...)

lirih Sarra dalam hatinya akibat gerakan Sarra, Adam membuka matanya ia tertegun karna Sarra sudah sadar

''sayang, kau sudah bangun? apa yang kau rasakan apa masih ada yang sakit bagaimana kalau kita panggil lagi Dokter''

Adam memcerca Sarra dengan pertanyaan membuat Sarra terkekeh melihat Adam begitu panik akan dirinya

''tidak usah, aku sudah lebih baik , terima kasih karna kau sudah menjagaku semalaman, kau pasti lelah''

Adam beranjak dari duduknya ia membantu Sarra agar duduk bersandar di tempat tidur dan ia juga membenahi rambut gadis itu

''jangan selalu berterima kasih , aku sangat senang bisa menjagamu dengan begitu aku tidak terlalu cemas karna menghawatirkan mu ''

tutur Adam

Sarra mengangguk perlahan saat mereka tengah berbicara Bi Sumi masuk membawakan bubur dan juga obat untuk Sarra minum juga Nindi yang ingin menengok Sarra

gadis desa itu terkejut saat mendapati Adam bersama Sarra

''non Sarra bagaimana keadaan nona? kulihat anda sepertinya sudah lebih baik, dan anda disini Tuan Adam ?

tanya Nindi penuh selidik dengan menatap tajam Sarra

Sarra yang sadar akan tatapan Nindi yang menatapnya tatapan seseorang yang tengah cemburu

''aku sudah lebih baik Nin, terima kasih sudah menghawatirkan aku, semua karna Mas Adam yang menjagaku semalaman ''

ucap Sarra

mendengar kata-kata Sarra tangan Nindi terkepal tanpa sadar rasa cemburu membakar hatinya namun ia berusaha untuk bersikap biasa di hadapan Adam yang kini sedang menyuapi bubur pada Sarra

''Tuan Adam, saya bawakan sarapan untuk anda , pasti anda suka''

kembali Nindi berkata

''maaf Nin, aku bukan tak menghargai apa yang kau lakukan untukku selama ini kau selalu membawa kan sarapan untukku aku , memakannya hanya untukku mengahargaimu saja tidak lebih mulai sekarang kau tidak usah lagi melakukan hal itu ada perasaan seseorang yang harus aku jaga''

ungkap Adam dengan tegas

sontak hal itu membuat Nindi semakin kesal berbeda dengan Sarra ia begitu bahagia saat Adam berkata demikian dengan sorot mata tertuju padanya

''baiklah Tuan muda, saya permisi dulu kalau begitu dan Nona Sarra semoga kau cepat pulih ''

Nindi pun beranjak dengan perasaan kesalnya meninggalkan kamar Sarra di ikuti Bi Sumi yang tersenyum sinis melihat gadis itu kesal

''makanya sadar dirilah kau siapa dia siapa jangan mengharapkan yang bukan milikmu ''

tukas Bi Sumi dengan kata-kata yang sengaja untuk menyindir Nindi

''Bi Sumi, gak usah ikut campur dengan urusannku lihat saja, akn ku buat Tuan Adam jadi milik ku bukan wanita kota itu ''

ancam Nindi dengan amarah yang meledak ia meninggalkan rumah besar membuat Bi Sumi menggeleng-gelengkan kepalanya

selama beberapa hari Adam selalu menjaga Sarra tanpa lelah dan perhatiannya membuat Sarra senang perasaan yang selama ini ia tepis kini semakin tumbuh besar di hatinya untuk Adam namun keduanya tak pernah mengungkapkan perasaan mereka masing -masing cukup mereka yang merasakan satu sama lain

berbeda dengan Sarra dan Adam seorang gadis desa yang telah lama memendam perasaannya terhadap Adam semakin di kuasai rasa benci dan cemburu terhadap Sarra sebagai anak dari kepala desa gadis itu melaporkan Sarra sebagai wanita tidak benar karna telah menggoda Tuan muda Adam

ia mengatakan bahwa Adam dan Sarra melakukan hubungan terlarang di rumah besar dan Adam sebenarnya bukan cucu dari Kakek surya melainkan pemilik perkebunan yang selama ini tak diketahui semua orang warga pun marah mendengar hal itu

bagaimana mungkin mereka membiarkan desa mereka di cemari dengan adanya perbuatan terlarang seperti itu dengan berbondong-bondong warga yang rata-ratanya ibu-ibu mendatangi rumah besar karna para suami mereka tengah bekerja di perkebunan

dirumah besar Sarra tengah tertidur terbangun karna suara gaduh dilantai bawah rumahnya banyak warga yang kini telah memenuhi halaman rumah besar Bi Sumi bersama Agra yang baru kembali dari rumah sakit di buat syok dengan kedatangan warga yang terlihat marah itu

kakek surya dan nenek tak kalah syok nya di ikuti pelayan dan beberapa pekerja yang lain karna penasaran akan keributan yang terjadi

''ada apa ini , kenapa kalian datang ke rumahku dan membuat keributan ?''

germa kakek

''kek, kami minta usir cucu mu Sarra dari rumah besar dia telah membuat desa kita ternoda dengan kelakuannya , kami minta usir dia sekarang juga''

sahut kepala desa dan di setujui warga dengan suara lantang meminta Sarra di usir dari desa Kakek Surya syok dengan keinginan warga begitu juga dengan Nenek tubuhnya gemetar karna syok Bi Sumi memegangi tubuh Nenek cemas

''atas bukti apa kalian ingin mengusir cucuku dari desa ini, cucuku tidak pernah berbuat macam-macam ''

Kakek dengan wajah kesalnya menatap sang kepala desa

yang tertunduk karna memang ia tak memilik bukti hanya perkataan sang putri saja yang tanpa kejelasan

''Kek, tanpa bukti-bukti pun kami tetap mengingnkan cucu mu untuk meninggalkan desa kami , semenjak dia desa kita suami-suami kami selalu diam-diam mencuri pandang pada Sarra ia selalu bersikap menggoda semua lelaki di desa ini dengan tebar pesona''

kembali salah satu warga memprovokasi warga lainnya

''iya benar, gadis itu harus pergi dari sini ''

sahut warga lainnya

''suami kalian saja yang jelalatan tidak bisa melihat gadis cantik''

Bi Sumi yang turut kesal dengan warga pun ikut menimpali ucapan warga

''ada apa ini ?''

Sarra turun dari tangga menuju halaman rumah besar dimana warga berkerumun

Kakek menarik tangan Sarra karna takut warga akan melakukan hal-hal yang membuat cucunya kembali terluka

warga nampak serempak menatap kedatangan Sarra yang berbalut gaun tidurnya dan tubuh tinggi juga kulitnya yang putih sangat kontras dengan warna gaun tidurnya tak hanya pria wanitapun terkadang menatap kagum Sarra

''itu dia perempuan penggodanya ayo cepat kita usir dia dari desa kita''

''a-apa maksud kalian ?siapa yang wanita penggoda?''

Episodes
1 Visual Tokoh
2 Penghianatan
3 Menghindar
4 Masa lalu
5 Pertemuan
6 Sebuah rasa
7 First kiss
8 Pertentangan Hati
9 Menepis perasaan
10 Dilema
11 Dewa penolong
12 Khawatir
13 Hasutan
14 Kemarahan Adam
15 Kemarahan Adam 2
16 Kembali Dilema
17 Menetapkan Hati
18 Malam pertama
19 Dijemput paksa
20 Kebenaran
21 Keegoisan Vino
22 Rindu yang menyiksa
23 Bukan tandingan
24 Nyonya Mahendra
25 Kejujuran Adam
26 Sarra sakit
27 Penyesalan seorang Ayah
28 Keputusan Adam
29 Berbahagialah
30 Bahagiaku bersamamu
31 Rutinitas pasutri
32 Cemburu
33 Cemburu part 2
34 Saling percaya
35 Konferensi pers
36 Honeymoon yang tertunda
37 Tenang sebelum badai
38 Teror
39 Mimpi buruk
40 Awal dendam
41 Keinginan Vino
42 Kebersamaan
43 Penyerangan
44 Kegelisahan Sarra
45 Saling memahami
46 Sarra semakin aneh
47 Kabar bahagia
48 Ngidam
49 Keluarga seutuhnya
50 Menemui Papa
51 Akibat keegoisan
52 Memupuk Kebencian
53 Prahara
54 Terpuruk
55 Menutup diri
56 Mencoba tegar
57 Bertahan
58 Wajah baru, pribadi baru
59 Rencana Sarra
60 Awal baru
61 Terjebak
62 Terjebak 2
63 Wanitaku
64 My boy
65 Cemburu Adam
66 Kecurigaan Adam
67 Bertemu Davin
68 Morning sickness
69 Amarah Sarra
70 Ketakutan Sarra
71 Kematian Merry
72 Ancaman
73 Damon Draco
74 Babymoon
75 Ngidam
76 Rarra melahirkan
77 Ketegaran Davin
78 Rencana Damon
79 Penculikan
80 Penculikan 2
81 Tragedi
82 Bahagia di tengah nestapa
83 Rakha Mahendra
84 Last episode
85 Pengumuman
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Visual Tokoh
2
Penghianatan
3
Menghindar
4
Masa lalu
5
Pertemuan
6
Sebuah rasa
7
First kiss
8
Pertentangan Hati
9
Menepis perasaan
10
Dilema
11
Dewa penolong
12
Khawatir
13
Hasutan
14
Kemarahan Adam
15
Kemarahan Adam 2
16
Kembali Dilema
17
Menetapkan Hati
18
Malam pertama
19
Dijemput paksa
20
Kebenaran
21
Keegoisan Vino
22
Rindu yang menyiksa
23
Bukan tandingan
24
Nyonya Mahendra
25
Kejujuran Adam
26
Sarra sakit
27
Penyesalan seorang Ayah
28
Keputusan Adam
29
Berbahagialah
30
Bahagiaku bersamamu
31
Rutinitas pasutri
32
Cemburu
33
Cemburu part 2
34
Saling percaya
35
Konferensi pers
36
Honeymoon yang tertunda
37
Tenang sebelum badai
38
Teror
39
Mimpi buruk
40
Awal dendam
41
Keinginan Vino
42
Kebersamaan
43
Penyerangan
44
Kegelisahan Sarra
45
Saling memahami
46
Sarra semakin aneh
47
Kabar bahagia
48
Ngidam
49
Keluarga seutuhnya
50
Menemui Papa
51
Akibat keegoisan
52
Memupuk Kebencian
53
Prahara
54
Terpuruk
55
Menutup diri
56
Mencoba tegar
57
Bertahan
58
Wajah baru, pribadi baru
59
Rencana Sarra
60
Awal baru
61
Terjebak
62
Terjebak 2
63
Wanitaku
64
My boy
65
Cemburu Adam
66
Kecurigaan Adam
67
Bertemu Davin
68
Morning sickness
69
Amarah Sarra
70
Ketakutan Sarra
71
Kematian Merry
72
Ancaman
73
Damon Draco
74
Babymoon
75
Ngidam
76
Rarra melahirkan
77
Ketegaran Davin
78
Rencana Damon
79
Penculikan
80
Penculikan 2
81
Tragedi
82
Bahagia di tengah nestapa
83
Rakha Mahendra
84
Last episode
85
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!